Contoh Kalimat Aksara Rekan, Lengkap dengan Pengertian, Aturan, dan Fungsi

Contoh Kalimat Aksara Rekan, Lengkap dengan Pengertian, Aturan, dan Fungsi

Aksara Rekan-kabar24 bisnis-

DailySports.ID - Aksara Rekan termasuk dalam bagian Aksara Jawa. Dalam perkembangannya, aksara ini muncul sebagai wujud perpaduan antar budaya. Untuk memudahkan masyarakat menggunakan Bahasa Asing yang ditulis ke dalam Bahasa Jawa, maka diciptakanlah aksara ini.

Oleh karena itu dalam praktiknya, aksara ini kerap digunakan untuk menulis kata-kata serapan yang berasal dari Bahasa Asing, khususnya Bahasa Arab. Dengan begitu, kata tersebut tetap dapat dibaca sebagaimana bentuk aslinya.

Apa yang Dimaksud dengan aksara Rekan

Ilustrasi Apa yang Dimaksud dengan Aksara Rekan
Ilustrasi Apa yang Dimaksud dengan Aksara Rekan-shafta-

Istilah rekan berasal dari kata rekaan dalam Bahasa Indonesia. Maka, aksara ini dapat diartikan sebagai aksara yang direkayasa atau direka. Dalam bahasa atau Aksara Jawa, aksara ini termasuk dalam aksara tambahan yang biasa dikombinasikan dengan aksara-aksara Jawa lainnya.

Aksara ini umumnya digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari Bahasa Asing, khususnya dari Bahasa Arab. Mengapa demikian? Selama perkembangannya, Aksara Jawa yang memiliki huruf hanacaraka dan sebagainya tidak mampu memenuhi kebutuhan penulisan kata dari negara lain.

Oleh karena itu, sebagai upaya peleburan budaya, dibentuk aksara ini yang khusus berperan sebagai media untuk menulis kata-kata dari Bahasa Arab. Dalam penulisannya, kata-kata yang berasal dari Bahasa Asing maupun Bahasa Arab tidak selalu ditulis menggunakan aksara rekan. 

Dalam beberapa kasus, aksara ini juga dapat ditulis dengan huruf biasa. Penggunaan aksara rekan tidak berbeda jauh dengan penggunaan aksara Jawa lainnya. Beberapa huruf terkadang harus ditambahkan tanda cecak telu untuk mempermudah cara baca.

Aksara Rekan Ada Berapa?

Ilustrasi - Aksara Rekan Ada Berapa
Ilustrasi - Aksara Rekan Ada Berapa-X @bpnbdiy-

Aksara ini memiliki 5 huruf dasar dan 5 pasangan aksara. Terdiri dari bunyi kha, dza, fa atau va, za, dan gha. Apabila kata berbahasa Arab ditulis menggunakan aksara ini, maka bentuk aksaranya sama dengan tulisan latinnya. Seperti khatib berarti ditulis khatib atau dzikir ditulis dzikir.

Penulisan kata berbahasa Arab menggunakan aksara ini bertujuan untuk mempertahankan keasliannya. Dengan begitu, maknanya juga akan terjaga sebagaimana bentuk asalnya. Pun dengan menggunakan aksara ini, pembaca dapat mengetahui bahwa kata tersebut adalah kata serapan.

Namun, apabila aksara tersebut ditulis menggunakan huruf biasa, penulisannya tidak menggunakan bentuk latinnya. Melainkan, menggunakan ejaan Bahasa Indonesia. Seperti khatib menjadi katib, dzikir menjadi dikir, faham menjadi paham, zakat menjadi jakat, dan ghoib menjadi gaib.

Contoh lain aksara ini apabila ditulis dalam sebuah kalimat, seperti  ‘Nanda membaca doa Nabi Adam’ (Bahasa Indonesia); Nanda maca donga Nabi Adam (Bahasa Jawa Rekan); ꦤꦤ꧀ꦝꦩꦕꦣꦺꦴꦔꦤꦧꦶꦄꦣꦩ꧀ (tulisan Rekan).

Aturan Menulis Aksara Rekan

Ilustrasi - Aturan Menulis Aksara Rekan
Ilustrasi - Aturan Menulis Aksara Rekan-goodnewsfromindonesia-

Sebagaimana Aksara Bali, Aksara Murda, dan Aksara Swara, aksara ini juga memiliki beberapa aturan dalam penulisannya. Dengan begitu, kata yang berasal dari Bahasa Arab dapat dibaca dengan mudah dan dipahami maknanya. 

1. Tidak Semua Aksara Dasar Memiliki Pasangan

Meskipun terdapat jumlah pasangan yang sama dengan aksara dasarnya, tetapi tidak semua aksara dasar memiliki pasangan. Aksara yang memiliki pasangan hanyalah aksara fa atau va. Sementara yang lain tidak ada.

2. Dapat Dikombinasikan dengan Pasangan

Meskipun begitu, bukan berarti aksara kha, dza, za, dan gha. Tidak dapat dikombinasikan dengan pasangan fa atau va. Aksara-aksara Rekan itu tetap bisa dikombinasikan dengan bentuk-bentuk pasangannya. 

3. Dapat Dikombinasikan dengan Sandhangan

Selain itu, aksara ini juga dapat dikombinasikan dengan sandhangan atau tanda diakritik yang mampu mengubah bunyi dalam Aksara Jawa. Sandhangan-sandhangan itu dapat berupa sandhangan wyanjana, swara, maupun panyigeg.

Mengapa Aksara Jawa banyak menggunakan sandhangan? Sebab dalam Aksara Jawa, aksara yang tidak dikombinasikan dengan sandhangan dilafalkan sebagai perpaduan konsonan dan vokal a. Maka, untuk menjaga bentuk aslinya, dikombinasikanlah kata-kata tersebut dengan sandhangan.

Contoh Kalimat Aksara Rekan

Ilustrasi - Contoh Kalimat Aksara Rekan
Ilustrasi - Contoh Kalimat Aksara Rekan-goodnewsfromindonesia-

Penulisan aksara ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan Aksara Jawa pada umumnya. Terdapat beberapa perbedaan bentuk dalam beberapa huruf saja. Simak contoh penulisan Aksara Jawa Rekan dalam kalimat-kalimat berikut ini.

1. Saya membaca doa qunut

Aku maca donga qunut

ꦱꦪꦩꦼꦩ꧀ꦧꦕꦣꦺꦴꦄꦐꦸꦤꦸꦠ꧀

2 Adik membaca kisah Nabi Yunus

Adi maca crita Nabi Yunus

ꦄꦣꦶꦏ꧀ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦕꦏꦶꦱꦃꦤꦧꦶꦪꦸꦤꦸꦱ꧀

3. Ibu menulis doa Nabi Khidir

Ibu nulis donga Nabi Khidir

ꦆꦧꦸꦩꦼꦤꦸꦭꦶꦱ꧀ꦝꦺꦴꦄꦤꦧꦶꦏ꦳ꦶꦣꦶꦂ

4. Ayah menilik peninggalan Kerajaan Aceh

Bapak Ndelok peninggalan kerajaan Aceh

ꦄꦪꦃꦩꦼꦤꦶꦭꦶꦏ꧀ꦥꦼꦤꦶꦁꦒꦭꦤ꧀ꦏꦼꦫꦗꦄꦤ꧀ꦄꦕꦺꦃ

5. Kakak belajar doa Nabi Muhammad

Kakang sinau donga Nabi Muhammad

ꦏꦏꦏ꧀ꦧꦼꦭꦗꦂꦣꦺꦴꦄꦤꦧꦶꦩꦸꦲꦩ꧀ꦩꦣ꧀

6. Sinta menulis Kisah Nabi Ibrahim

Sinta nulis crita Nabi Ibrahim

ꦱꦶꦤ꧀ꦠꦤꦸꦭꦶꦱ꧀ꦕꦿꦶꦠꦤꦧꦶꦆꦧꦿꦲꦶꦩ꧀

7. Lonceng Cakra Donya adalah peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

Lonceng Cakra Donya iku peninggalan Kraton Samudra Pasai

꧋ꦭꦺꦴꦚ꧀ꦕꦺꦁꦕꦏꦿꦣꦺꦴꦚꦆꦏꦸꦥꦼꦤꦶꦁꦒꦭꦤ꧀ꦏꦿꦠꦺꦴꦤ꧀ꦱꦩꦸꦣꦿꦥꦱꦻ

Fungsi Aksara Rekan

Ilustrasi - Fungsi Aksara Rekan
Ilustrasi - Fungsi Aksara Rekan-Pinterest @Fina Nuryana-

Setiap aksara dalam Bahasa Jawa, memiliki perannya masing-masing, sehingga dapat menjembatani beragam bunyi dan suara yang tidak ada dalam aksara asli. Fungsi utama aksara ini adalah untuk melambangkan bunyi-bunyi serapan dari Bahasa Asing, khususnya Bahasa Arab.

Dengan adanya aksara ini, memungkinkan penulisan kata-kata asing dalam teks beraksara Jawa tanpa kehilangan keakuratan bunyi aslinya, sehingga memperkaya dan memperluas cakupan bahasa tulisan dalam berbagai konteks agama, budaya, dan literatur.

Jenis Aksara Jawa Lainnya

Selain Aksara Rekan, terdapat beberapa Aksara Jawa lainnya yang dahulu pernah digunakan pada masa Jawa Kuna. Aksara-aksara berikut juga menjadi aksara pembantu atau aksara pelengkap dalam menuliskan Bahasa Jawa menggunakan Aksara Jawa.

1. Aksara Murda

Ilustraso - Aksara Murda
Ilustraso - Aksara Murda-goodnewsfromindonesia-

Berdasarkan sejarah yang ada, Aksara Murda merupakan jenis aksara pada Bahasa Jawa yang pertama kali muncul. Aksara ini biasa digunakan untuk menulis nama pemimpin, nama orang, leluhur, gelar, kedudukan, pangkat, tempat, dan segala sesuatu yang dihormati dan dibanggakan.

Terdiri 8 aksara dasar, yakni Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Nya, Ga, dan Ba yang masing-masing memiliki pasangan. Berdasarkan aturannya, aksara ini hanya bisa digunakan pada awal kata nama-nama tokoh terhormat, gelar, tempat, dan lain sebagainya. 

Oleh karena itu, tidak bisa digunakan pada tengah atau akhir kata. Mengapa demikian? karena aksara adalah aksara pengganti huruf kapital sebagaimana dalam Bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Jawa, penggunaan huruf kapital digantikan oleh Aksara Murda.

2. Aksara Swara

Ilustrasi - Aksara Swara
Ilustrasi - Aksara Swara-goodnewsfromindonesia-

Aksara selanjutnya adalah Aksara Swara. Aksara ini merupakan grafis yang diserap dalam Bahasa Asing. Pada zaman dahulu, Aksara Swara terdiri dari 7 aksara dasar, yakni a, i, u, e, o, re, dan le. Seiring dengan berkembangnya Bahasa Jawa menjadi lebih modern, aksara ini disesuaikan.

Penggunaan Aksara Swara mengikuti perkembangan Bahasa Jawa modern, sehingga hanya digunakan 5 aksara vokal saja, yakni a, i, u, e, dan o. Berdasarkan penggunaannya, aksara ini hanya bisa digunakan pada awal kata huruf pertama vokal, seperti Indonesia, Argentina, dan Eropa.

Keistimewaan dari aksara ini adalah bahwa Aksara Swara dapat berdiri sendiri dan membentuk sebuah kata, tanpa harus dipasangkan dengan aksara lainnya. Sama seperti aksara lainnya, aksara ini pun dapat dikombinasikan dengan beberapa sandhangan dalam Bahasa Jawa.

3. Aksara Wilangan

Ilustrasi - Aksara Wilangan
Ilustrasi - Aksara Wilangan-goodnewsfromindonesia-

Dalam Bahasa Jawa, istilah-istilah bilangan disebut sebagai Aksara Wilangan. Aksara ini memuat nama-nama angka dari nol sampai tak terhingga. Berdasarkan tata gramatikalnya, aksara ini berperan untuk menunjukkan keberadaan suatu angka dalam sebuah bahasa.

Aksara Rekan adalah aksara yang digunakan untuk menulis kata-kata serapan dari bahasa asing, khususnya Bahasa Arab. Aksara ini terdiri dari 5 aksara dasar, yakni kha, dza, fa atau va, za, dan gha beserta pasangannya.

Contoh kalimat yang ditulis dengan aksara ini adalah’ Audi mencari buku Kisah Nabi Luth’ (Bahasa Indonesia); Audi nggolek buku crita Nabi Luth (Bahasa Jawa Rekan); ꦎꦴꦣꦶꦔ꧀ꦒꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦧꦸꦏꦸꦕꦿꦶꦠꦤꦧꦶꦭꦸꦛ꧀ (tulisan Rekan).

Tag
Berita Terkait