Mijain Lopez, Pahlawan Olimpiade dari Kuba dengan Koleksi Lima Medali Emas
Rabu, 07 Agustus 2024, 20:39 WIB

Mijain Lopez Pahlawan Olimpiade dari Kuba dengan Mengoleksi Lima Medali Emas -sportsillustrated-
DailySports.ID - Mijain Lopez pegulat asal Kuba, telah mencatatkan namanya dalam sejarah Olimpiade dengan prestasi luar biasa, pada Olimpiade Paris 2024 ia yang kini berusia 41 tahun berhasil meraih medali emas kelimanya secara berturut-turut dalam cabor yang sama.
Dia menjadi atlet pertama yang mencapai pencapaian ini, setelah menaklukkan wakil dari Chile Yasmani Acosta, dalam final gulat Greco-Roman 130 kg pada Rabu (7/8/24).
Perjalanan Lopez menuju kejayaan dimulai pada Olimpiade Beijing 2008, di mana dia meraih medali emas pertamanya. Prestasi ini terus berlanjut di Olimpiade London 2012, Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Olimpiade Tokyo 2020, dan kini di Paris 2024.
Total lima medali emas tersebut menjadikannya atlet yang paling sukses dalam sejarah Olimpiade untuk kategori gulat. Prestasi luar biasa Lopez ini melampaui rekor yang sebelumnya dipegang oleh atlet legendaris lainnya yang meraih empat medali emas Olimpiade secara beruntun.
Nama-nama atlet seperti seperti Carl Lewis (atletik lompat jauh), Michael Phelps (renang gaya ganti 200 m), Katie Ledecky (renang gaya bebas 800 m), Al Oerter (atletik cakram), Paul Elvstrom (berlayar), dan Kaori Icho (gulat) berhasil ia geser dengan kemenangannya di Olimpiade Paris 2024.
Terpantau Lopez memulai debut gulatnya di Olimpiade Athena 2004, namun saat itu ia hanya berhasil finis di posisi kelima dan gagal meraih medali.
Meski demikian sejak saat itu, performanya meningkat pesat dan dia tidak pernah lagi meninggalkan podium tertinggi. Prestasi gemilang Mijain Lopez tidak hanya mencatatkan namanya dalam buku sejarah, tetapi juga menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.
"Kegembiraan ini adalah hasil yang saya dambakan, tetapi juga untuk seluruh dunia dan negara saya," kata Lopez dalam wawancaranya dengan Associated Press.
"Sangat senang bisa mencapai jajaran elit Olimpiade. Ini adalah hadiah dari kerja keras seumur hidup dengan bantuan semua orang dan keluarga saya. Ini adalah kemenangan terbesar saya," tambahnya.
Akan tetapi cukup menyedihkan, setelah memenangkan final gulat di Olimpiade Paris, ia akan meletakkan sepatunya di tengah matras. Hal itu menjadi gestur yang melambangkan pengunduran dirinya sebagai atlet.
Dengan keputusannya tersebut dia siap untuk membimbing generasi penerus.
"Saya memiliki banyak inspirasi untuk semua anak muda yang datang kepada saya untuk meminta bimbingan. Saya ingin mendidik generasi muda," tutupnya.