https://cafesguilis.com/producto/https://versalitaestudio.com/sobre-nosotros/kadinkabbandung.orghttps://conilplayamar.com/propiedad/https://haveone.it/shop/https://www.jomaportes.com/contacto/https://svemarche.eu/https://www.nativehotels.org/en/https://www.ritchiehill.com/gallery
slot gacor slot gacor resmi https://lpm.uki.ac.id/
1 Profil Imane Khelif, Petinju Aljazair yang Bikin Gaduh di Olimpiade Paris 2024

Profil Imane Khelif, Petinju Aljazair yang Bikin Gaduh di Olimpiade Paris 2024

Profil Imane Khelif, Petinju Aljazair yang Bikin Gaduh di Olimpiade Paris 2024

Profil Imane Khelif, Petinju Aljazair yang Bikin Gaduh di Olimpiade Paris 2024-Instagram @imane_khelif_10-

DailySports.ID - Nama Imane Khelif, petinju Aljazair. santer dibicarakan belakang ini di gelaran Olimpiade Paris 2024 berkaitan dengan isu transgender. Di bawah ini profil Imane Khelif secara singkat.

Isu transgender yang dihembuskan kepada sosok Khelif berawal dari pertandingannya melawan Angela Carini beberapa waktu lalu di Olimpiade Paris 2024. Video laga mereka berdua yang viral di media sosial memperlihatkan kehebatan petinju Aljazair menghabisi lawannya yang berawal dari Italia.

Sebelum gelaran Olimpiade, Mark Adams selaku juru bicara IOS menyebutkan jika Lin Yu Ting dan Imane Khelif sebagai atlet wanita sesuai dengan paspor. Sebagai informasi, keduanya mempunyai kromosom XY layaknya seorang pria.

Nama Khelif makin santer diperbincangkan usai ia bertanding melawan Carini di kelas 66 kg wanita pada Kamis kemarin. Pertandingan itu pun terbilang singkat.

Carini baru mendapatkan dua pukulan dari Khelif di laga itu, Namun, dalam waktu 46 detik, pertarungan dinyatakan berakhir karena petinju asal Italia itu menyatakan undur diri.

Profil Imane Khelif, Petinju Aljazair di Olimpiade Paris 2024

Imane Khelif adalah atlet yang lahir di kawasan Tiaret, Aljazair. Saat ini, ia terdaftar sebagai seorang duta UNICEF.

Berdasarkan laporan FOXNews, sebagai atlet tinju perempuan, Khelif besar di kawasan pedesaan yang terletak di daerah Tiaret. Kabarnya, sang ayah tidak setuju dengan karir tinju yang ditempuh olehnya.

Meski demikian, tekadnya menjadi seorang petinju profesional tidak memudar. Saat muda, sebagai dana untuk berlatih tinju, ia terlebih dahulu mesti menjual besi tua yang bisa didaur ulang.

Karir Khelif dimulai sejak tahun 2018 lalu ketika usianya menginjak 19 tahun lewat kelas amatir. Ketika itu, ia sempat berada di posisi 17 yang disahkan oleh IBA (Asosiasi Tinju Internasional), yang saat itu dikenal dengan sebutan AIBA.

Di tahun selanjutnya, ia berada di posisi 19 pada Kejuaraan Dunia Tinju Wanita 2019. Akhirnya, ia sukses tampil di gelaran Olimpiade Tokyo 2019.

Namun sayang, ia hanya bisa berlaga sampai fase perempat final. Di babak itu, ia tumbang dari Kellie Harrington, petinju asal Irlandia.

Setelah momen itu, Khelif terus berkembang. Ia sempat meraih gelar runner up di Kejuaraan Dunia Tinju Wanita 2022. Di babak puncak, ia dikalahkan oleh Amy Broadhurst. 

Kemudian, ia juga sempat memperoleh medali emas di Kejuaraan Afrika 2022, Mediterranean Games, dan Arab Games 2023.

Namun, karirnya sempat tersandung. Momen itu terjadi di Kejuaraan Dunia Tinju Wanita 2023.

Karena isu gender, ia didiskualifikasi pada Kejuaraan Dunia Tinju Wanita 2023 menjelang pertandingan yang memperebutkan medali emas. Umar Kremlev selaku Presiden IBA membeberkan alasan kenapa sang atlet didiskualifikasi ke kantor berita Rusia TASS.

"Berdasarkan tes DNA, kami mengidentifikasi sejumlah atlet yang mencoba menipu rekan-rekan mereka agar menyamar sebagai wanita. Berdasarkan hasil tes, terbukti bahwa mereka memiliki kromosom XY. Atlet seperti itu dikeluarkan dari kompetisi," ujarnya.

Di sisi lain, Komite Olimpiade Aljazair menyampaikan informasi yang berbeda. Menurut mereka, faktor medis menjadi alasan atlet tinju mereka itu didiskualifikasi.

Selain itu, media Aljazair menyampaikan jika sang atlet didiskualifikasi dengan alasan tingkat testosteron tinggi.

"Ada beberapa negara yang tidak ingin Aljazair memenangkan medali emas. Ini adalah konspirasi dan konspirasi besar, dan kami tidak akan tinggal diam tentang hal itu," ucapnya ke TV Aljazair Ennahar.

Karir Khelif nyatanya bisa berlangsung sampai gelaran Olimpiade Paris 2024. Pihak penyelenggara tidak setuju dengan keputusan yang dikeluarkan oleh IBA.

Mark Adam menganggap IBA telah salah dalam proses pemeriksaan. Ia menegaskan jika semua atlet yang berlaga di tahun 2024 pada gelaran Olimpiade telah lolos dalam pemeriksaan gender.

"Kami telah melihat dalam laporan soal informasi yang menyesatkan tentang dua atlet wanita yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024. Kedua atlet tersebut telah berkompetisi dalam kompetisi tinju internasional selama bertahun-tahun dalam kategori wanita, termasuk Olimpiade Tokyo 2020, Kejuaraan Dunia Asosiasi Tinju Internasional (IBA), dan turnamen yang disetujui IBA," jelasnya.

"Kedua atlet ini menjadi korban keputusan tiba-tiba dan sewenang-wenang oleh IBA. Menjelang akhir Kejuaraan Dunia IBA pada 2023 mereka tiba-tiba didiskualifikasi tanpa proses hukum," imbuhnya.

Berita Terkait