6 Pakaian Adat Banten Beserta Gambar dan Beragam Kain Tenunnya

6 Pakaian Adat Banten Beserta Gambar dan Beragam Kain Tenunnya

pakaian adat banten-budayanesia-

DailySports.ID - Pakaian adat Banten sangat mirip dengan busana daerah-daerah lain, terutama Suku Sunda. Hal ini karena Banten dulunya merupakan pemekaran Jawa Barat sehingga berdiri pada tahun 2000. Selain itu, Banten juga menjadi kota pelabuhan sehingga ramai dikunjungi untuk melakukan perdagangan.

Masyarakat Banten seperti Baduy masih mempertahankan busana adat yang sederhana untuk keseharian. Sedangkan suku lain sering menggunakannya untuk berbagai ritual ataupun tradisi tertentu. Biasanya juga digunakan pertunjukkan seni seperti tarian tradisional yang diiringi lagu daerah Banten.

6 Jenis Pakaian Adat Banten Beserta Penjelasannya Lengkap

Kebudayaan Banten seperti pakaian adat, tarian tradisional, hingga rumah adat Banten dipengaruhi oleh masyarakat dari daerah lain. Meskipun begitu, untuk pakaian adatnya memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan lainnya.

Berikut ini adalah pakaian adat Banten yang dibedakan dalam pakaian resmi, pakaian pengantin, hingga pakaian sehari-hari:

1. Busana Adat Pangsi

Busana Adat Pangsi
Busana Adat Pangsi-detik-

Pangsi adalah pakaian sehari-hari masyarakat Banten yang berasal dari istilah “Pangeusi Numpang ka Sisi”. Cara pemakaiannya yaitu dibelitkan dengan posisi menumpang, seperti halnya menggunakan sarung. Pakaian adat Banten Pangsi memiliki tiga susunan yaitu Tangtung, Nangtung, dan Samping.

Sebetulnya pakaian adat ini lebih populer di wilayah Sunda sebagai pakaian adat Jawa Barat. Biasanya digunakan dalam latihan debus yang terkadang perlu senjata tradisional Jawa Barat sebagai propertinya. Baju adat sederhana dan identik dengan warna hitam ini hanya dikenakan khusus untuk kaum laki-laki.

2. Pakaian Adat Baduy Dalam

Pakaian Adat Baduy Dalam
Pakaian Adat Baduy Dalam-tangerangdaily-

Suku Baduy Dalam dikenal sebagai suku yang tidak mau berinteraksi sama sekali dengan orang luar. Meskipun begitu, bukan berarti baju yang dikenakan tampak terbuka seperti halnya pakaian adat Papua Barat. Pakaiannya masih memakai kapas asli yang didapat dari hutan dan dijahit menggunakan tangan.

Baju adat Banten laki-laki dari Suku Baduy ini sendiri disebut dengan Jamang Sangsang. Ini karena cara pemakaiannya dilakukan dengan digantung di badan atau disangsang. Menariknya didominasi oleh warna putih polos yang dilengkapi dengan kain sarung sebagai bawahan.

3. Busana Adat Baduy Luar

Pakaian Adat Baduy luar
Pakaian Adat Baduy luar-wikimedia-

Berbeda dengan Baduy Dalam, baju adat Baduy Luar sudah berkembang dari segi desain hingga pembuatannya. Baju adat ini didominasi warna hitam sehingga mirip pakaian adat Kalimantan Utara yaitu Sapei Sapaq. Namun, desainnya lebih dinamis dan disematkan kantong hingga disebut baju kelelawar.

Di masyarakat Baduy Luar, pakaiannya sudah dilengkapi kancing, kancing kantong karena prosesnya melibatkan mesin jahit. Ciri khas lainnya dari pakaian adat Banten ini ada pada ikat kepalanya yang berwarna biru tua bermotif batik.

4. Baju Suku Baduy Wanita

pakaian adat baduy wanita
pakaian adat baduy wanita-gramedia-

Khusus untuk baju adat Banten wanita, baik Baduy Dalam ataupun Baduy Luar tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Dalam kesehariannya, mereka menggunakan sebuah sarung yang dililitkan pada bagian dada. Sarung tersebut memiliki ukuran yang cukup panjang karena bisa mencapai hingga ke bagian tumit.

Warna dasarnya adalah hitam atau biru yang dikombinasikan dengan corak garis-garis putih. Saat bepergian, mereka akan mengenakan kebaya, selendang, dan sarung yang diikat menggunakan kain. Jika dilihat sekilas baju adat ini seperti perpaduan antara pakaian adat Bengkulu, Jawa, dan Betawi.

5. Pakaian Adat Pengantin

Pakaian Adat Pengantin
Pakaian Adat Pengantin-budayanesia-

Masyarakat Banten juga memiliki pakaian adat Banten pengantin yang dikenakan untuk mempelai pria dan wanita. Pengantin pria akan mengenakan baju koko berkerah dengan bawahan kain samping atau batik. Terdapat pula sabuk, penutup kepala, memakai selop, hingga senjata tradisional Banten berupa keris.

Banyak pula yang memakai aksesoris seperti mahkota binokasih yang merupakan peninggalan Kerajaan Banten. Sedangkan pengantin wanita memakai kebaya putih hingga sepanjang pinggul dan kain batik. Aksesorisnya seperti selendang yang diselempangkan di bagian bahu dan selop sebagai alas kaki.

6. Busana Adat Banten untuk Anak-Anak

Busana Adat Banten untuk Anak-Anak
Busana Adat Banten untuk Anak-Anak-prolitenews-

Selanjutnya adalah baju adat anak-anak yang hampir sama dengan pakaian adat Banten untuk orang dewasa. Akan tetapi, modelnya lebih minimalis sehingga bisa dikenakan secara lebih mudah dan leluasa. Baju adat untuk anak-anak lakinya berupa baju koko, sabuk, selop dan ikat kepala atau blangkon.

Sementara itu, baju adat untuk anak-anak perempuan lebih sederhana karena hanya menggunakan kebaya. Bawahannya mungkin hanya berupa selendang yang cukup panjang dengan motif batik bergaris. Sejatinya anak perempuan mencontoh pakaian ibunya sedangkan anak laki-laki kerap meniru ayahnya.

Beragam Jenis Kain Tenun Masyarakat Banten

Selain pakaian adat Banten, Suku Baduy ternyata mempunyai beragam jenis kain tenun yang merupakan hasil karyanya sendiri. Proses menenun ini dilakukan di rumah oleh kaum wanita, hanya saja alat-alatnya dibuat oleh kaum laki-laki.

Adapun berbagai macam kain tenun dari Suku Baduy adalah sebagai berikut ini:

1. Samping Aros

Samping Aros atau yang disebut Tenun Aros adalah kain tenun Baduy Dalam yang masih digunakan hingga kini. Kain tenun ini tidak tersentuh perubahan, baik dari segi warna ataupun coraknya. Ciri khasnya memiliki warna hitam dengan tambahan garis-garis putih tipis.

Kain Tenun Aros hanya bisa digunakan oleh kaum laki-laki yang berasal dari Suku Baduy Dalam. Selain itu, kain sarung untuk kaum laki-laki ini memiliki panjang yang hanya sebatas dengkul.

2. Adu Mancung

Ini merupakan sebuah selendang yang memiliki motif polos berwarna hitam, putih atau lainnya menyesuaikan. Biasanya ditambahkan dengan hiasan motif geometris yang menggunakan benang warna-warni.

Sama halnya dengan Kain Tenun Aros, Adu Mancung adalah selendang yang digunakan khusus untuk kaum laki-laki. Kain tenun ini biasa digunakan dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan Suku Baduy Luar.

3. Susuwatan

Susuwatan adalah pakaian adat Banten yang berbentuk kain panjang atau selendang dengan motif kotak-kotak. Warnanya bervariasi karena tidak ada aturan khusus yang menentukan soal warna, ukuran dan bahannya. Susuwatan hanya diperuntukkan untuk kaum laki-laki yang berada di Suku Baduy Luar.

4. Samping Suat

Samping Suat juga tidak mempunyai aturan khusus atau pakem yang ditentukan oleh para leluhur. Kain tenun ini pada dasarnya hanyalah perkembangan dari susuwatan sehingga lebih menarik. Hal ini bisa dilihat dari motif geometris pada kainnya yang mendapat sentuhan dari susuwatan yang hanya kotak-kotak.

5. Suat Satu Mata

Suat Satu Mata adalah motif kain yang sudah ada lebih dahulu dibandingkan motif-motif kain yang lain. Jenis kain tenun ini dikenal paling rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pembuatannya. Biasanya dibuat sebagai kain panjang atau syal untuk kaum wanita dari Suku Baduy.

6. Jamang Sangsang

Jamang Sangsang atau Kutung memiliki motif putih polos yang biasa digunakan oleh Suku Baduy Dalam. Tenun Jamang sering dimanfaatkan bahan untuk membuat atasan baju adat atau yang dikenal jamang kampret. Biasanya juga digunakan dalam membuat ikat kepala untuk melengkapi tampilan baju adat.

7. Samping Hideung

Kain tenun berwarna hitam ini sering digunakan dalam pembuatan pakaian, baik Baduy Dalam ataupun Baduy Luar. Namun, kebanyakan yang mengenakan kain tenun yang satu ini adalah kaum wanita. Seperti misalnya untuk membuat kebaya yang memiliki desain simpel.

Pakaian adat Banten memang lebih sederhana jika dibandingkan dengan baju adat dari daerah lainnya di Indonesia. Khususnya Suku Baduy Dalam karena mereka menjaga adat dan tertutup dari pengaruh luar. Setiap jenis baju adat tersebut digunakan untuk keseharian, latihan silat tradisional, hingga pernikahan.

Berita Terkait