Belajar Aksara Sunda Lengkap dengan Pembahasannya Disini!

Belajar Aksara Sunda Lengkap dengan Pembahasannya Disini!

aksara sunda-medcom-

DailySports.ID - Aksara Sunda memang tidak mudah dipelajari. Tetapi inilah saatnya untuk mengeksplorasi pengetahuan kamu dengan membaca penjelasan di dalam artikel ini! Selain memahami tentang aksara, kamu juga akan memahami bahwa Indonesia sangat kaya akan budaya, terutama sastra tulisan kuno.

Jika saat ini kamu lebih familiar dengan Bahasa Sunda sebagai bahasa daerah khas Jawa Barat, maka kali ini kamu akan mengenal sistem tulisan masa lalu yang digunakan untuk menulis Bahasa Sunda. Jadi, meskipun sudah tidak banyak diketahui, aksara kuno ini bisa dipelajari dalam pembahasan berikut ini!

Apa itu Aksara Sunda?

Aksara Bahasa Sunda adalah sistem tulisan yang digunakan oleh masyarakat Sunda. Aksara ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu Swara, Ngalagena, Rarangken, dan Angka. Berbeda dengan huruf Latin, ejaan Sunda memiliki 7 huruf vokal, yaitu a, i, u, e, o, é, dan eu. 

Dengan 7 vokal yang unik, aksara ini mampu merepresentasikan fonem-fonem bahasa Sunda dengan lebih akurat. Penemuan aksara ini ditemukan melalui prasasti batu, naskah lontar, nipah, dan bambu menunjukkan bahwa aksara ini memiliki sejarah penting akan kehadiran Kerajaan Sunda di masa lalu.

Dikarenakan dampak perubahan sosial, aksara kuno ini telah terlupakan selama berabad-abad, dan saat ini mulai diperkenalkan kepada masyarakat melalui acara kebudayaan daerah. Pemerintah Jawa Barat juga telah mengeluarkan peraturan untuk melestarikan, membina, dan mengembangkan aksara ini.

Komponen-komponen Aksara Sunda Asli

Dalam mempelajari dokumen resmi, penulisan sastra, hingga karya ilmiah yang berkaitan dengan budaya Sunda, mengetahui komponen dari aksara adalah hal penting yang harus kamu pelajari. Ini dia beberapa komponen dalam aksara pada Bahasa Sunda di era kerajaan zaman dahulu:

1. Aksara Swara

Aksara Swara dalam bahasa Sunda adalah bagian dari sistem penulisan aksara Sunda yang mewakili bunyi vokal. Aksara Swara terdiri dari tujuh huruf vokal, yaitu a, i, u, e, o, é, dan eu. Dari ketujuh huruf tersebut, terdapat tiga huruf vokal yang memiliki dua lambang pada penulisannya, yaitu a, é, dan i. 

Aksara Swara dalam Bahasa Sunda memiliki fungsi penting dalam membentuk kata-kata dan mengungkapkan bunyi vokal. Penggunaan aksara Swara ini memungkinkan penulisan yang lebih akurat dan jelas dalam bahasa Sunda.

2. Aksara Ngalagena

Aksara Sunda Ngalagena adalah salah satu komponen yang melambangkan konsonan. Terdapat 25 aksara Ngalagena, terdiri dari 18 aksara Ngalagena utama ditambah tujuh aksara Ngalagena serapan. Aksara Ngalagena awalnya melambangkan bunyi vokal /a/.

Namun, bunyi tersebut dapat diubah menjadi /i, u, é, e, eu, o/ dengan penambahan rarangken. Beberapa contoh aksara Ngalagena adalah ka, ga, nga, ca, ja, nya, ta, da, na, pa, ba, ma, ya, ra, la, wa, sa, ha, fa, va, qa, xa, za, kha, dan sya. Baru kemudian diikuti dengan huruf vokal lainnya.

3. Aksara Rarangken

Aksara Rarangken adalah salah satu komponen yang berfungsi sebagai lambang vokalisasi bunyi. Beberapa jenis Rarangken antara lain rarangken di atas huruf, rarangken di bawah huruf, dan rarangken sejajar dengan huruf. Maka, penulisannya harus tepat secara posisi agar dapat terbaca secara benar.

Penggunaan Rarangken membantu memperjelas pelafalan dan pengucapan kata. Rarangken juga berperan dalam membentuk kata-kata yang memiliki makna yang berbeda. Pengetahuan tentang Rarangken penting dalam menulis dan memperjelas pelafalan saat membaca tulisan aksara ini.

4. Aksara Angka

Aksara Angka disini menggunakan sistem penulisan angka Hindu dan memiliki bentuk yang mirip dengan aksara Ngalagena. Penulisannya juga harus diapit dengan garis vertikal yang lebih tinggi dari lambang angka. Angka Sunda terdiri dari sepuluh angka, yakni angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0. 

Untuk membedakan apakah angka aksara Sunda didefinisikan sebagai angka atau aksara, maka perlu memakai tanda pipa (|) di atas karakter angka. Hal ini dilakukan untuk menghindari ambiguitas dengan aksara yang memiliki bentuk mirip dengan angka sehingga akan mudah terbaca.

Fungsi dan Penggunaan Aksara 

Aksara ini umumnya digunakan oleh masyarakat Sunda sebagai sistem tulisan untuk berkomunikasi dan mewakili ujaran. Meskipun penggunaannya sudah jarang, keberadaan aksara ini tetap dijaga dan dilestarikan sebagai warisan bahasa dan budaya Indonesia. Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Pelestarian Budaya dan Sejarah

Aksara dari suku Sunda digunakan untuk melestarikan warisan budaya dan sejarah Sunda. Naskah-naskah kuno, seperti Babad (catatan sejarah), Carita Pantun (sastra lisan yang ditulis), dan karya sastra lainnya, ditulis menggunakan aksara ini.

Huruf aksara sering digunakan dalam berbagai acara budaya, seperti festival, pameran, dan peringatan hari-hari besar Sunda. Berkat dampak positif internet, informasi mengenai aksara kuno ini kini telah disebarluaskan di berbagai media virtual, baik melalui artikel maupun postingan di media sosial.

2. Identitas Budaya dan Pendidikan

Aksara ini dapat menjadi simbol identitas bagi masyarakat Sunda. Penggunaan aksara Sunda baku, aksara Lampung, maupun Jawa telah diajarkan di sekolah. Pembelajaran mengenai aksara kuno ini sudah menjadi bagian dari kurikulum muatan lokal di daerah Jawa Barat dan Banten. 

Tulisan aksara juga sudah mulai digunakan kembali dalam media modern, seperti buku, majalah, dan situs web yang membahas budaya Sunda. Hal ini membantu memperkenalkan aksara ini kepada khalayak yang lebih luas, termasuk generasi muda bangsa.

3. Naskah Kuno dan Sastra

Banyak naskah kuno dan karya sastra Sunda ditulis menggunakan aksara. Naskah-naskah ini mencakup berbagai genre, seperti sejarah, mitologi, dan puisi. Beberapa prasasti dan artefak bersejarah juga ditemukan dengan tulisan tersebut sehingga penting kamu mengetahui cara membacanya.

Selain itu, banyak produk kerajinan dan karya seni, seperti batik, ukiran, dan hiasan alat musik Sunda, menggunakan motif aksara ini sebagai bagian dari desain. Artinya, sastra dan seni memang bisa digabung menjadi satu entitas yang punya manfaat bagi manusia.

Perbedaan Aksara Sastra Sunda dan Jawa

Meskipun aksara pada Bahasa Sunda dan Jawa hampir mirip karena keduanya diturunkan dari aksara Kawi, perbedaan dalam penulisan bunyi /o/ menjadi perbedaan utama di antara keduanya. Di sisi lain, aksara Jawa memiliki lebih banyak huruf dasar dibandingkan dengan Bahasa Sunda.

Termasuk konsonan, vokal, pasangan (huruf konsonan penutup), dan sandhangan (tanda baca). Vokal dalam aksara Jawa juga ditulis sebagai diakritik, tetapi memiliki lebih banyak variasi. Sementara huruf Sunda pada aksara kuno jauh lebih sederhana dan geometris dari segi bentuk.

Aksara Sunda memang perlu dilestarikan, tapi jelas akan menghadapi beberapa tantangan seperti kurangnya minat dari generasi muda karena dampak negatif globalisasi. Namun, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk pengajaran di sekolah, publikasi buku, hingga informasi pada artikel ini.

Jika kamu peduli terhadap eksistensi sastra Sunda melalui pelestarian aksara kuno, maka jangan pernah berhenti mempelajarinya. Sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, mengenal sastra Sunda sudah menjadi tanggung jawab tersendiri agar budaya ini tidak mudah terlupakan begitu saja.

Tag
Berita Terkait