Jadi Mentor, Tontowi/Liliyana dan Greysia Polli Beri Wejangan Jelang Olimpiade Paris 2024
Minggu, 21 Juli 2024, 20:33 WIB

Cerita Tontowi/Liliyana dan Greysia Polii jadi mentor di Olimpiade Paris 2024-Dok. PBSI-
DailySports.ID - Tinggal hitungan hari menuju Olimpiade Paris 2024, menarik untuk mengikuti persiapan kontingen bulutangkis Indonesia jelang pesta olahraga akbar tersebut.
Diketahui, skuad Merah-Putih tengah menjalani pusat pelatihan di Chambly, Prancis.
Dalam perjalanannya, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Greysia Polii kembali ke suasana Olimpiade dengan tugas yang berbeda.
Mereka dipercaya sebagai mentor tim ad hoc PBSI untuk Olimpiade Paris 2024, yang juga turut hadir dalam pemusatan latihan di Chambly.
Sebagai mentor yang berhasil meraih emas Olimpiade, ketiga legenda ini membagikan cerita serta wejangannya terhadap para juniornya yang akan berlaga di turnamen tersebut.
"Saya sejujurnya bangga dan senang bisa berkontribusi sebagai mentor di Olimpiade Paris ini. Semoga kehadiran saya dan Ci Butet berguna bagi ganda campuran Indonesia," kata Tontowi.
"Saat datang kemari, lihat anak-anak latihan. Jadi terbayang lagi, dulu pernah merasakan ini juga. Saat itu, dua minggu berjalan cepat rasanya. Jenuh pasti dengan rutinitas yang itu-itu saja tapi saya coba mengalihkan pikiran itu dengan benar-benar fokus ke pertandingan Olimpiade nya," ungkap Liliyana yang akrab disapa Butet.
Berharap Bisa Jadi Motivasi Rinov/Pitha
Mementori sektor ganda campuran, Tontowi/Liliyana tidak lelah untuk terus berbagi ilmu dan mengingatkan Rinov/Pitha.
"Saya selalu mengingatkan kepada Rinov (Rivaldy)/Pitha (Haningtyas Mentari), ini kan sudah sangat mendekati. Kalau kemarin di Cipayung kan masih satu bulan, dua bulan tapi di sini tinggal hitungan hari. Tempatnya juga sudah sangat dekat dengan arena. Sudah di negara Olimpiadenya. Jadi fokus harus dikencangkan, pola strategi dimatangkan, pukulannya lebih disolidkan lagi," tutur Liliyana
"Ini semua agar nanti masuk lapangan baik di test court maupun pertandingan, feelnya sudah dapat. Masuk perkampungan atlet sudah benar-benar siap," lanjutnya.
Cara berpikir juga menjadi hal penting bagi persiapan ke Olimpiade.
"Yang penting cara berpikirnya dan tidak terjebak dengan zona nyaman pola permainannya. Harus tahu misalnya kita sudah nyaman main dengan cara tertentu tapi kalau lawan sudah mengantisipasi, bisa segera diubah," jelas Liliyana.
Tontowi/Liliyana berharap apa yang mereka sampaikan bisa menjadi motivasi lebih untuk Rinov/Pitha.
"Saya mencoba memberikan yang maksimal terutama saat training camp ini. Berbagi ilmu dan pengalaman," sahut peraih emas Olimpiade Rio 2016 tersebut.
"Harapan saya dan Owi, semoga kehadiran kami bisa membawa aura positif. Apa yang kami bagikan cerita-cerita tentang Olimpiade bisa memotivasi mereka," timpal Liliyana.
Greysia Minta Renungkan Tujuan
Sementara, Greysia Polii menyampaikan bahwa semua yang akan berlaga di Olimpiade harus terus merenungkan tujuan.
"Saat training camp seperti ini, anak-anak harus kembali menguatkan fokus tujuan mereka ke sini itu untuk apa?," ujar Greysia.
"Saya pernah bilang, saat latihan berekspektasi lah setinggi-tingginya tapi tapi ketika sudah bertanding, lupakan semua dan fokus pada permainan. Semoga anak-anak bisa menerapkan itu semua," harapnya.
Pengalaman menantang dialami Greysia menjelang Olimpiade Tokyo 2020 juga diharapkan bisa menginspirasi semua atlet.
"Di Tokyo 2020 ketika masih dalam keadaan pandemi Covid-19, tiga bulan sebelum pelaksanaan, saya dan semua tim masih bertanya-tanya, ini jadi tidak Olimpiade, diundur lagi atau batal, atau seperti apa?," cerita Greysia.
"Semua serba tidak pasti membuat persiapan kami sempat turun. Kami seperti melawan lawan yang tidak terlihat," kata Greysia lagi.
Mantan pasangan Apriyani Rahayu itu mengungkap training camp sangat penting untuk psikis pemain.
"Training camp ini sangat penting karena sebagai manusia biasa, normal merasa jenuh dengan tempat latihan yang sama sepanjang tahun. Dengan training camp, suasana bisa kembali fresh tapi tetap dengan fokus yang tinggi."
"Selain itu, tim bisa lebih kompak. Suasana itu pada akhirnya bisa saja menentukan feel di lapangan."
Disinggung mengenai peluang Apri/Fadia di fase grup, Greysia meyakini peluang sangat terbuka.
"Kalau dari persaingan ganda putri, menurut saya peringkat satu sampai ke Apri/Fadia itu sama rata. Tinggal bagaimana Apri/Fadia harus bisa mengaplikasikan semua yang sudah dipelajari, yang sudah didapat pada latihan ke lapangan," tukas Greysia.