Kerajaan Pajang: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Peninggalannya

Kerajaan Pajang: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Peninggalannya

Kerajaan Pajang-kampoengbatiklaweyan-

DailySports.ID - Kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang juga merupakan salah satu kerajaan yang bercorak Islam dan berkuasa di Nusantara, tepatnya di Jawa Tengah. Pusat pemerintahan kerajaan ini berada di Surakarta yang berbatasan langsung dengan Desa Pajang, Surakarta dan Makamhaji, Kartasura.

Menurut kisah sejarahnya, Kesultanan Pajang dahulunya didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jaka Tingkir. Masih banyak cerita sejarah menarik lainnya dari kerajaan yang didirikan oleh Jaka Tingkir dan kamu bisa menyimak dari ulasan berikut ini:

Sejarah Kerajaan Pajang Singkat dan Lengkap

Pada tahun 1568 atau masih di abad ke-16 Masehi, seseorang yang dikenal dengan nama Jaka Tingkir mendirikan sebuah kerajaan yang diberi nama Pajang. Kerajaan satu ini tidak luput atas keterkaitan dengan runtuhnya Kerajaan Demak yang terjadi di tahun 1549 Masehi.

Ketika itu, seorang bernama Arya Penangsang melakukan sebuah pemberontakan terhadap Kerajaan Demak, namun dihalangi oleh menantu raja Demak, yakni Jaka Tingkir. Kehidupan Arya Penangsang berakhir karena dibunuh menggunakan keris Kyai Setan Kober dari Sunan Kalijaga.

Nah, atas keberhasilan tersebut akhirnya menantu raja, yakni Jaka Tingkir menjadi satu-satunya pewaris tahta dari Kerajaan Demak. Akan tetapi ketika memasuki tahun 1568 Masehi, pusat pemerintahan kerajaan tersebut akhirnya dipindah ke daerah Pajang.

Pemindahan inilah yang secara tidak langsung mengubah Kerajaan Islam Demak menjadi kerajaan baru yang bernama Pajang. Karena mendapatkan dukungan dari Walisongo, pada akhirnya Jaka Tingkir dinobatkan sebagai raja pertama di Kerajaan Pajang.

Meskipun sudah runtuh, masih ada peninggalan Kerajaan Demak yang hingga kini masih ada, salah satunya adalah Masjid Agung Demak.

Masa Kejayaan Kerajaan Pajang

Kerajaan bercorak Islam selain Pajang seperti Kerajaan Tidore, Kerajaan Gowa Tallo, bahkan Kerajaan Ternate juga memiliki kisah masa kejayaan masing-masing. Ceritanya sudah pasti berbeda, apalagi masing-masing berasal dari tanah yang tidak sama. 

Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang merupakan raja pertama berkuasa di kerajaan ini selama kurang lebih 15 tahun lamanya. Selama 15 tahun sang raja mampu dan berhasil mengantarkan Pajang ke puncak kejayaan meskipun ia pertama kali menjabat sebagai raja. 

Wilayah kekuasaan kerajaan ini semakin meluas, bahkan hingga ke Jawa Timur dan berhasil menduduki sebagian wilayah, mulai dari Madiun, Blora dan juga Kediri. Tidak hanya itu saja, kerajaan yang bersifat agraris ini juga mengalami kemajuan dan perkembangan pesat di bidang pertanian. 

Tentunya hal tersebut dapat terjadi karena adanya dukungan dari letak wilayah yang berada di dataran rendah dan mempertemukan Sungai Pepe serta Dengkeng. Maka dari itulah, akhirnya kawasan di bawah kekuasaan Pajang menjadi lumbung beras utama di Pulau Jawa. 

Masa Keruntuhan Kerajaan Pajang

Hal yang sangat disayangkan, di masa kepemimpinan Jaka Tingkir yang membawa Pajang di puncak kejayaan harus segera berakhir atau tidak dapat bertahan lama, seperti Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Bali, dan juga Kerajaan Cirebon.

Pada tahun 1582 Masehi, peperangan terjadi di antara Kerajaan Mataram dan Kesultanan Pajang yang mengakibatkan sang raja yakni Jaka Tingkir jatuh sakit selama beberapa waktu. Akhirnya sang raja meninggal akibat sakit tersebut, sehingga kerajaan mengalami kekosongan kekuasaan.

Kepergian Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya menjadi salah satu penyebab besar keruntuhan Kerajaan Islam Pajang. Selain itu, terdapat konflik internal karena kekosongan kekuasaan, yakni perebutan kekuasaan antara Arya Pangiri sang menantu dan Pangeran Benawa sang anak.

Pada akhirnya konflik perebutan kekuasaan tersebut dimenangkan oleh Arya Pangiri yang kemudian menjadi raja Pajang kedua di tahun 1583. Namun tidak berselang lama, Pangeran Benawa melakukan serangan kepada Kesultanan Pajang karena mendapat bantuan dari Kerajaan Mataram.

Pangeran Benawa pun berhasil merebut tahta kerajaan dan menjadi raja sekitar 1 tahun lamanya, karena beliau lebih tertarik untuk menyebarkan agama Islam. Kekuasaan tersebut berakhir tanpa putra mahkota tepat di tahun 1587 dan akhirnya Pajang benar-benar runtuh.

Peninggalan Kerajaan Pajang Beserta Gambarnya Lengkap

Kerajaan Pajang meninggalkan beberapa saksi bisu kekuasaannya, mulai dari bangunan hingga benda pusaka. Setidaknya ada lima peninggalan besar dari pemerintahan kesultanan Pajang yang hingga kini masih bisa kamu lihat. Inilah daftarnya:

1. Masjid Laweyan

Masjid Laweyan
Masjid Laweyan-detik-

Jika Kerajaan Malaka yang bercorak Islam meninggalkan bangunan Masjid Raya Baiturrahman, maka Kesultanan Pajang juga meninggalkan masjid, yakni Masjid Laweyan. Masjid peninggalan Kesultanan Pajang ini juga dikenal dengan nama lain, yakni Masjid Ki Ageng Henis.

Termasuk masjid tua, kamu bisa menjumpainya ketika berkunjung ke Kota Solo, Jawa Tengah. Dulunya masjid ini dibangun oleh Sunan Kalijaga di tahun 1546 Masehi, kemudian hingga sekarang masih sangat terawat dengan baik.

Tujuan dari pembangunan tempat ibadah umat Islam ini adalah untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Pajang dan sekitarnya. Hal yang menjadi unik dari masjid ini adalah adanya beberapa sudut yang ternyata digunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu.

2. Pasar Laweyan

Pasar Laweyan
Pasar Laweyan-KLY-

Pasar Laweyan juga menjadi satu dari banyaknya peninggalan Kesultanan Pajang dan menjadi saksi kebesaran kerajaan ini. Dulunya, Pasar Laweyan sudah difungsikan sebagai pusat kegiatan masyarakat untuk kepentingan berdagang.

Transportasi di sekitar pasar ini juga sangat mudah, apalagi lokasinya sangat strategis dan dekat dengan Bandar Kabanaran. Ketika masih berjaya, Pasar Laweyan juga digunakan sebagai tempat menyebarkan agama Islam dengan cara mengajarkan warga untuk membatik.

3. Makam Bangsawan Pajang

Makam Bangsawan Pajang
Makam Bangsawan Pajang-portaldesa-

Makam Bangsawan Pajang dibangun tidak jauh dari Masjid Laweyan yang dibangun sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap seluruh keluarga kerajaan dan bangsawan yang memiliki banyak sekali jasa di masa lalu.

Tidak hanya itu saja, kamu juga bisa menjumpai beberapa makam keluarga dari Keraton Surakarta di komplek pemakaman ini, misalnya saja makam Putra Pakubuwono IX, Pangeran Widjil I Kadilangu, Permaisuri Pakubuwono V, dan lainnya.

4. Bandar Kabanaran

Bandar Kabanaran
Bandar Kabanaran-surakarta-

Kerajaan Pajang juga meninggalkan sebuah bandar, yakni Bandar Kabanaran yang menjadi hal penting bagi kerajaan. Tujuan dari pembangunan bandar ini adalah agar mempermudah arus lalu lintas dagang sehingga menunjang perekonomian masyarakat.

Hal tersebut membuat pedagangan tidak pernah sepi, bahkan dipenuhi dengan pedagang yang ingin memperjual belikan barangnya dengan perahu. Nah, dari Bandar Kabanaran ini nantinya semua perahu akan menuju ke Bandar Nusupan yang berada tepat di pinggiran Sungai Bengawan Solo.

5. Keris Kyai Setan Kober

Keris Kyai Setan Kober
Keris Kyai Setan Kober-okezone-

Sebelumnya sudah pernah disinggung tentang Keris Kyai Setan Kober yang berhasil membuat Jaka Tingkir menjadi seorang raja di Kesultanan Pajang. Sebenarnya keris ini dibuat secara langsung oleh Sunan Kalijaga yang kemudian secara khusus diberikan kepada Jaka Tingkir.

Akhirnya keris ini menjadi senjata ampuh yang mampu menumbangkan Arya Penangsang ketika perebutan kekuasaan di Demak untuk terakhir kalinya. Namun karena Pajang berhasil diruntuhkan karena konflik perebutan, akhirnya keris ini diserahkan ke Mataram sebagai tanda penyerahan kekuasaan.

Kerajaan Pajang merupakan kerajaan bercorak Islam yang dulunya bernama Kerajaan Demak, namun karena adanya perpindahan pusat pemerintahan akhirnya berubah nama. Pertama kali Kesultanan Pajang didirikan dan dipimpin oleh seorang raja bijak, yakni Jaka Tingkir.

Berita Terkait