7 Pakaian Adat NTB Beserta Gambar dan Aksesorisnya Lengkap

7 Pakaian Adat NTB Beserta Gambar dan Aksesorisnya Lengkap

pakaian adat ntb-youtube @dongengkita-

DailySports.ID - Pakaian adat NTB menjadi identitas yang menggambarkan kebudayaan daerah tersebut. Ada beberapa jenis Pakaian adat di daerah ini, yang bisa digunakan dalam berbagai acara besar. Setiap baju adat tersebut juga akan dilengkapi dengan corak dan desain yang unik-unik.

Seperti yang diketahui, pakaian adat dimiliki oleh setiap provinsi di Indonesia. Misalnya, pakaian adat Aceh, pakaian adat Jambi, pakaian adat Maluku, dan lain sebagainya yang mewakili masing-masing daerah tersebut. Semua memiliki makna di setiap pembuatannya, termasuk bentuk dan motifnya.

Pakaian Adat NTB (Nusa Tenggara Barat)

NTB atau Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang dikenal memiliki keindahan yang luar biasa. Namun, daerah tersebut juga memiliki banyak kebudayaan yang tidak kalah menarik untuk dikenali. Salah satu yang paling menonjol adalah pakaian adat NTB yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1. Pakaian Adat Katente Tembe

Pakaian Adat Katente Tembe
Pakaian Adat Katente Tembe-keluyuran-

Katente Tembe merupakan pakaian adat daerah NTB yang biasanya dipakai oleh pria suku Dompu ke ladang. Pakaian ini berupa celana pendek yang terbuat dari kain. Mengingat celana tersebut sering digunakan, maka modelnya pun dibuat sederhana tanpa aksesoris yang berat atau rumit.

Selain ke ladang, Katente Tembe juga dipakai sehari-hari yang dipasangkan dengan baju koko bermotif sederhana. Penggunaan pakaian adat ini tentu berbeda dengan pakaian adat lain yang umumnya dipakai di acara besar, sehingga model dan coraknya pun dibuat jauh lebih praktis dan sederhana.

2. Pakaian Adat Pegon

Pakaian Adat Pegon
Pakaian Adat Pegon-keluyuran-

Jika Katente Tembe berasal dari suku Dompu, maka Pegon berasal dari suku Sasak di Nusa Tenggara Barat. Menariknya, pakaian adat Pegon memiliki sentuhan adat Jawa. Pakaian adat ini berupa jas adat yang berwarna gelap yang bagian bawahnya sering dipasangkan dengan kain wiron.

Kain wiron merupakan kain batik Jawa dengan motif tulang nangka. Kain ini dipakai dengan cara di juntai ke bawah hingga mata kaki. Bagian pinggang Pegon dihiasi dengan dodot (lelang) bermotif benang emas. Selain itu, bagian penting dari pakaian adat ini adalah ikat kepala yang disebut capuk.

3. Pakaian Adat Rimpu

Pakaian Adat Rimpu
Pakaian Adat Rimpu-keluyuran-

Rimpu adalah pakaian adat NTB yang berupa jilbab khas Dompu. Jilbab ini terdiri dari dua lembar kain sarung dan memiliki makna filosofis yang mendalam. Rimpu menggambarkan usaha untuk menjaga diri dengan menutup aurat, menjaga kehormatan, serta menghormati orang lain.

Pada dasarnya, dua jenis pakaian adat Rimpu yang sering digunakan, yaitu Rimpu Colo dan Rimpu Mpida. Rimpu Colo adalah pakaian adat yang dipakai khusus perempuan yang sudah menikah, sedangkan Rimpu Mpida dipakai untuk perempuan yang belum menikah atau lajang.

4. Pakaian Adat Poro Rante dan Pasangi

Pakaian Adat Poro Rante dan Pasangi
Pakaian Adat Poro Rante dan Pasangi-keluyuran-

Masyarakat Nusa Tenggara Barat terdiri dari beberapa suku yang memiliki pakaian adat masing-masing. Masyarakat suku Bima memiliki baju adat yang dikenal sebagai Poro Rante dan Pasangi. Pakaian tersebut menggambarkan kekayaan budaya serta makna tentang tradisi pernikahan.

Poro Rante akan dipakai oleh pengantin wanita yang identik dengan warna merah cerah serta hiasan bunga bersepuh emas. Sementara itu, Pasangi dipakai oleh pengantin pria yang menonjolkan kesan elegan. Pakaian ini identik dengan warna hitam, coklat, dan merah dengan sulaman benang emas.

5. Pakaian Adat Lambung

Pakaian Adat Lambung
Pakaian Adat Lambung-keluyuran-

Lambung adalah pakaian adat NTB yang berupa kebaya lengan pendek longgar sepanjang pinggang. Seperti yang diketahui, ada banyak daerah yang memiliki pakaian adat kebaya, seperti pakaian adat Jawa Barat, pakaian adat Bali, pakaian adat Betawi, dan masih banyak lagi.

Namun, yang membedakan kebaya Lambung dengan yang lain adalah kerahnya yang berbentuk V dan warna dasarnya hitam. Selanjutnya, bagian bawah dari pakaian adat tersebut juga dilengkapi dengan sarung dengan motif flora serta sabuk Anteng yang berfungsi untuk mengikat sarung.

6. Pakaian Adat Poro

Pakaian Adat Poro
Pakaian Adat Poro-keluyuran-

Berbeda dengan Poro Rante, pakaian adat Poro memiliki warna yang dominasi gelap dengan pola yang sederhana. Para ibu biasanya menggunakan baju adat ini dengan pilihan warna seperti ungu, biru tua, coklat tua, serta hitam. Sementara itu, Poro warna cerah seperti merah banyak dipakai para gadis.

Adapun warna hijau dan kuning menjadi warna favorit perempuan yang berasal dari kalangan bangsawan. Bawahan pakaian adat Poro berupa sarung Palekat yang bermotif kotak-kotak atau motif garis. Sarung tersebut digunakan hingga mata kaki dan dilengkapi aksesoris berupa anting dan gelang.

7. Pakaian Adat Donggo

Pakaian Adat Donggo
Pakaian Adat Donggo-keluyuran-

Nama pakaian adat Donggo diambil dari nama salah satu suku di Kabupaten Bima, NTB. Pakaian adat Nusa Tenggara Barat ini mayoritas berwarna hitam dan sering digunakan saat upacara ritual kematian. Pakaian ini dilengkapi dengan ikat pinggang Salongo yang terbuat dari tenun benang kapas.

Remaja laki-laki menggunakan benang kapas berwarna hitam dengan motif garis putih. Menariknya, model potongan leher dari bajunya berbentuk bundar yang dikenal sebagai baju Mbolo Wo’o. Selain itu, perempuan dewasa menggunakan baju hitam lengan pendek yang dikenal sebagai Kababu.

Aksesoris Pakaian Adat NTB (Nusa Tenggara Barat)

Tidak jauh berbeda dengan pakaian adat pakaian adat Bangka Belitung dan pakaian adat Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat juga memiliki beberapa aksesoris. Tujuannya adalah untuk melengkapi penampilan serta memiliki makna tersendiri. Adapun aksesoris pakaian adat NTB yaitu:

1. Penutup Kepala

Pakaian adat NTB tidak dapat terpisahkan dengan aksesoris penutup kepala seperti capuk. Umumnya, ikat kepala ini dipakai bersamaan dengan baju adat Pegon. Sementara itu, pengantin pria di Bima menggunakan ikat kepala yang dikenal sebagai Sambolo yang mencerminkan budaya setempat.

2. Salempang

Aksesoris tambahan pakaian adat NTB yang banyak digunakan adalah kain salempang. Sesuai namanya, kain ini dipakai dengan cara di selempang dengan motif dan warna yang beragam. Misalnya, pakaian adat Lembang memiliki salempang dengan pola tenun garis-garis.

3. Keris

Senjata tradisional keris juga dipakai sebagai pelengkap pakaian adat. Senjata tradisional ini memiliki bentuk yang khas dimana pada sarungnya terdapat ukiran dan hiasan. Umumnya, keris dipakai oleh pria karena menunjukkan kedewasaan, kehormatan, keberanian, kekuatan, serta perlindungan.

4. Kain Sapu-Sapu

Selain salempang, aksesoris pakaian adat NTB juga berupa kain sapu-sapu. Kain ini berbentuk panjang yang dililitkan di area pinggang yang berfungsi untuk menutupi bagian bawah pada pria. Kain sapu-sapu melambangkan keanggunan dan kesopanan dan juga merepresentasikan budaya.

5. Ikat Pinggang

Dalam pakaian adat NTB, ikat pinggang memiliki peran khusus. Uniknya, setiap suku memiliki jenis ikat pinggang yang berbeda. Misalnya, suku Bima memakai ikat pinggang dari selendang yang disebut sebagai salepe, sedangkan suku Lambung menggunakan ikat pinggang sabuk anteng.

Penggunaan pakaian adat NTB secara umum hampir sama dengan daerah lain. Uniknya, setiap pakaian adat di daerah ini dibedakan berdasarkan sukunya sehingga desain pun mewakili suku-suku tersebut. Ada yang digunakan saat upacara kematian, di ladang, dan pernikahan.

Berita Terkait