10 Pakaian Adat Kalimantan Timur Beserta Gambar dan Penjelasannya

10 Pakaian Adat Kalimantan Timur Beserta Gambar dan Penjelasannya

pakaian adat kalimantan timur-youtube @dongengkita-

DailySports.ID - Pakaian adat Kalimantan Timur didesain dengan bentuk beragam dan karakteristik yang menawan. Pengaruh suku Dayak dan Kutai terasa kental pada beberapa Pakaian adat. Tidak salah jika budaya lahir dari kebiasaan masyarakatnya.

Baju adat khas Kalimantan Timur mencerminkan kekayaan budaya yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Pengaruh dari suku Dayak dan Kutai terlihat pada motif, bahan, dan cara pembuatan pakaian adat.

10 Nama Pakaian Adat Kalimantan Timur

Letak geografis yang dekat tidak menyebabkan baju adat khas Kalimantan Timur sama dengan pakaian adat Kalimantan Selatan dan pakaian adat kalimantan barat. Jika diklasifikasikan, terkumpul 10 varian baju adat yang berasal dari provinsi dengan julukan Benua Etam ini. 

1. Pakaian Adat Takwo

Pakaian Adat Takwo
Pakaian Adat Takwo-idntimes-

Dimulai dari pakaian adat yang diwariskan dari Kesultanan Kutai, Kalimantan Timur memiliki baju adat yang disebut Takwo. Dahulu, pakaian ini hanya bisa dipakai secara terbatas, yakni oleh bangsawan saja. Baju Takwo untuk laki-laki disebut dengan Takwo Laki sedangkan untuk perempuan disebut Takwo Bini.

Untuk laki-laki, setelan yang digunakan yakni jas berkerah dilengkapi rantai dan celana kain berwarna hitam. Namun, untuk perempuan model setelah yang digunakan memadukan potongan kebaya dengan kerah tinggi ditambah dengan rok batik.

2. Pakaian Adat Kustin

Pakaian Adat Kustin
Pakaian Adat Kustin-pariwisataindonesia-

Kata Kustin memiliki makna ‘kebesaran’. Pakaian adat jenis ini hanya diperbolehkan untuk dikenakan oleh pasangan pengantin yang berasal dari kalangan atas pada masa dulu. Baju Kustin bagi laki-laki terbuat dari bahan beludru dengan warna hitam dan kerah tinggi.

Setelan untuk pengantin laki-laki juga dilengkapi dengan penutup kepala bundar yang diberi nama setorong. Tidak jauh berbeda, Baju Kustin untuk pengantin perempuan juga memiliki bentuk yang mirip. Hanya saja terdapat tambahan sanggul atau gelang kutai untuk bagian kepala. 

3. Pakaian Adat Antakusuma

Pakaian Adat Antakusuma
Pakaian Adat Antakusuma-gocsrkaltim-

Pakaian adat Kalimantan Timur selanjutnya mempunyai nama Baju Antakusuma. Warna dasar baju adat ini didominasi warna kuning. Sebagai sentuhan akhir, pemakainnya dilengkapi dengan penggunaan aksesoris engkalong simbar, kuarik, engkalong tempatong, dan lain sebagainya berwarna keemasan.

Jika dilihat dari model pakaiannya, baju adat ini mendapat pengaruh dari budaya Arab dan Tiongkok. Pada pria, Baju Antakusuma sering dipadukan dengan hiasan kepala berupa mahkota kecil atau ikat kepala dari kain songket. Sementara wanita mengenakan sanggul dengan ornamen emas.

4. Pakaian Adat Miskat

Pakaian Adat Miskat
Pakaian Adat Miskat-rumahkaryabersama-

Desain Baju Miskat terlihat sangat sederhana dengan lengan panjang dan kerah tegak yang mirip dengan pakaian Melayu atau baju koko. Ciri khas pakaian adat ini terletak pada model kancing yang didesain miring. 

Kancing laki-laki dibuat miring ke arah kanan sedangkan kancing perempuan miring ke arah kiri. Modelnya yang tidak terlalu formal membuat baju adat ini diadaptasi sebagai salah satu seragam yang digunakan oleh PNS di wilayah Kalimantan Timur.

5. Sarung Samarinda

Sarung Samarinda
Sarung Samarinda-kaltimfaktual-

Sarung Samarinda pada dasarnya adalah kain tenun yang berasal dari Samarinda. Pada awalnya, sarung ini dibawa oleh suku Bugis asal Sulawesi yang menetap di wilayah peninggalan Kerajaan Kutai yang masih berdiri pada masa itu. 

Terdapat lebih dari 30 motif dari Sarung Samarinda, seperti Lebba Suasa, Billa Takajo, dan Coka Manippi. Warna yang digunakan kebanyakan berasal dari warna-warna tua, yakni hitam, merah, ungu, biru laut, dan hijau. 

6. Pakaian Adat Ta'a dan Sapei Sapaq

Pakaian Adat Ta'a dan Sapei Sapaq
Pakaian Adat Ta'a dan Sapei Sapaq-kompas-

Pakaian adat ini diturunkan oleh suku Dayak Kenyah. Baju untuk perempuan diberi nama Ta’a sedangkan untuk laki-laki diberi nama Sapei Sapaq. Bahan dasar yang digunakan berasal dari bahan beludru yang ditambahkan dengan manik-manik yang membentuk motif khusus. 

7. Pakaian Adat Bulang Burai King

Pakaian Adat Bulang Burai King
Pakaian Adat Bulang Burai King-pdbifiles-

Pakaian adat Kalimantan Timur yang ketujuh ialah Bulang Burai King. Busana adat ini lumrah dimiliki oleh seluruh kalangan masyarakat Dayak. Di sisi lain, pakaian adat Bulang Burai King juga merefleksikan status sosial yang dimiliki oleh pemakainya.

Di bagian kepala dipasang hiasan yang terbuat dari bulu hewan, yakni burung enggang. Kesan menawan terlihat sangat jelas ketika pakaian adat ini dikenakan. Pada acara adat tertentu, masyarakat Dayak wajib untuk memakai Baju Bulang Burai King.

8. Pakaian Adat Bulan Kurung

Berbeda dengan jenis baju sebelumnya, Bulan Kurung biasa dipakai oleh para dukun dari Provinsi Kalimantan Timur. Tersedia 3 model untuk Baju Bulan Kurung, yakni lengan pendek, lengan panjang, dan tanpa lengan. 

9. Pakaian Adat Sakai

Saat prosesi Upacara Bealis, pengantin umumnya memakai Baju Sakai. Model baju adat ini memadukan kebaya berlengan panjang dan batik celup dari Kutai untuk bagian bawah. Aksesoris tambahan untuk pengantin perempuan berupa kalung susun 3 dan kembang goyang yang memiliki 3 cabang.

Unsur-unsur dalam pesta pernikahan selalu memiliki kaitan satu sama lain. Lagu daerah Kalimantan Timur yang diputar saat pesta pernikahan dan pakaian Sakai yang dikenakan selalu menonjolkan kebahagiaan dan keanggunan yang dimiliki oleh pengantin. 

10. Pakaian Adat Ngaju

Bahan dasar pembuatan pakaian adat Ngaju terbuat dari kayu menyamun dan kulit siren. Baju ini menjadi salah satu warisan yang diturunkan oleh suku Dayak Ngaju. Pakaian untuk perempuan terdiri dari ngaju yang dilengkapi dengan rompi, rok, dan ikat kepala berbulu enggang.

Sementara untuk laki-laki menggunakan kain panjang. Kain panjang tersebut digunakan dengan cara dililitkan pada pinggang sampai ke bagian bawah lutut. Terdapat tambahan rompi dan pengikat kepala berhiaskan bulu enggang.

Makna Dibalik Pakaian Adat Kalimantan Timur

Selain memiliki bentuk yang menawan, baju adat khas daerah Kalimantan Timur juga menyimpan makna-makna yang tersirat. Baju adat dibuat dengan memadukan unsur keindahan dan makna yang mencerminkan nilai-nilai budaya.

1. Keselarasan

Sama seperti rumah adat Kalimantan Timur yang banyak menggunakan material dari alam, baju adat Kalimantan Timur juga memanfaatkan bahan dari alam. Hal ini merefleksikan keselarasan yang tercipta antara kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. 

2. Berani

Penggunaan pakaian adat seringkali dipadukan dengan senjata tradisional Kalimantan Timur. Pemakaian senjata akan mempertegas kesan berani yang ingin disampaikan oleh suku Dayak. Motif geometris pada pakaian adat memiliki makna kekuatan dan kesiapan dalam menghadapi tantangan.

Penggunaan warna-warna tertentu seperti merah (keberanian), hitam (kekuatan), dan putih (kesucian) juga menunjukkan identitas budaya yang kuat. Pakaian adat asal Kalimantan Timur bukan hanya sekadar pakaian. Melainkan sebuah bentuk ekspresi budaya yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan.

3. Spiritual

Pakaian adat Kalimantan Timur mengandung unsur spiritual yang dimiliki masyarakat Kalimantan Timur terhadap alam semesta dan roh leluhur. Sebagian besar motif dalam pakaian adat Dayak, seperti ukiran motif naga dan burung memiliki nilai sakral.

4. Kesetaraan Gender

Mayoritas pakaian adat asal Kalimantan Timur mempertimbangkan kesetaraan warna, bentuk, dan aksesoris tambahan yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan. Artinya, atribut yang dikenakan oleh laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang seimbang dan selaras.

5. Kekayaan Hayati

Banyak dijumpai motif-motif pada pakaian adat asal Kalimantan Timur mengadaptasi flora dan fauna yang berasal dari ekosistem darat dan ekosistem laut. Pemilihan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara manusia dan alam.

Pakaian adat Kalimantan Timur sering dipakai dalam upacara-upacara adat yang melibatkan seluruh anggota masyarakat. Hal ini menekankan pentingnya kebersamaan dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur.

Berita Terkait