Kisah Nenek Maarten Paes, Seorang Blijvers yang Lancarkan Akses Cucunya Bela Timnas Indonesia

Kisah nenek Maarten Paes, seorang Blijvers yang bikin sang cucu bisa bela Timnas Indonesia-Instagram/ @maartenpaes-
DailySports.ID - Nama Maarten Paes tengah naik daun berkat penampilan apik bersama Timnas Indonesia dalam dua laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Ia merupakan pemain naturalisasi anyar Skuad Garuda yang secara mengejutkan diketahui tidak memiliki darah Indonesia dalam tubuhnya.
Meski begitu, Paes tetap bisa dinaturalisasi karena neneknya, Nel Appels-van Heyst merupakan seorang Blijvers. Bagaimana kisahnya? Langsung saja simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Nenek Maarten Paes Seorang Blijvers
Disebutkan tadi, nenek Maarten Paes merupakan seorang blijvers. Blijvers sendiri merupakan sebutan untuk keturunan orang asli Belanda etnis Eropa atau Kaukasian yang lahir di Indonesia sebelum merdeka. Karena faktor itulah yang kemudian membuat Maarten Paes bisa dinaturalisasi.
Diketahui, nenek Paes lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.Dalam sebuah wawancara bersama FC Dallas, Maarten Paes pernah berbagi cerita singkat tentang neneknya.
Ia mengatakan bahwa neneknya pernah tinggal di Indonesia selama sekitar 5-6 tahun. Namun, neneknya menjadi korban saat Perang Dunia II berlangsung.
"Nenek saya tinggal di sana (Indonesia) sekitar lima atau enam tahun, lahir di sana, tinggal di sana dan kemudian perang dunia kedua pecah," ujar dia dikutip dari kanal YouTube FC Dallas.
"Dan kemudian selama beberapa tahun (neneknya tinggal) di kamp-kamp milik Spanyol-Jepang. Setelah itu, setelah beberapa tahun, dia kembali ke Belanda menaiki sebuah kapal. Ia lalu kembali (ke Indonesia) untuk beberapa tahun dan kemudian kembali ke Belanda," kata Paes menambahkan.
Ia juga menceritakan bahwa neneknya selalu mengenang waktu yang dihabiskan di Indonesia dengan rasa syukur, terutama masa sebelum perang.
Nenek Buyut Maarten Paes Meninggal Saat Perang Dunia II
Lebih jauh, nenek Maarten Paes mengalami kisah memilukan saat menjadi korban perang. Ketika Perang Dunia II berlangsung, keluarga Nel Appels-van Heyst berada di kamp isolasi, dan sang mama (buyut Maarten Paes) meninggal di sana.
"Ketika waktu perang, dia kehilangan mamanya (buyut Maarten) di tempat perisolasian. Tapi ya, dia selalu berbicara dengan rasa hormat yang tinggi terhadap bangsa dan negara," ungkap Maarten.
Sebelum memutuskan untuk membela Timnas Indonesia, Maarten Paes ternyata telah membahasnya dengan neneknya sebelum meninggal dunia. Maarten mengakui bahwa itu adalah percakapan terakhir yang mereka lakukan.
"Saya ingin bermain untuk Indonesia karena pertama-pertama ini adalah sebuah penghormatan kepada nenek saya yang telah meninggal,"
"Ya, itu adalah percakapan terakhir kami sebelum dia meninggal dunia. Kami membicarakan hal ini (naturalisasi), dan, ya, saya melihat dari senyum di matanya bahwa hal ini sangat berharga baginya,” ungkapnya.