8 Pakaian Adat Kalimantan Selatan untuk Upacara Adat & Keseharian
Selasa, Agu 2024

pakaian adat kalimantan selatan-99-
DailySports.ID - Pakaian adat Kalimantan Selatan termasuk warisan budaya dari nenek moyang yang patut dilestarikan. Modelnya sangat beragam karena dipengaruhi oleh beberapa suku yang mendiami provinsi tersebut. Salah satunya adalah Suku Banjar yang hampir mendominasi Kalimantan Selatan hingga 74%.
Etnis dari Suku Banjar masih terbagi dalam 3 macam yaitu Banjar Kuala, Banjar Batang Banyu, dan Banjar Pahuluan. Suku lainnya yang ikut berpengaruh adalah Suku Melayu Jawa, Tiongkok, Bugis, dan Arab Keturunan. Hal inilah yang membuatnya unik sehingga berbeda dengan pakaian adat Kalimantan Utara.
6 Pakaian Adat Kalimantan Selatan untuk Upacara Adat
Selain rumah adat Kalimantan Selatan, provinsi yang didominasi Suku Banjar ini juga memiliki pakaian adat. Setidaknya ada 7 busana adat Kalimantan Selatan yang masih lestari sampai detik ini, diantaranya:
1. Baamar Galung Pancar Matahari
Baamar Galung Pancar Matahari-facebook zsainpratiwi -
Baamar Galung Pancar Matahari termasuk pakaian adat pengantin yang mengkombinasikan antara Budaya Hindu dan Jawa. Meskipun begitu, modelnya yang tertutup membuatnya berbeda dengan pakaian adat Maluku Utara atau daerah lainnya.
Pengantin wanita akan menggunakan baju poko dengan hiasan manik-manik yang akan dibentuk rumbai. Sementara itu, untuk laki-laki menggunakan kemeja lengan panjang yang dilengkapi renda pada bagian dada. Tampilannya akan semakin sempurna dengan tali wenang yang dijadikan sebagai ikat pinggang.
2. Bagajah Gamuling Baular Lulut
Bagajah Gamuling Baular Lulut-pariwisataindonesia-
Pakaian adat Kalimantan Selatan ini juga dikenakan dalam acara pernikahan untuk kedua pengantin. Laki-laki menggunakan baju lengan pendek yang diberi hiasan manik-manik untuk menciptakan kesan mewah. Biasanya diselipkan juga senjata tradisional Kalimantan Selatan seperti keris bujak beliung.
Untuk wanita hanya memakai kemben dan selendang yang dijadikan sebagai penutup bagian dada. Aksesoris yang bisa ditambahkan seperti ikat pinggang berukuran kecil dan konde untuk hiasan kepala. Konde tersebut masih dihias lagi dengan mahkota, kembang goyang dan kuncup bunga melati.
3. Babaju Kubaya Panjang
Babaju Kubaya Panjang-budayanesia-
Seiring berkembangnya zaman, baju adat Kalimantan Selatan dimodifikasi dengan menggabungkan berbagai pakaian adat. Salah satunya Babaju Kubaya Panjang yang mendapat sentuhan sedikit pakaian adat Kalimantan Tengah.
Meskipun dimodifikasi, tetapi tidak masih sesuai dengan aturan baku dan keindahan alami dari adat tersebut. Pakaian untuk laki-laki berupa kemeja lengan panjang dan sarung pendek yang sepanjang lutut. Sedangkan mempelai wanita mengenakan kebaya panjang yang dilengkapi mahkota atau amar.
4. Babaju Kun Galung Pacinan
Babaju Kun Galung Pacinan-seringjalan-
Pakaian adat yang satu ini sangat unik karena memadukan budaya antara China dan Timur Tengah. Babaju Kun Galung Pacinan dipopulerkan pada abad ke-19 sehingga sudah ada sejak zaman Kerajaan Banjar. Baju adat banjar laki-laki berupa gamis atau jubah yang dilengkapi dengan kopiah alpe.
Sementara itu, wanitanya mengenakan kebaya lengan panjang yang memiliki payet emas menyerupai bungai teratai. Bawahannya berupa rok panjang dengan hiasan manik-manik yang bisa menyempurnakan tampilan.
5. Banjar Babaju Kubaya Panjang
Banjar Babaju Kubaya Panjang merupakan pengembangan dari Babaju Kun Galung Pacinan, Bagajah Gamuling Baular Lulut dan Baamar Galung Pancar. Pakaian adat ini kerap digunakan dalam upacara adat dan pentas seni yang diiringi dengan lagu daerah Kalimantan Selatan.
Kaum wanita mengenakan kebaya panjang yang dikombinasikan rok bermotif atau kain panjang. Hanya saja untuk aksesorisnya lebih sedikit seperti roncean bunga mawar dan melati. Sementara laki-laki memakai busana yang terdiri dari jas tutup cekak musang, laung tajak silak, salawar dan sabuk.
6. Baju Adat Tanah Bumbu
Selanjutnya adalah pakaian adat masyarakat Pagatan, kelurahan di Kab Tanah Bumbu yang didominasi suku Bugis. Baju Adat Tanah Bumbu ini dulunya hanya bisa digunakan oleh bangsawan suku Bugis. Keunikannya ada pada kain tenun Pagatan yang dijadikan sarung dan penutup kepala atau laung.
Baju ini hanya dibuat secara khusus untuk laki-laki yang bagian dalamnya disebut dengan teluk balana. Sementara itu, baju bagian luar yang biasanya berwarna hitam dinamakan cekak musang tanpa kancing. Makna yang terkandung didalamnya adalah budi pekerti yang tinggi dan selalu menghargai perbedaan.
Baju Adat Kalimantan Sehari-Hari
Pakaian adat Kalimantan Selatan ternyata juga digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini tentu berbeda dengan pakaian adat Banten atau daerah lainnya yang hanya diperuntukkan acara adat tertentu. Namun, baju adat untuk keseharian ini hanya berasal dari Suku Banjar dan Suku Bukit Hulu Banyu.
1. Busana Suku Banjar
Busana wanita dan laki-laki di Suku Banjar ternyata memiliki istilah yang berbeda, yaitu:
- Basubab atau Baju Kubaya Basawiwi
Jika dilihat sekilas, baju adat Banjar perempuan ini memiliki tampilan yang hampir sama dengan kebaya. Namun, baju ini mempunyai tambahan kain dengan bentuk memanjang yang ada di bagian depan baju. Inilah yang dinamakan sawiwi atau masyarakat Barito Kuala menyebutnya Sujab.
Pakaian adat Kalimantan Selatan ini tidak memiliki warna atau hiasan tambahan, tetapi bahan kainnya tersedia dalam dua pilihan. Bahan kain belacu atau kuplin diperuntukkan untuk kaum biasa, sedangkan kain paris untuk kaum bangsawan.
- Baju Palimbangan
Baju Palimbangan berupa kemeja yang memiliki lengan panjang, dimana lebar bahu dan pergelangannya sama. Bagian luarnya memiliki 5 kancing yang ada di sisi kanan dan 3 kantong di kanan kiri baju serta dada. Sedangkan bawahannya hanya berupa taping kaling atau sarung yang memiliki motif tertentu.
Motif yang sering digunakan yaitu garis melintang dan membujur hingga berbentuk segi empat. Selain itu, ada celana atau salawar yang ukurannya cukup panjang hingga mencapai bawah lutut. Salawar berguna sebagai pengganti sarung tenun yang memiliki motif pegatan.
2. Pakaian Suku Bukit Hulu Banyu
Selanjutnya adalah pakaian adat Kalimantan Selatan yang berasal dari Suku Bukit Hulu Banyu. Model pakaian adat ini lebih simpel jika dibandingkan dengan pakaian adat dari Suku Banjar.
Berikut ini adalah busana adat dari Suku Bukit Hulu Banyu yang digunakan dalam sehari-hari:
- Kamija
Salah satu jenis pakaian yang sering digunakan oleh masyarakat Suku Bukit Hulu Banyu adalah Kamija. Ini merupakan busana adat yang hanya diperuntukkan pria dewasa dari suku tersebut untuk kegiatan sehari-hari.
Busana adat ini terdiri dari kemeja lengan panjang, kain belacu polos dan celana pendek sebagai bawahannya. Sebagai sentuhan akhir dalam berpakaian, bisa juga menggunakan peci hitam sebagai penutup kepala.
- Baju Kubaya
Baju Kubaya termasuk baju adat yang biasa dipakai oleh ibu muda dari Suku Bukit Hulu Banyu. Dalam perkembangannya, pakaian ini sudah banyak digunakan oleh wanita dewasa ataupun remaja. Hal ini karena modelnya yang sudah semakin modern dan terdiri dari dua lapis baju.
Lapisan pertama digunakan pada bagian dalam, sedangkan lapisan yang kedua khusus untuk bagian luar. Baju ini akan lebih cocok jika menggunakan warna yang terkesan cerah dengan motif bunga kecil-kecil. Selain untuk sehari-hari, pakaian adat yang sangat simpel ini juga cocok untuk menghadiri upacara sosial.
Itulah sederet pakaian adat Kalimantan Selatan yang masih bisa ditemukan sampai sekarang ini. Pakaian adat ini biasa digunakan dalam berbagai acara penting seperti melangsungkan acara pernikahan. Hampir semuanya memakai aksesoris roncean dari bunga mawar dan melati untuk menyempurnakan tampilan.