6 Pakaian Adat Lampung Beserta Gambar dan Penjelasannya Lengkap
Selasa, 10 September 2024, 22:27 WIB

pakaian adat lampung-traveloka-
DailySports.ID - Pakaian adat Lampung merupakan simbol kekayaan budaya dan tradisi masyarakat yang memiliki akar sejarah panjang. Setidaknya ada dua kelompok adat utama di Lampung, yaitu Pepadun dan Saibatin, yang masing-masing punya ciri khusus dalam makanan khas Lampung maupun pakaian adatnya.
Kali ini, kamu akan mengenal lebih dekat tentang pakaian adat dari Lampung. Pakaian-pakaian ini tidak hanya menjadi busana seremonial, tetapi juga menggambarkan identitas dan status sosial pemakainya. Ayo coba simak apa saja pakaian adat Bandar Lampung pada pembahasan artikel ini!
6 Jenis pakaian adat Lampung
Dalam setiap upacara adat di Lampung, masyarakat pasti mengenakan pakaian tradisional. Sayangnya, dampak negatif globalisasi membuat banyak anak muda berpakaian kebarat-baratan tanpa mengenal pakaian adat daerahnya. Inilah beberapa nama pakaian adat daerah Lampung yang perlu kamu tahu!
1. Pakaian Adat Sesapuran
Sesapuran adalah jenis baju kurung tanpa lengan yang dikenakan oleh pengantin wanita. Baju ini biasanya terbuat dari bahan satin berwarna putih, yang melambangkan kesucian. Pakaian adat khas Lampung ini memiliki desain yang anggun dan sering kali dihiasi dengan detail menarik.
Sesapuran dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dalam upacara adat, terutama pada saat pernikahan. Pada pengantin pria, sesapuran diikatkan di luar sarung tumpal, sedangkan pada pengantin wanita, sesapuran dapat dikenakan bersama dengan baju kurung putih dan dihiasi dengan rumbai.
2. Pakaian Adat Kain Tumpal
Kain tumpal adalah kain sarung khas yang dikenakan oleh pengantin pria. Kain ini biasanya terbuat dari bahan yang ditenun dengan benang emas, memberikan kesan mewah dan elegan. Kain tumpal dikenakan sebatas lutut dan sering kali dipadukan dengan baju kemeja putih dan celana panjang hitam.
Motif tumpal pada kain ini dianggap sebagai simbol kekuatan dan perlindungan. Dalam beberapa budaya, tumpal juga dianggap sebagai lambang keberuntungan dan penolak bala. Dengan demikian, kain tumpal juga merupakan representasi dari nilai-nilai dan tradisi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
3. Pakaian Adat Kain Tapis
Pakaian Adat Kain Tapis-fitinline-
Kain tapis adalah sebuah sarung yang terbuat dari benang kapas. Sarung tersebut juga dihiasi dengan sulaman benang berwarna emas atau perak. Dalam pernikahan, fungsi pakaian adat Lampung ini dikenakan oleh pengantin wanita sebagai pakaian adat.
Namun, berkat dampak positif globalisasi saat ini, transfer teknologi pun sudah semakin memudahkan proses pembuatan kain tapis menggunakan alat tenun mesin. Mesin tersebut menjadi salah satu contoh globalisasi bidang IPTEK yang patut diapresiasi keberadaannya dan perlu didukung.
4. Pakaian Adat Tuguk Maduaro
Tuguk merujuk kepada atasan atau baju panjang yang terbuat dari kain tradisional Lampung, seperti besurek atau tapis. Baju ini memiliki potongan longgar lengan panjang dan dihiasi bordir atau sulaman indah di bagian dada, lengan, dan bawahnya. Inilah yang menjadi keindahan utama dari tuguk.
Sementara itu, maduaro adalah kain panjang yang digunakan sebagai rok atau celana panjang bagi perempuan. Kain ini biasanya terbuat dari batik Lampung dengan warna cerah dan motif khas. Kombinasi antara tuguk dan maduaro menciptakan penampilan anggun, sangat cocok untuk acara pernikahan.
5. Setelan Adat Teluk Belanga Pria
Setelah teluk belanga dalam pakaian adat Lampung khusus dikenakan oleh laki-laki, terutama yang sudah menikah. Tetapi, setelan ini tidak boleh dipakai oleh tetua. Setelan ini biasanya berwarna gelap dan dikenakan dengan sarung songket di luar celana hingga sebatas lutut.
Berbeda dengan busana teluk belanga pada pakaian adat Kepulauan Riau, pasangan dari pria yang mengenakan setelan teluk belanga memakai baju beludru hitam yang dihiasi sulaman benang emas pada kerah, pinggir bagian depan, dan bawah. Tidak heran jika pakaian adat ini jadi terkesan mewah.
6. Pakaian Adat Kain Kapal
Pakaian Adat Kain Kapal-goodnewsfromindonesia-
Kain kapal merupakan bagian dari pakaian adat bangsawan dan melambangkan ikatan kekerabatan. Kain kapal sebenarnya berkaitan dengan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan peninggalan Kerajaan Majapahit. Pada masa lalu, kain ini digunakan di berbagai acara seperti kelahiran dan pernikahan.
Selain itu, kain Kapal juga berfungsi sebagai penutup atau pembungkus, sapu tangan untuk mempelai, alas kepala, tempat duduk, hingga dipajang di dinding. Motifnya menyerupai kapal fisik, memiliki unsur geometris, serta bingkai hiasan berupa gambar hewan dan manusia.
Aksesoris Pakaian Adat di Lampung
Pakaian adat rasanya tidak akan lengkap jika tidak dipadupadankan dengan aksesoris yang menyertainya. Di bawah ini, ada beberapa aksesoris yang umumnya digunakan sebagai pelengkap pakaian adat:
1. Hiasan Rumbai
Hiasan rumbai merujuk pada ornamen yang biasanya terletak di bagian bawah sesapuran. Rumbai ini terbuat dari benang yang dijalin sedemikian rupa sehingga menciptakan efek visual yang menarik. Hiasan ini tidak hanya menambah keindahan pakaian, tetapi juga memiliki nilai yang tinggi secara estetika.
Pada pakaian pengantin wanita, rumbai sering kali dipasang di bagian bawah selappai (baju tanpa lengan) dan juga pada kain tapis yang dikenakan sebagai bawahan. Hiasan rumbai juga dapat ditemukan pada pakaian adat Lampung pengantin pria, yaitu diikatkan di bagian luar sarung.
2. Siger Pepadun
Siger pepadun memiliki bentuk yang khas dengan sembilan lekukan atau ruji, yang dikenal sebagai Siger Lekuk Siwo. Setiap lekukan ini melambangkan sembilan marga yang ada di Lampung, yaitu Abung Siwo Megou. Siger ini biasanya dihiasi dengan ornamen yang menyerupai bunga dan memiliki detail rumit.
Warna yang dominan pada pakaian adat pepadun adalah putih, yang melambangkan kesucian dan kehormatan. Pakaian ini sering kali dipadukan dengan aksesoris berwarna emas. Siger pepadun biasanya dikenakan oleh pengantin wanita sekaligus sebagai simbol status dan identitas budaya.
3. Siger Pebatin
Berbeda dengan pepadun, siger saibatin memiliki tujuh lekukan, yang dikenal sebagai Lekuk Pitu. Setiap lekukan ini melambangkan gelar-gelar kepemimpinan dalam masyarakat Saibatin, seperti sultan, raja jukuan, batin, radin, minak, kimas, dan mas.
Siger ini biasanya berwarna merah menyala, yang mencerminkan kemewahan dan kekuatan. Pakaian adat Saibatin sering dikenakan oleh pengantin wanita dan terlihat lebih mewah dibandingkan dengan Pepadun. Selain warna merah, aksesoris yang digunakan juga sering kali berwarna emas dan perak.
4. Kain Selendang Lampung
Kain selendang Lampung adalah salah satu elemen penting dalam busana adat masyarakat Lampung, baik Pepadun maupun Saibatin. Kain selendang pada pakaian adat Lampung ini digunakan sebagai aksesori pelengkap yang dipadupadankan dengan pakaian tradisional lainnya.
Kain selendang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu limar, dewangga, dan batik. Selendang limar memiliki corak dan motif khas, serta sering digunakan dalam acara formal maupun adat. Di sisi lain, selendang dewangga terkenal dengan motifnya rumit dan detail, sementara selendang batik punya corak unik.
Pakaian adat Lampung merupakan bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Meskipun dampak perubahan sosial tidak dapat dihindari karena adanya globalisasi, setidaknya generasi muda tetap harus mengenal pakaian adat ini agar tidak punah begitu saja.
Itulah mengapa kamu perlu mengenal tentang budaya Indonesia yang sangat kaya ini. Jika generasi muda peduli terhadap tradisi, maka sampai kapanpun warisan berharga ini akan terus berlanjut hingga seterusnya.