Arsene Wenger Punya Penyesalan Seumur Hidup yang Tak Pernah Terlupakan, Ini Soal Mbappe!

Arsene Wenger Punya Penyesalan Seumur Hidup yang Tak Pernah Terlupakan, Ini Soal Mbappe!-@k.mbappe-Instagram
DailySports.ID - Arsene Wenger secara terbuka mengaku menyesal karena gagal menggaet Kylian Mbappe saat masih menjadi manajer di Arsenal.
Bahkan Arsene Wenger membuat pengakuan sudah sampai tahap mengunjungi orang tua Mbappe secara langsung dengan tujuan meyakinkan mereka untuk merelakan sang putra dari klub Monaco ke Arsenal.
Meskipun upaya tersebut tidak berhasil, keluarga Mbappe akhirnya memilih untuk tetap tinggal di Monaco.
Pada saat itu keluarga Mbappe juga menolak tawaran dari klub seperti Liverpool dan Real Madrid.
Arsenal mulai melakukan pendekatan terhadap Mbappe sekitar tahun 2016, ketika sang pemain masih berusia 17 tahun dan telah menunjukkan potensi besar bersama Monaco.
Setahun berikutnya, foto kecil Mbappe mengenakan jersey Arsenal dari tahun 2004 muncul secara online, menunjukkan minat awal klub tersebut padanya.
Akan tetapi Mbappe kemudian menyelesaikan peminjamannya ke Paris Saint-Germain dengan kewajiban pembelian senilai 180 juta Euro.
Baru-baru ini, Real Madrid mengumumkan kedatangan Mbappe, mengungkap rahasia terbesar dalam dunia sepak bola.
Arsene Wenger mengaku bahwa keputusan itu membuatnya sedikit terluka, tetapi ia percaya bahwa orang tua Mbappe telah memberikan nasihat yang tepat kepada putranya.
Keluarga berhasil membujuk Mbappe untuk tetap di Monaco dengan janji bahwa ia akan mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak di sana daripada di klub lain seperti Arsenal, Liverpool, atau Real Madrid.
Wenger berbicara terbuka tentang mengunjungi orang tua Mbappe untuk meyakinkan mereka agar pindah dari klub pertamanya Monaco ke Arsenal. Pada akhirnya, keluarga tersebut memutuskan untuk tetap tinggal, menolak minat dari Liverpool dan Real Madrid juga.
Pendekatan dari Arsenal dapat dilakukan sekitar tahun 2016, ketika sang pemain berusia 17 tahun dan membuat terobosan seniornya bersama Monaco. Tahun berikutnya, foto masa kecil Mbappe yang mengenakan kaos kuning Arsenal dari tahun 2004 muncul secara online.
Namun, pada tahun yang sama, ia menyelesaikan peminjamannya ke Paris Saint-Germain dengan kewajiban pembelian senilai €180 juta. Awal bulan ini, rahasia terburuk sepak bola akhirnya terungkap ketika Real Madrid mengumumkan kedatangannya.
"Itu merupakan pukulan telak bagi sepak bola, dan juga merupakan pukulan yang nyata. Melihat foto [Mbappe mengenakan seragam Arsenal], membuat hati saya sedikit sakit," kata Wenger kepada stasiun televisi Prancis TF1.
"Saya menemui orang tuanya dan mencoba meyakinkan mereka. Saat itu, dia sedikit pemalu, orang-orang mulai meminta tanda tangan pertamanya di Monaco. Di awal karir Anda, Anda tidak memiliki terlalu banyak tekanan. pada awalnya dan mereka berhasil membujuknya untuk memperpanjangnya dengan menjanjikan kepadanya bahwa dia akan bermain lebih mudah di Monaco daripada di Arsenal, Liverpool atau Real Madrid. Kita dapat mengatakan bahwa orang tuanya menasihatinya dengan baik dan dia mengambil keputusan yang tepat." Lanjutnnya.
Mbappe telah memenangkan Piala Dunia dan saat ini tengah menyasar gelar Kejuaraan Eropa sebagai kapten timnas Prancis. Meskipun cita-citanya besar, Madrid menolak untuk membiarkan Mbappe berpartisipasi di Olimpiade musim panas, yang berarti penyerang muda itu akan fokus untuk membantu Les Bleus menuju sukses di turnamen Eropa mendatang.
Meskipun Arsenal gagal merekrut Mbappe, Wenger masih yakin bahwa keputusan Mbappe untuk tetap di Monaco adalah yang terbaik bagi karir dan perkembangannya sebagai pemain. Dengan potensi dan bakat yang dimiliki Mbappe, ia adalah salah satu bintang muda terbesar dalam dunia sepak bola saat ini dan dipercaya memiliki kemampuan untuk mencapai prestasi yang luar biasa dalam kariernya yang masih panjang.
Akhirnya, meskipun perjalanan Mbappe ke Arsenal tidak terwujud, karirnya terus bersinar dan menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda di seluruh dunia. Selalu ada peluang bagi Mbappe untuk pindah ke klub lain di masa depan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana ia terus berkembang sebagai seorang pemain dan memimpin timnas Prancis ke kesuksesan di level internasional.