5 Contoh Kalimat Aksara Swara Beserta Latin dan Terjemahannya
Rabu, Okt 2024

Aksara Swara-goodnewsfromindonesia-
DailySports.ID - Aksara Swara merupakan salah satu jenis Aksara Jawa. Aksara ini termasuk dalam salah satu aksara yang melengkapi Aksara Jawa agar menjadi kalimat yang lengkap dan utuh. Sebab, aksara ini hanya memuat huruf-huruf vokal a, i, u, e, dan o.
Dua aksara lainnya adalah Aksara Murda dan Aksara Rekan. Tulisan-tulisan dalam Bahasa Jawa dilengkapi dengan tanda baca yang disebut dengan sandhangan dan angka yang disebut dengan wilangan. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap, simak beberapa poin berikut.
Apa itu Aksara Swara
Ilustrasi - Aksara Swara-goodnewsfromindonesia-
Berdasarkan asal usulnya, aksara ini adalah tulisan yang diserap dari bahasa asing. Terdiri dari bunyi atau huruf tunggal, yakni a, i, u, e, dan o. Penggunaan salah satu jenis aksara Jawa ini tidak hanya untuk melengkapi kata, tetapi juga sebagai bentuk negasi atau penegas.
Aksara ini tidak memiliki pasangan sebagaimana aksara lainnya. Maka dalam penulisannya, harus ditambahkan pangkon pada sigegan yang ada di depannya. Hal ini bertujuan untuk menghentikan bunyi konsonan sebelumnya, sehingga aksara ini dapat berdiri sendiri sebagai vokal tunggal.
Berdasarkan penggunaannya, aksara ini banyak digunakan untuk menulis kata-kata serapan dari bahasa asing yang diawali dengan huruf vokal. Umumnya, diaplikasikan dalam penulisan nama diri dan sesuatu yang terhormat, seperti iklan, Al-Quran, urbanisasi, dan organisasi.
Aturan Aksara Swara
Ilustrasi - Aturan Aksara Swara-brainly-
Aturan penulisan aksara ini tidak terlalu rumit. Sebab, aksara ini merupakan bunyi yang berdiri sendiri tanpa harus bergabung dengan bunyi lain seperti konsonan, sehingga membentuk sebuah suku kata. Berikut beberapa aturan yang harus kamu ketahui sebelum menggunakannya.
1. Sebagai Awalan Kata dengan Huruf Pertama Vokal
Salah satu aturan dalam penggunaan aksara ini adalah bahwa tulisan Swara hanya bisa digunakan untuk kata dengan awalan huruf vokal. Awalan yang dimaksud dalam hal ini adalah huruf pertama dari kata tersebut, seperti Eropa, Amerika, Oktober, Arab, Indonesia, Argentina, dan lain sebagainya.
2. Berdiri Sendiri
Salah satu keistimewaan dari aksara ini adalah dapat berdiri sendiri tanpa harus dipasangkan dengan aksara lainnya. Meskipun berdiri sendiri, dalam tata gramatika Bahasa Jawa, bunyi ini sudah dapat membentuk kata.
3. Dikombinasikan dengan Sandhangan
Dalam sebuah kalimat, aksara ini kerap dikombinasikan dengan sandhangan atau tanda bunyi dalam huruf Jawa. Umumnya, tanda bunyi ini banyak digunakan pada akhir kata, sehingga bunyinya menjadi huruf mati. Terdapat 12 sandhangan dalam Bahasa Jawa.
- Wulu menandai vokal [i]
- Suku menandai vokal [u]
- Taling menandai vokal [é]
- Pepet menandai vokal [e]
- Taling Tarung menandai vokal [o]
- Layar menandai akhiran [r]
- Cecak menandai akhiran [ng],
- Wignyan menandai akhiran [h]
- Pangkon penanda penghilang vokal
- Pengkal tanda pengganti konsonan [ya]
- Cakra tanda pengganti konsonan [ra]
- Cakra keret tanda pengganti konsonan [re]
Cara Menggunakan Aksara Swara
Ilustrasi - Cara Menggunakan Aksara Swara-YouTube @Faroid Udin-
Aksara ini hanya digunakan pada awal kata yang memiliki huruf vokal. Maka penggunaannya, dapat diaplikasikan pada huruf [a] dalam kata Agustus (bukan hagustus), April (bukan hapril), huruf [i] pada kata India (bukan Hindia), Italia (bukan Hitalia), dan lain sebagainya.
Untuk bisa mendapatkan pemahaman yang lebih jelas, penting untuk mencermati contoh pengaplikasian aksara ini dalam sebuah kalimat. Contoh-contoh berikut dapat mempermudah pemahaman terkait bunyi vokal yang biasa ditekankan pada awal kata.
1. “Utara”
Saro menonton tarian Sumatera Utara
Saro nonton tarian Sumatera Utara
ꦱꦫꦺꦴꦤꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦴꦤ꧀ꦠꦫꦶꦪꦤ꧀ꦱꦸꦩꦠꦺꦫꦈꦠꦫ
2. “Irama”
Rara mengikuti senam irama di balai desa
Rara ngikuti senam irama ing balai desa
꧋ꦫꦫꦔꦶꦏꦸꦠꦶꦱꦼꦤꦩ꧀ꦆꦫꦩꦆꦁꦧꦭꦻꦣꦺꦱ
3. “Aceh”
Rencong adalah senjata tradisional Aceh
Rencong iku senjata tradisional Aceh
ꦫꦺꦚ꧀ꦕꦺꦴꦁꦆꦏꦸꦱꦼꦚ꧀ꦗꦠꦠꦿꦣꦶꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦕꦺꦃ
4. “Ishaq”
Reno membeli buku Kisah Nabi Ishaq
Reno tuku buku Kisah Nabi Ishaq
ꦉꦤꦺꦴꦠꦸꦏꦸꦧꦸꦏꦸꦏꦶꦱꦃꦤꦧꦶꦆꦱ꧀ꦲꦐ꧀
5. “Indonesia”
Jumlah pulau di Indonesia ada 17.001
Cacah pulo ing Indonesia ana sèwu pitung atus siji
꧋ꦕꦕꦃꦥꦸꦭꦺꦴꦆꦁꦆꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦶꦪꦄꦤꦱꦺꦮꦸꦥꦶꦠꦸꦁꦄꦠꦸꦱ꧀ꦱꦶꦗꦶ
Fungsi Aksara Swara
Ilustrasi - Fungsi Aksara Swara-YouTube @Angger Prakuntama-
Keunikan aksara ini terletak pada karakteristiknya yang berfungsi khusus dalam konteks penulisan tertentu. Dengan bentuk yang sederhana namun kaya makna, aksara ini memiliki peran yang tidak dapat diabaikan dalam tradisi literasi Jawa.
1. Menunjukkan Vokal
Salah satu fungsi utama aksara ini dalam penulisan Aksara Jawa adalah menunjukkan adanya vokal dalam suatu kata maupun kalimat. Sebab, aksara ini dapat mewakili bunyi-bunyi vokal a, i, u, e, dan o. Pada masa Jawa Kuna, aksara ini berjumlah 7 dengan tambahan re dan le.
Pada masa itu pula, aksara ini terbagi menjadi aksara pendek dan panjang dengan penjelas dalam kalimat. Namun sekarang, aksara ini disederhanakan dan menyesuaikan dengan bacaan maupun sistem gramatika Bahasa Jawa Modern. Oleh karena itu, hanya dikenal memiliki 5 aksara dasar.
2. Membedakan Makna Kata
Selain itu, aksara ini juga dapat membedakan makna kata melalui penekanan pelafalannya. Seperti kata dhateng dapat bermakna ‘ke’ atau ‘menuju’ dan ‘datang.’ Tergantung di mana si pembaca memberikan penekanan pada kata tersebut.
3. Membentuk Kata
Fungsi lain dari aksara ini adalah untuk membentuk kata. Tulisan Swara yang digunakan pada awal kalimat dapat melengkapi dan menyempurnakan sebuah kata, sehingga menjadi utuh. Hanya bisa ditempatkan di awal kata dan tidak bisa ditempatkan di tengah atau akhir.
Perbedaan Aksara Murda dan Swara
Perbedaan Aksara Murda dan Swara-YouTube @LUX-MEN EDUKASI-
Aksara Murda dan Swara adalah jenis-jenis Aksara Jawa. Meskipun berasal dari satu aksara yang sama, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang membuat kedua aksara ini istimewa. Dengan begitu, kedua aksara ini dapat digunakan secara bersamaan.
1. Aksara Dasar dan Jumlahnya
Perbedaan mencolok antara keduanya adalah pada aksara dasar dan jumlahnya. Aksara Murda memiliki 8 aksara dasar, yakni Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Nya, Ga, dan Ba. Sementara Aksara Swara hanya terdiri dari 5 aksara dasar, yakni a, i, u, e, dan o.
2. Bentuk
Tidak hanya itu, keduanya juga memiliki bentuk berbeda. Di mana Aksara Murda masing-masing terdiri dari dua huruf, sedangkan tulisan Swara hanya terdiri dari 1 huruf tunggal. Hal ini tentu berpengaruh dalam bentuk grafisnya. Aksara atau tulisan Swara memiliki grafis lebih sederhana.
3. Penggunaan
Keduanya juga memiliki perbedaan dalam hal penggunaannya. Aksara Murda digunakan untuk menulis huruf kapital pada gelar-gelar kehormatan. Seperti nama pemimpin raja atau ratu, nama orang, leluhur, kedudukan, pangkat, tempat, dan segala sesuatu yang dihormati dan dibanggakan.
Seperti Kerajaan Malaka, Perjanjian Kalijati, tarian Papua, senjata tradisional Banten, dan lain sebagainya. Sementara aksara atau tulisan Swara digunakan pada kata dengan huruf pertama vokal, seperti es krim, ekspor, onderdil, dan lain-lain.
Aksara Swara merupakan salah satu jenis Aksara Jawa yang dipakai sejak masa Jawa Kuna. Pada saat itu, ada 7 aksara dasar yang dipakai, yakni a, i, u, e, o, re, dan le. Namun seiring dengan perkembangan Bahasa Jawa menjadi lebih modern, jumlahnya berkurang 2 dan menjadi 5.
Pengurangan ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan bahasa saat ini. Maka, huruf yang dipakai hanya huruf-huruf vokal a, i, u, e, o. Aksara ini hanya bisa diaplikasikan pada awal kalimat yang memiliki huruf vokal dan tidak bisa digunakan pada tengah atau akhir kata.