Derby Della Capitale: Kebencian Mendarah Daging Antara Ultras Lazio dan Ultras AS Roma
Senin, 29 Juli 2024, 15:00 WIB

Ultras Lazio yang saling membenci dengan Ultras AS Roma-Sky News-
DailySports.ID - Bagi tifosi Liga Italia, tentu tidak asing dengan Derby Roma atau Derby Della Capitale yang jadi salah satu laga paling panas di Serie A.
Derby Della Capitale ini mempertemukan dua klub asal Kota Roma, yakni Lazio dan AS Roma.
Sudah banyak yang mengakui jika dual antara Lazio melawan AS Roma menjadi pertandingan terpanas di sepak bola Italia.
Selain itu, kebencian yang ditumbuhkan oleh dua belah pihak dipegang kuat oleh kedua pendukung klub tersebut.
Baik fans Lazio atau AS Roma selalu menekankan bahwa kebencian kepada rival harus lebih tinggi daripada kecintaan kepada klub.
Salah satu buktinya adalah pada Liga Italia musim 2009/2010. Saat itu Lazio bertemu dengan Inter Milan.
Inter Milan sendiri saat itu bersaing ketat dengan AS Roma untuk meraih gelar scudetto Liga Italia.
Saat itu, jika Lazio menang atas Inter, maka AS Roma berpeluang meraih gelar juara Liga Italia.
Hal mengejutkan terjadi, fans garis keras Lazio meminta tim kesayangannya mengalah kepada Inter Milan.
Perlu diketahui jika antara ultras Lazio dan juga Curva Nord 69 Milano pendukung Inter Milan saling bersahabat.
Pada laga tersebut muncul spanduk yang meminta kiper Lazio, Fernando Muslera supaya membiarkan bola melewatinya dan menjadi gol.
Bahkan, Ultras Lazio mengancam striker mereka Mauro Zarate jika mencetak gol ke gawang Inter Milan.
Tak hanya itu, Ultras Lazio juga akan menyerbu lapangan jika Il Biancoceleste unggul di menit 80.
Momen itu tentu sangat diingat Jose Mourinho yang melatih Inter Milan. Ia takjub dengan suporter Lazio yang merawat kebencian dengan AS Roma.
Peristiwa hampir sama juga terjadi pada musim 2000/2001, di Derby Roma saat itu, AS Roma berhasil menang atas Lazio dengan skor 1-0.
Ironisnya adalah gol semata wayang itu dilakukan oleh bunuh diri bek Lazio, Paolo Negro. Hasilnya, pada pertemuan berikutnya, Negro mendapatkan standing applause dari Ultras AS Roma.
Akar permasalahan ini diyakini berawal ketika Lazio menolak bergabung tim-tim lain di Kota Roma.
Cerita ini bermula ketika Italia dipimpin oleh fasisme Benito Mussolini. Saat itu, sang diktator ingin mengembalikan kejayaan Roma seperti di era Romawi Kuno.
Mussolini pun menghimpun klub-klub sepak bola di Roma untuk bersatu. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan ambisi fasisnya.
Saat itu, Lazio menolak tawaran untuk melebur. Artinya pada tahun 1927 lahirlah AS Roma yang berasal dari gabungan dari Fortitudo-Pro Roma SGS, Roman FC, dan SS Alba-Audace.
Penolakan itu berawal dari intervensi Giorgio Vaccaro. Vaccaro dan Mussolini sendiri sebenarnya seorang fasis.
Akan tetapi, penolakan itu membuat Lazio dicap sebagai klub kalangan borjuis. Identitas itu bertolak belakang dengan AS Roma yang mewakili semangat proletar.
Hingga kini, semangat untuk saling membenci masih dirawat sangat baik oleh kedua belah pihak suporter.