Lebih Parah dari Tragedi Kanjuruhan, Peristiwa Mengerikan Terjadi di Sepak Bola Guinea
Kamis, 05 Desember 2024, 03:20 WIB

Peristiwa berdarah dalam sepak bola di Guinea terjadi, korban tewas mencapai 56 orang dan dikabarkan lebih parah dari Tragedi Kanjuruhan-The Daily Guardian-
DailySport.ID - Sebuah peristiwa mengerikan dalam dunia sepak bola kembali terjadi, kali ini di Guinea. Diyakini lebih parah dari Tragedi Kanjuruhan.
Kelompok hak asasi manusia di Guinea meyakini lebih dari 135 penggemar sepak bola tewas dalam kerusuhan di sebuah stadion pada Minggu (2/12/2024).
Berdasarkan laporan, sebagian besar korban dari kerusuhan sepak bola yang terjadi di Guinea ini adalah anak-anak.
Berdasarkan laporan dari BBC, angka tersebut meski belum diverifikasi lebih lanjut jumlah kematian resmi dari pemerintah mencapai 56 orang.
The Collective of Human Rights Organizations mengatakan jika jumlah tersebut didasarkan pada informasi dari rumah sakit, pemakaman, saksi mata, keluarga korban, hingga media lokal.
Berdasarkan laporan The Collective of Human Rights Organizations, lebih dari 50 orang lainnya dinyatakan hilang.
Adapun kerusuhan yang terjadi di stadion yang terletak di Guinea Timur Laut ini dipicu oleh keputusan wasit yang kontroversial.
Tragedi tersebut terjadi pada final pertandingan turnamen untuk menghormati pemimpin militer Guinea, Mamady Doumbouya.
Kejadiannya terjadi di Stadion yang berada di kota Nzerekore, salah satu wilayah terbesar di negara yang berada di Afrika Barat tersebut.
Menurut informasi dari pemerintah Guinea tragedi disebabkan oleh para penonton saling melempar batu, memicu kepanikan, dan baku hantam.
Selain itu, kartu merah kontroversial di menit ke-82 pada pertandingan itu menjadi pemicu kekerasan.
“Lemparan batu dimulai dan polisi turun tangan, menembakkan gas air mata. Dalam keributan yang menyusul, saya melihat orang-orang terjatuh ke tanah, anak-anak terinjak-injak. Sangat mengerikan,” Tulis keterangan di Reuters.
Kelompok HAM mengatakan ada penggunaan gas air mata berlebihan di area tersebut, ditambah kendaraan pembawa para pejabat yang menabrak warga ketika mencoba pergi dari lokasi.
Berdasarkan peristiwa tersebut, Perdana Menteri Guinea, Mamadou Oury Bah mengumumkan tiga hari berkabung nasional untuk para korban.