Kupas Sejarah Piala Eropa, Restu Diktator Militer Muluskan Spanyol Raih Juara Euro 1964
Senin, 17 Juni 2024, 05:10 WIB

Pelatih Jose Villalonga diarak keliling lapangan usai mengantarkan Spanyol menjuarai Euro 1964.-UEFA-
DailySports.ID - Spanyol merupakan salah satu negara yang disegani kancah sepak bola dunia. Mereka pernah mencatatkan hattrick juara Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012 dengan mengusung generasi emas Iker Casillas dkk.
Sebelum era keemasan tadi, Spanyol sebatas pelengkap turnamen akbar seperti Piala Eropa dan Piala Dunia karena hampir tak pernah juara, kecuali saat menjadi tuan rumah Euro 1964.
Itulah satu-satunya prestasi tinggi yang bisa dibanggakan Spanyol, setidaknya sampai era kejayaan 2008-2012. Cukup mengherankan karena sebetulnya Negeri Matador merupakan rumah dari dua klub sepak bola terbaik di bumi, Barcelona dan Real Madrid.
Permainan menawan di level klub toh belum tentu sejalan dengan performa apik di timnas. Spanyol seperti kesulitan bersaing meski memiliki materi pemain berkualitas yang bahkan masih lebih baik daripada rata-rata negara lain di Eropa.
Ada pun satu-satunya gelar Spanyol sebelum 2008 hanyalah Piala Eropa 1964. Itu pun bisa dibilang terbantu faktor eksternal berupa status tuan rumah plus restu dari pemimpin negara kala itu yang dilabeli diktator, yakni Jenderal Franco.
Ceritanya bermula dari edisi terdahulu di Euro 1960. Spanyol yang lolos ke perempat final harus merelakan kans juara gara-gara dipaksa menarik diri sebelum bertanding alias walk over (WO).
Pelakunya ya siapa lagi kalau bukan Jenderal Franco. Alasan sang diktator memaksa Spanyol untuk WO dari perempat final Euro 1960 yaitu karena lawan yang dihadapi adalah Uni Soviet.
Diketahui, Jenderal Franco berseberangan secara ideologi dengan Uni Soviet. Perang Dingin berbau politik berimbas ke sepak bola dan suka tak suka timnas Spanyol harus mematuhi perintah absolut dari sang diktator.
Namun, yang namanya rezeki tentu tak ke mana. Spanyol ternyata memang ditakdirkan menjuarai Piala Eropa, tapi tertunda empat tahun kemudian ketika berstatus tuan rumah Euro 1964.
Langkah Spanyol relatif mulus hingga final Euro 1964. Mereka berturut-turut menyingkirkan Irlandia Utara (16 besar), Rep. Irlandia (perempat final), dan Hungaria (semifinal) untuk melangkah ke partai puncak.
Namun, kenangan buruk menghantui Spanyol begitu mengetahui lawan yang akan dihadapi di final Euro 1964 adalah Uni Soviet. Mereka takut Jenderal Franco bertindak otoriter seperti empat tahun lalu.
Beruntung, kali ini sang diktator merestui Spanyol bertanding melawan Uni Soviet di final Euro 1964. Kepastian ini membuat publik Negeri Matador lega, sehingga mereka bisa berbondong-bondong datang ke stadion untuk memberikan dukungan secara langsung.
Terbakar Atmosfer Gila Santiago Bernabeu
Spanyol merayakan gelar juara Euro 1964 usai mengalahkan Uni Soviet di final.-@OmniFoot-Twitter
Tercatat sekitar 80.000 penonton memadati Stadion Santiago Bernabeu selaku venue final Euro 1964. Mereka pun menjadi saksi keberhasilan Spanyol merengkuh trofi Piala Eropa untuk kali perdana.
Awalnya, Spanyol sempat minder mengingat Uni Soviet merupakan tim yang paling disegani kala itu karena dipimpin oleh salah satu kiper terbaik dunia sepanjang masa, Lev Yashin.
Uni Soviet juga berpredikat juara bertahan Piala Eropa, dengan rekam jejak mentereng tak pernah kalah dalam perjalanan menuju final Euro 1964. Skuat juara turnamen terdahulu juga diketahui masih lengkap menemani Lev Yashin.
Namun, dukungan puluhan ribu suporter di Santiago Bernabeu menghadirkan data magis tersendiri yang lantas membakar semangat bertanding para pemain Spanyol.
Alhasil, Spanyol langsung membuka keunggulan di awal pertandingan, tepatnya melalui aksi Chus Pereda pada menit ke-6. Tim Matador sudah tak lagi gentar menghadapi nama besar Uni Soviet.
Akan tetapi, bukan Uni Soviet namanya kalau melempem usai kebobolan. Mereka berhasil menyamakan skor berselang hanya dua menit kemudian lewat tendangan bebas Galimzyan Khusainov (8').
Skor imbang 1-1 bertahan hingga turun minum. Kedua tim juga relatif seimbang dan saling balas serangan memasuki babak kedua, sebelum akhirnya Spanyol mampu menyarangkan gol penentu kemenangan pada menit ke-84.
Adalah Marcelino Martinez yang muncul menjadi pahlawan Spanyol berkat gol cantik dari sundulan terbang. Kedudukan 2-1 untuk tuan rumah terus bertahan sampai wasit Arthur Holland asal Inggris meniup peluit panjang.
"Kami bermain sebagai satu kesatuan di final Euro 1964, selain juga terbakar oleh atmosfer Santiago Bernabeu yang penuh sesak hari itu," kata striker legendaris Luis Suarez Miramontes dikutip dari situs resmi UEFA.
"Kami sangat kompak dan setiap pemain saling memahami satu sama lain. Kerja sama tim merupakan faktor kunci kesuksesan Spanyol menjuarai Euro 1964," tandasnya.
Jenderal Franco pun semringah. Kebesaran hatinya merestui Spanyol bertanding melawan Uni Soviet di final Euro 1964 berbuah manis dengan melipirnya trofi Piala Eropa ke lemari mereka.
Susunan pemain Spanyol vs Uni Soviet:
Spanyol (3-2-5): 1-Iribar; 2-Rivilla, 5-Olivella, 3-Calleja; 4-Zoco, 6-Fuste; 11-Lapetra, 10-Suarez, 9-Marcelino, 8-Pereda, 7-Amancio
Cadangan: Sadurni, Gallego, Reija, Luis de Sol, Paquito
Pelatih: Jose Villalonga
Uni Soviet (4-2-4): 1-Yashin; 6-Anichkin, 2-Shustikov, 3-Shesternyov, 4-Mudrik; 5-Voronin, 10-Korneyev; 7-Chislenko, 8-Ivanov, 9-Ponedelnik, 11-Khusainov
Cadangan: Urushadze, Glotov, Shikunov, Gusarov, Kopayev, Malafeyev, Tuaev
Pelatih: Konstantin Beskov
Stadion: Santiago Bernabeu (79.115)
Gol: Pereda 6', Marcelino 84'/Khusainov 8'
Wasit: Arthur Holland (Ing)
Kartu Kuning: -
Kartu Merah: -