Kala Karier Dennis Bergkamp di Italia Dihancurkan oleh Catenaccio
Selasa, 17 September 2024, 21:20 WIB

Dennis Bergkamp ketika masih membela Inter Milan--
DailySports.ID - Siapa yang tak kenal dengan sosok Dennis Bergkamp, pemain flamboyan yang jadi simbol sepak bola menyerang di era awal 2000-an.
Bagi Dennis Bergkamp sepak bola negatif merupakan pantangannya. Ia pernah meredup bersama Inter Milan ketika Catenaccio sedang naik daun.
Inter Milan yang menerapkan Catenaccio ternyata membuat kualitas kelas dunia Dennis Bergkamp meredup di Italia.
Catenaccio sendiri adalah menerapkan garis pertahanan rendah, menumpuk pemain tipikal bertahan, membiarkan lawan menguasai bola, dan menyerang melalui serangan balik cepat.
Metode Catenaccio tersebut pernah membuat Inter Milan berjaya di era 1960-an ketika dilatih Helenio Herrera. Hasilnya adalah tiga scudetto trofi Serie A Liga Italia, dua trofi European Cup (Liga Champions), dan dua Piala Interkontinental.
Di era 1990-an, La Beneamata masih menerapkan Catenaccio yang mana membuat Dennis Bergkamp kehilangan magisnya di Italia. Bahkan legenda Arsenal tersebut membencinya.
Bagaimana kisah Dennis Bergkamp meredup di Inter Milan dan benci dengan Catenaccio?
Dari kolom Four Four Two dijelaskan bagaimana Bergkamp sangat membenci Catenaccio. Hal itu berawal dari janji Inter Milan yang akan mengubah filosofi sepak bola mereka.
Bergkamp mengatakan jika Inter pernah berkata kepadanya jika sepak bola yang akan dimainkan berubah menjadi lebih ofensif. Namun, hanya dilakukan selama sebulan.
"Mereka berkata, 'Kami akan bermain lebih ofensif'. Mereka melakukannya, tetapi hanya untuk satu bulan pertama! Bukan itu yang kuharapkan," kata Bergkamp.
Perubahan yang dilakukan Inter Milan dari ofensif ke pragmatis dinilai untuk menyelamatkan Nerazzurri. Hal itu dibuktikan terpuruknya di kompetisi domestik dengan berada di urutan ke-13 Serie A dan tersingkir di babak 8 besar Coppa Italia.
Bahkan pelatih Osvaldo Bagnoli sampai dilengserkan manajemen pada Februari 1994. Gantinya adalah Giampiero Marini yang terbukti menyelamatkan muka Inter.
Marini tetap mempertahankan gaya khas Italia dengan Catenaccio dan memakai pakem 5-3-2. Saat itu, Bergkamp diplot sebagai nomor 9 atau second striker.
Bergkamp pun mampu mencetak 18 gol di musim tersebut, lebih banyak dari pemain Inter lainnya. Namun, catatan tersebut tak membuatnya puas karena harus menunggu momentum serangan balik.
"Di akhir musim keduaku di Inter, Massimo Moratti (Presiden Inter kala itu) berkata, 'Akan ada perubahan, tolong tetap stay'. Aku memutuskan untuk tidak menunggu. Namun, tidak ada perasaan buruk," jelas Bergkamp.
Pada akhirnya, raksasa Liga Inggris, Arsenal datang meminatinya dan Bergkamp pun pindah ke London Utara pada musim panas 1995.
Dennis Bergkamp pun menunjukkan magisnya di Arsenal. Ia berhasil membantu The Gunners meraih beberapa trofi juara.
Hingga kini, Dennis Bergkamp jadi salah satu keajaiban yang pernah dimiliki Arsenal. Tak sedikit fans yang mulai menyukai Meriam London karena kualitas dunia yang ditunjukkan olehnya.