4 Legenda Bulutangkis Indonesia yang Paling Sering Tampil di Olimpiade
Jumat, 28 Juni 2024, 02:18 WIB

Taufik Hidayat--olympics.com
DailySports.ID - Olimpiade Paris tinggal sebentar lagi. Indonesia mengirimkan puluhan atlet untuk berkompetisi dalam hajatan olahraga paling elite sedunia tersebut, tak terkecuali cabor unggulan yang memiliki tradisi emas, bulutangkis.
Sejak bulutangkis dipertandingkan di Olimpiade pada 1992, Indonesia hampir selalu membawa pulang medali emas dalam setiap edisi, kecuali London 2012 ketika seluruh nomor disapu bersih China.
Selain itu, Indonesia juga mencatatkan rekor sebagai negara kedua yang mampu menyabet medali emas di semua nomor bulutangkis setelah China. Tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran semuanya pernah juara Olimpiade.
Yang terbaru, Indonesia melengkapi kepingan puzzle terakhir di ganda putri saat Greysia Polii/Apriyani Rahayu secara mengejutkan berhasil membawa pulang medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Tahun ini, Indonesia diharapkan bisa menjaga tradisi medali emas. Awak redaksi DailySports mencoba untuk merangkum siapa saja atlet bulutangkis legendaris Tanah Air yang paling sering berpartisipasi di Olimpiade.
Setidaknya ada empat legenda yang mencatat tiga kali atau lebih penampilan di Olimpiade dan seluruhnya adalah peraih medali emas. Simak ulasan berikut ini.
1. Taufik Hidayat (4 Kali)
Pebulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat, saat meraih medali emas Olimpiade di Athena 2004.-@taufikhidayatofficial-Instagram
Bicara soal Olimpiade, nama Taufik Hidayat pasti muncul paling atas dalam jajaran legenda tepok bulu Indonesia. Ia memang tercatat paling sering mentas di hajatan multicabang empat tahunan tersebut.
Total Taufik empat kali berturut-turut lolos ke Olimpiade, mulai dari Sydney 2000, Athena 2004, Beijing 2008, hingga London 2012. Dia sukses mengamankan satu medali emas pada 2004.
Sisanya, Taufik Hidayat tersingkir di perempat final (2000), babak 32 besar (2008), dan babak 16 besar (2012). Ada pun lawan-lawan yang mengalahkannya antara lain Ji Xinpeng (China), Wong Choong Hann (Malaysia), dan Lin Dan (China)
2. Hendra Setiawan (3 Kali)
Pebulutangkis Indonesia, Hendra Setiawan, saat berpartisipasi di Olimpiade Tokyo 2020.-@hendrasansan-Instagram
Legenda berikutnya yang terhitung sering tampil di Olimpiade yaitu Hendra Setiawan. Total ia tiga kali berpartisipasi dengan dua partner berbeda, yakni Markis Kido (2008) dan Mohammad Ahsan (2016, 2020).
Hendra langsung meraih medali emas pada kesempatan perdana di Beijing 2008. Ia dan Markis Kido tampil heroik mengalahkan wakil tuan rumah, Cai Yun/Fu Haifeng, dengan skor 12-21, 21-12, 21-16.
Setelahnya, Hendra belum bisa mengulanhnya bersama Ahsan. Dua kali kesempatan hanya berujung kekalahan di fase grup (Rio 2016) dan semifinal (Tokyo 2020).
3. Liliyana Natsir (3 Kali)
Ekspresi Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad saat memastikan medali emas Olimpiade di Rio 2016.-PBSI-
Ini dia legenda bulutangkis Indonesia yang banyak digandrungi oleh atlet-atlet luar negeri, terutama sektor ganda campuran. Siapa lagi kalau bukan Liliyana Natsir.
Butet, sapaan akrabnya, merupakan salah satu dari dua atlet Indonesia yang mampu menyabet dua medali Olimpiade bersama Susy Susanti. Dia meraih medali perak di Beijing 2008 bareng Nova Arianto dan emas di Rio 2016 bersama Tontowi Ahmad.
Legenda hidup yang sudah gantung raket pada 2019 ini diketahui banyak menjadi idola atau role model dari atlet-atlet mancanegara, sebut saja Huang Yaqiong dan Huang Dongping asal China.
4. Greysia Polii (3 Kali)
Pebulutangkis ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, saat menjuarai Olimpiadi di Tokyo 2020.-NOC Indonesia-
Terakhir, ada Greysia Polii yang belum lama ini memutuskan gantung raket, tepatnya setahun setelah meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani Rahayu.
Greysia tercatat tiga kali mentas di Olimpiade, yakni London 2012, Rio 2016, dan Tokyo 2020, dengan tiga partner berbeda, masing-masing Meiliana Jauhari, Nitya Krishinda Maheswari, serta Apriyani Rahayu.
Setelah dua kali gagal di London dan Rio, kerja keras dan determinasi Greysia akhirnya berbuah manis di Tokyo 2020. Dia dan Apriyani menekuk ganda putri terbaik dunia asal China, Chen Qingchen/Jia Yifan, di final dan berhak membawa pulang medali emas.