15 Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai Lengkap Beserta Gambarnya
Jumat, Jul 2024

Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai -getlost-
DailySports.ID - Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai menjadi jendela bagi kita untuk mengintip kejayaan masa lampau Nusantara. Sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia, Samudra Pasai bukan hanya pusat perdagangan yang ramai, tetapi juga pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya.
Jejak-jejak peradabannya masih dapat kita temui hingga kini, tersebar di berbagai penjuru Aceh. Mulai dari nisan-nisan kuno yang menandai makam raja-raja, hingga koin-koin emas yang menjadi bukti kemakmuran ekonomi. Mari kita telusuri lebih dalam kekayaan warisan Samudra Pasai.
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai Beserta Penjelasannya Lengkap
Berbagai peninggalan dari Kerajaan Samudra Pasai menjadi bukti jika penyebaran Islam di Indonesia sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Simak apa saja bukti peninggalan dan mari kita mempelajarinya.
1. Nisan Sultan Malik Al-Saleh
Nisan Sultan Malik Al-Saleh-sultanateinstitute-
Nisan Sultan Malik Al-Saleh merupakan peninggalan penting dari Kerajaan Samudra Pasai. Sultan Malik Al-Saleh, pendiri kerajaan ini, wafat pada 696 H (1297 M). Nisannya terbuat dari batu andesit dengan pahatan kaligrafi Arab yang indah.
Mengandung ayat-ayat Al-Qur'an dan inskripsi yang menggambarkan beliau sebagai pemimpin yang bertaqwa, dermawan, dan pemberi nasehat. Batu nisan ini merupakan bukti sejarah penyebaran Islam awal di Sumatra.
2. Nisan Sultan Muhammad Malik Az-Zahir
Nisan Sultan Muhammad Malik Az-Zahir-detik-
Nisan Sultan Muhammad Malik Az-Zahir menjadi bukti sejarah yang tak ternilai. Nisan ini mencerminkan hubungan perdagangan yang erat antara Samudra Pasai dan India pada masa itu.
Inskripsi yang terukir di nisan tersebut menggambarkan sang sultan sebagai "Cahaya Dunia dan Agama". Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai ini juga mencatat peran penting Sultan Muhammad Malik Az-Zahir dalam memperkenalkan koin emas sebagai mata uang resmi kerajaan.
3. Nisan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir
Nisan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir-grid-
Sultan Mahmud Malik Az-Zahir adalah penerus Sultan Muhammad Malik Az-Zahir. Nisannya juga terbuat dari batu granit, dengan inskripsi yang mencerminkan kebijaksanaan dan kekuatan beliau sebagai pemimpin.
4. Nisan Sultan Zainal Abidin Malik Az-Zahir
Nisan Sultan Zainal Abidin Malik Az-Zahir-mapesaaceh-
Di masa penuh gejolak, Sultan Zainal Abidin Malik Az-Zahir meninggalkan jejak kepemimpinan yang tak terlupakan bagi Kerajaan Samudra Pasai. Salah satunya adalah nisan beliau yang terukir indah dengan kaligrafi Arab, menjadi simbol kekuatan dan kebijaksanaan sang sultan.
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai ini tak hanya bernilai seni, tetapi juga menyimpan kisah perjuangan Sultan Zainal Abidin dalam mempertahankan wilayah kekuasaan dan menjaga stabilitas kerajaan.
5. Nisan Putri Nahrasiyah
Nisan Putri Nahrasiyah-merahputih-
Bersemayam di Kuta Krueng, Aceh Utara, nisan Putri Nahrasiyah menjadi saksi bisu peran penting perempuan dalam sejarah Kerajaan Samudra Pasai. Terbuat dari marmer, nisan ini adalah peninggalan berharga dari masa lampau.
6. Lonceng Cakra Donya
Lonceng Cakra Donya-wikimedia-
Sebagai simbol persahabatan antara Kesultanan Pasai dan Dinasti Ming, lonceng Cakra Donya menjadi salah satu peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang sarat makna. Diberikan oleh Laksamana Cheng Ho pada 1414 , lonceng ini awalnya ada di kapal perang Sultan Iskandar Muda.
Menyimpan kisah perjalanan panjang, lonceng Cakra Donya yang terbuat dari besi ini kemudian dipindahkan ke Masjid Raya Baiturrahman sebelum akhirnya menjadi koleksi Museum Aceh.
7. Koin Emas Dirham
Koin Emas Dirham-detik-
Di masa kejayaannya, Kerajaan Samudra Pasai meninggalkan jejak peradaban yang tak ternilai, salah satunya adalah koin emas dirham. Diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik Az-Zahir.
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai ini membuktikan kemajuan ekonomi dan hubungan dagang yang luas dengan berbagai wilayah, termasuk Arab dan India. Lebih dari sekadar alat tukar, dirham Samudra Pasai juga menjadi bukti penting perkembangan Islam di Nusantara.
8. Makam Raja-raja Samudra Pasai
Makam Raja-raja Samudra Pasai-kompas-
Di Beuringin, Aceh Utara, tersimpan jejak kejayaan Kerajaan Samudra Pasai dalam kompleks makam raja-rajanya. Nisan Sultan Malik Al-Saleh, Sultan Muhammad Malik Az-Zahir, dan beberapa raja lainnya menjadi saksi bisu sejarah panjang kerajaan tersebut.
Makam-makam ini bukan hanya tempat peristirahatan terakhir para raja, tetapi juga bukti penting penyebaran Islam dan kejayaan kerajaan di Sumatra. Peninggalan ini menjadi destinasi ziarah sekaligus sumber pengetahuan sejarah yang tak ternilai harganya.
9. Batu Bersurat
Batu Bersurat-historia-
Menjadi bukti sejarah dan kebudayaan Kerajaan Samudra Pasai, batu bersurat peninggalan kerajaan ini menyimpan informasi berharga tentang berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, termasuk tarian Aceh yang kaya akan nilai budaya.
Umumnya bertuliskan aksara Arab Jawi, batu bersurat ini mengabadikan peristiwa penting, silsilah raja, serta hubungan diplomatik kerajaan. Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai ini juga menjadi bukti kuat tentang jejaring internasional yang dibangun dengan dinasti-dinasti besar di Asia.
10. Hikayat Raja-raja Pasai
Hikayat Raja-raja Pasai-grid-
Ditulis dalam aksara Jawa, Hikayat Raja-raja Pasai menjadi salah satu sumber sejarah penting tentang Kerajaan Samudra Pasai. Naskah ini mengisahkan perjalanan para raja yang pernah berkuasa di kerajaan tersebut, termasuk hubungan Majapahit dan Mataram.
Menyimpan cerita yang kaya akan nilai sejarah, Hikayat Raja-raja Pasai tidak hanya menjadi sumber informasi tentang masa lalu, tetapi juga menginspirasi lagu daerah Aceh yang sarat makna.
11. Stempel Kerajaan
Stempel Kerajaan-acehkita-
Berasal dari Desa Kuta Krueng, Aceh Utara, stempel peninggalan Kerajaan Samudra Pasai menjadi bukti otentik keberadaan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Terbuat dari tanduk hewan dengan ukuran 2x1 cm, stempel ini bertuliskan "Mamlakah Muhammad" dalam kaligrafi Khufi.
Sebagai milik Sultan Muhammad Malik Az-Zahir, stempel ini merupakan simbol otoritas dan kekuasaan kerajaan pada masanya. Meski kondisinya telah patah, usia stempel yang diperkirakan lebih dari 600 tahun menjadikannya artefak bersejarah yang tak ternilai harganya.
12. Reruntuhan Benteng
Reruntuhan Benteng-waspadaceh-
Reruntuhan benteng Samudra Pasai menjadi bukti penting sejarah pertahanan di Aceh Utara. Saksi bisu pertempuran yang terjadi di wilayah kerajaan. Tersebar di beberapa lokasi, benteng ini dibangun untuk melindungi kerajaan dari Portugis dan kerajaan-kerajaan lain.
13. Kompleks Makam Kuta Krueng
Kompleks Makam Kuta Krueng-mapesaaceh-
Situs pemakaman raja-raja Samudra Pasai, kompleks makam Kuta Krueng, menjadi saksi bisu kejayaan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Di sinilah bersemayam makam Sultan Malik Al-Saleh dan beberapa sultan lainnya.
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir para penguasa. Namun, juga memberikan wawasan berharga tentang adat istiadat pemakaman dan status sosial mereka pada masa itu.
14. Sumur Batu
Sumur Batu-tribunnews-
Sumur Batu di Samudra Pasai menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang menarik perhatian. Sumur ini berfungsi sebagai sumber air bersih bagi penduduk kerajaan.
Keberadaan Sumur Batu juga mencerminkan pentingnya pengelolaan ekosistem air dalam kehidupan masyarakat Samudra Pasai. Sumber daya air yang melimpah menjadi berkah bagi warga kerajaan.
15. Fragmen Keramik Asing
Fragmen Keramik Asing-hurahura-
Kerajaan Samudra Pasai memiliki hubungan dagang internasional yang luas. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fragmen keramik asing dari Tiongkok dan Persia di situs kerajaan tersebut.
Peninggalan ini tidak hanya menunjukkan pengaruh budaya asing yang kuat, tetapi juga menjadi bukti adanya interaksi dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Kerajaan Perlak, Kerajaan Melayu, Kerajaan Pajang, dan Kerajaan Pajajaran.
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai bukan sekadar benda mati atau cerita usang. Kerajaan adalah bagian tak terpisahkan dari identitas dan kebanggaan masyarakat Aceh. Apalagi hingga saat ini masih ada dan terjaga.
Melalui upaya pelestarian dan penelitian yang berkelanjutan, kita dapat menggali lebih dalam nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap peninggalan. Selain itu juga memperkaya khazanah sejarah dan budaya bangsa.