Mengenal Ekosistem Sungai Beserta Contoh dan Gambarnya Lengkap
Senin, Jun 2024

--Shutterstock
DailySports.ID - Ekosistem sungai merupakan salah satu jenis ekosistem air yang kita kenal di bumi. Ekosistem ini mencakup interaksi timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya di sepanjang wilayah daerah aliran sungai, badan sungai, hulu sungai, muara sungai, dan hilir sungai.
Aliran air yang terus menerus mengalir dari hulu ke hilir menjadi ciri khas ekosistem alami ini. Hal ini memunculkan berbagai habitat unik yang menjadi tempat hidup bagi beragam makhluk hidup dan keanekaragaman hayati.
Pengertian Ekosistem Sungai
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekosistem merupakan komunitas yang dibentuk oleh hewan, tumbuhan, dan habitatnya. Komunitas ini terjalin erat dalam suatu satuan ekologi yang berfungsi sebagai satu kesatuan dalam alam.
Interaksi antar komponen dalam komunitas ini harus terjaga dengan baik. Jika interaksi terganggu, maka akan terjadi perubahan atau gangguan yang menyebabkan ekosistem perairan menjadi tidak seimbang.
Mengingat Indonesia sendiri hampir di seluruh wilayahnya mempunyai sungai, sehingga terbentuk ekosistem yang beragam. Beberapa contoh sungai yang terkenal dan menjadi ekosistem terbesar seperti sungai Kapuas, sungai Bengawan Solo, sungai Mahakam, dan sebagainya.
Ciri-Ciri Ekosistem di Sungai
Setiap bentuk ekosistem di bumi memiliki karakteristik masing-masing, tak terkecuali ekosistem yang ada di sungai. Beberapa ciri utama yang dimiliki oleh ekosistem ini antara lain:
1. Aliran air searah: Air sungai mengalir terus menerus dari hulu (daerah atas) ke hilir (daerah bawah).
2. Variasi kondisi fisik dan kimia: Ekosistem sungai menunjukkan variasi kondisi fisik dan kimia yang tinggi, seperti suhu, kecepatan arus, kejernihan air, dan kadar mineral.
3. Perubahan dinamis: Perubahan fisik dan kimiawi air di sungai terjadi secara terus menerus. Ini menyebabkan organisme harus beradaptasi dengan kondisi yang selalu berubah.
4. Keanekaragaman hayati: Sungai menjadi habitat bagi berbagai macam tumbuhan dan hewan yang telah beradaptasi dengan kondisi aliran air. Keanekaragaman ini dapat diamati di berbagai zona sungai.
Pembagian Zona Utama
Ekosistem alami di perairan terbagi menjadi beberapa zona berdasarkan karakteristik fisik, kimia, dan biologisnya. Dua zona utama yang sering dibahas dalam konteks sungai adalah zona aliran tenang dan zona air deras.
1. Zona Aliran Tenang
Zona aliran tenang atau yang biasa disebut dengan zona lentik merupakan bagian sungai yang memiliki ciri khas air yang tenang dan minim arus. Biasanya, zona ini terletak di daerah landai dan memiliki dasar sungai yang berlumpur dan banyak endapan.
Akibat banyaknya bahan endapan ini, dasar sungai menjadi lunak dan tidak cocok bagi organisme yang hidup menempel di dasar sungai (bentos). Sebaliknya, zona ini lebih sesuai bagi plankton dan nekton, organisme yang memiliki kebiasaan menggali dasar sungai.
2. Zona Air Deras
Zona air deras merupakan wilayah sungai yang dangkal dengan aliran arus air yang deras. Umumnya terdapat di hulu sungai atau daerah pegunungan. Aliran air yang deras ini membuat dasar sungai bersih dari endapan, sehingga menjadi padat.
Di zona ini, kamu akan menemukan lebih banyak bentos dan ikan yang bisa berenang dengan kuat. Aliran yang deras menciptakan lingkungan yang cocok bagi organisme tersebut untuk hidup dan berkembang.
Komponen Ekosistem Aliran Sungai
Ekosistem aliran sungai merupakan ekosistem yang dinamis dan kompleks. Ini terdiri dari interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Berikut perbedaan antara keduanya:
Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan elemen penting dalam ekosistem, yaitu seluruh organisme hidup yang saling berinteraksi dan membentuk komunitas. Komponen ini meliputi:
1. Hewan
--bornfree or uk
Hewan dalam ekosistem sungai terdiri dari berbagai spesies yang menempati berbagai relung ekologi. Mereka meliputi:
- Ikan: Seperti ikan lele, ikan mas, dan berbagai spesies ikan yang beradaptasi dengan arus sungai.
- Amfibi: Daur hidup katak dan salamander yang memerlukan habitat air tawar untuk berkembang biak.
- Reptil: Kura-kura dan beberapa jenis ular air.
- Burung: Burung air seperti bangau, bebek, dan elang yang mencari makan di sepanjang aliran sungai.
- Mamalia: Berang-berang dan muskrat yang menggunakan sungai untuk mencari makan dan membuat sarang.
- Invertebrata: Serangga air, krustasea, dan cacing yang hidup di dasar sungai dan berperan dalam rantai makanan sebagai detritivor dan herbivora.
2. Tumbuhan
--cntraveler
Tumbuhan di ekosistem sungai dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan tempat tumbuhnya, yaitu:
- Tumbuhan Akuatik: Seperti ganggang, daur hidup lumut, dan tanaman air lainnya yang tumbuh terendam dalam air atau mengapung di permukaan.
- Tumbuhan Riparian: Pohon dan semak-semak yang tumbuh di sepanjang tepian sungai, seperti pohon willow, adler, dan berbagai jenis rumput riparian.
- Fitoplankton: Mikroorganisme fotosintetik yang mengapung di air dan berfungsi sebagai produsen utama dalam rantai makanan sungai.
3. Mikroba
--pharmtech
Mikroba berperan penting dalam dekomposisi bahan organik dan siklus nutrisi meliputi:
- Bakteri: Melakukan dekomposisi bahan organik dan siklus nutrien seperti nitrogen dan fosfor.
- Fungi: Terlibat dalam penguraian serasah daun dan material organik lainnya.
- Protista: berperan sebagai predator mikroba lainnya, serta sebagai dekomposer.
Komponen Abiotik
Komponen abiotik meliputi segala benda mati yang mempengaruhi kelangsungan hidup organisme. Beberapa contoh ekosistem sungai abiotik antara lain:
1. Batu
Batu-batu dan kerikil yang tersebar di dasar sungai menjadi tempat tinggal bagi berbagai organisme bentik. Keberadaannya pun berperan dalam memperlambat aliran air dan memecah gelombang, sehingga erosi dapat diminimalisir.
2. Air
Air merupakan elemen utama bagi aliran sungai. Kecepatan aliran air dapat bervariasi di setiap sungai. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti air tanah, curah hujan, dan pencairan salju.
3. Suhu
Suhu merupakan salah satu komponen yang bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya seperti konduksi dari atau ke udara, substrat, dampak perubahan iklim, tingkat kemiringan sungai, serta radiasi di permukaan.
4. Cahaya Matahari
Cahaya matahari berperan penting sebagai sumber energi bagi organisme autotrof di sungai untuk melakukan fotosintesis. Jumlah cahaya yang diterima oleh sungai tergantung pada kedalaman dan keberadaan pepohonan yang menaunginya.
5. Kelembaban Udara
Kelembaban udara di sekitar sungai memainkan peran penting dalam proses evaporasi dan transpirasi tumbuhan. Tingkat kelembaban yang tinggi di area ini turut mendukung mikrohabitat yang sesuai bagi kehidupan amfibi dan serangga.
Contoh Ekosistem Sungai
Kita bisa mengambil salah satu contoh ekosistem dari sungai Kapuas. Sungai terpanjang di Indonesia ini membentang hingga 1.143 km dari kabupaten Kapuas Hulu hingga Kota Pontianak di Kalimantan Barat.
Pada bagian hulu, dengan populasi kurang dari 300.000 orang, keanekaragaman hayati terjaga dengan baik. Tercatat ada sekitar 675 spesies anggrek, 265 jenis ikan air tawar, dan 20% jenis burung mendiami area ini.
Berbeda dengan bagian hulu, hilir Sungai Kapuas menjadi rumah bagi lebih dari 650.000 jiwa. Keberadaan pelabuhan besar untuk kargo dan penumpang pun turut berperan sebagai komponen abiotik yang berpengaruh terhadap ekosistem di sungai.
Ekosistem sungai merupakan pilar penting bagi kehidupan manusia dan perlu dilindungi. Sebab, kerusakan ekosistem ini dapat mengakibatkan kepunahan flora dan fauna, serta merugikan manusia secara keseluruhan.