Imane Khelif Merasa Didiskriminasi, Minta Publik Stop Isu Transgender di Olimpiade Paris
Senin, 05 Agustus 2024, 19:45 WIB

Imane Khelif, Petinju Wanita Aljazair-Instagram @imane_khelif_10-
DailySports.ID - Imane Khelif, atlet tinju asal Aljazair, diterpa dengan isu transgender belakang terakhir di gelaran Olimpiade Paris 2024. Hal ini semakin memuncak ketika ia sukses menumbangkan petinju wanita, Angela Carini, dalam waktu 46 detik saja.
Khelif meminta kepada publik untuk tidak lagi menyudutkan dirinya tentang isu transgender. Selain itu, ia pun mengecam pemeriksaan terkait gendernya yang menurutnya merusak martabat manusia.
"Saya mengirim pesan kepada semua orang di dunia untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip Olimpiade dan Piagam Olimpiade, untuk tidak menindas semua atlet, karena ini punya dampak, dampak yang sangat besar," kata Khelif kepada SNTV dilansir DailySports dari DailyMail.
"Ia dapat menghancurkan orang, ia dapat membunuh pikiran, jiwa, dan akal budi orang. Ia dapat memecah belah orang. Oleh karena itu, saya meminta mereka untuk tidak melakukan perundungan," sambungnya.
Selain Khelif, petinju wanita Taiwan, Lin Yu-ting, juga mengalami nasib yang sama. Mereka menjadi dua di antara semua pusat perhatian pada perhelatan Olimpiade Paris 2024 ini.
Khelif sendiri mengaku jika dirinya mendapatkan tekanan dan rasa sakit yang dalam karena isu yang dialamatkan kepada dirinya. Hal ini membuatkan cukup sulit berlaga di salah satu fase terpenting dalam karirnya sebagai seorang atlet.
"Saya menghubungi keluarga saya dua kali seminggu. Saya berharap mereka tidak terlalu terpengaruh," terang Khelif.
"Mereka khawatir dengan saya. Insya Allah, krisis ini akan berujung pada medali emas, dan itu akan menjadi respons terbaik," imbuhnya.
Isu ini berawal dari putusan Asosiasi Tinju Internasional. Mereka memutuskan jika Khelif dan Lin tidak memenuhi syarat kelayakan seorang atlet wanita di kejuaraan dunia tahun lalu. Isu itu semakin memuncak saat gelaran Olimpiade Paris.
Khelif merasa harus berterima kasih kepada pihak Komite Olimpiade Internasional dan Thomas Bach karena telah membelanya perihal isu transgender ini. Baginya, mereka telah memberikan putusan yang benar untuk dirinya.
"Saya tahu bahwa Komite Olimpiade telah berlaku adil kepada saya, dan saya gembira dengan upaya hukum ini karena menunjukkan kebenaran," ujarnya.
Di sisi lain, Khelif mengaku tidak akan membiarkan hujatan yang diarahkan kepadanya sebagai penghalang performanya di atas ring. Bahkan, ia tetap percaya diri bisa membawa pulang medali emas untuk Aljazair.
"Saya tidak peduli dengan pendapat siapa pun," jelas Khelif usai menumbangkan atlet Hungaria, Anna Luca Hamori.
"Saya datang ke sini untuk medali, dan untuk bertanding demi medali. Saya pasti akan bertanding untuk meningkatkan diri (dan) menjadi lebih baik, dan Insya Allah, saya akan meningkatkan diri, seperti atlet lainnya," lanjutnya.
Meski sadar tentang isu miring yang dialamatkan kepadanya, namun Khelif mengaku tidak terlalu mengetahuinya dengan detail. Sebab, ia diminta untuk tidak mengakses media sosial selama gelaran Olimpiade Paris.
"Sejujurnya, saya tidak mengikuti media sosial," ucapnya.
"Ada tim kesehatan mental yang tidak mengizinkan kami mengikuti media sosial, terutama di Olimpiade, baik saya maupun atlet lainnya. Saya di sini untuk berkompetisi dan mendapatkan hasil yang baik," imbuhnya.