Momen Sven-Goran Eriksson Tahan Imbang Timnas Indonesia dan Mengorbitkan Pemain Kelas Dunia
Selasa, 27 Agustus 2024, 06:15 WIB

Sven-Goran Eriksson pernah membawa Lazio di puncak kejayaan pada akhir tahun 90-an-Calcio Mercato-
DailySports.ID - Pelatih legendaris asal Swedia, Sven-Goran Eriksson ternyata pernah membuat Timnas Indonesia gregetan ketika melatih Timnas Filipina.
Kini, Sven-Goran Eriksson dikabarkan telah meninggal dunia dalam usia 76 tahun pada hari ini, Senin (26/8/2024).
Sven-Goran meninggal dunia karena sebelumnya menderita kanker pankreas di awal tahun 2024.
Sven-Goran Eriksson menyatakan jika ia hanya memiliki waktu tersisa selama setahun. Dan kini ia telah meninggal dunia.
"Sven Goran Eriksson telah meninggal dunia," bunyi pernyataan pihak keluarga seperti dilansir dari Sky News.
Sven-Goran Eriksson sendiri jadi pelatih yang pernah melanglang buana di Eropa dan Asia. Ia juga pernah menangani Timnas Filipina.
Ketika menangani Timnas Filipina, Eriksson bertemu Timnas Indonesia pada gelaran Piala AFF 2018. Saat itu, skor berakhir imbang dengan hasil akhir 0-0.
Eriksson sendiri juga pernah melatih beberapa tim top Eropa pada medio 80-an, seperti Benfica, AS Roma, Fiorentina, dan Sampdoria.
Pada tahun 1997, ia kemudian melatih Lazio dan meraih kesuksesan dengan gelar juara domestik maupun kontinental.
Eriksson meraih gelar juara Liga Italia bersama Lazio pada musim 1999/2000. Itulah Scudetto terakhir yang dirasakan oleh Elang Ibukota.
Adapun selama periode 1997-2001, Eriksson juga meraih dua gelar lainnya, yakni Coppa Italia dan Piala Super Italia.
Ia pada akhirnya meninggalkan Lazio pada Januari 2001 untuk menerima tawaran melatih Timnas Inggris.
Akan tetapi ketika menangani Timnas Inggris, ia tak meraih satu gelar pun. Di Piala Dunia 2002 kalah dari Brasil, Piala Eropa 2004 dan Piala Dunia 2006 disingkirkan Portugal di perempat final.
Di musim 2006/2007, Eriksson menangani Manchester City. Tak lama ia kemudian menerima tawaran Timnas Meksiko dari 2008 hingga 2009. Lalu di 2010 melatih Pantai Gading.
Usai melatih Pantai Gading, Eriksson kemudian menangani Leicester City pada musim 2010/2011.
Sempat istirahat dua tahun, Eriksson kemudian melatih di Asia tepatnya di China dengan menangani Guangzhou, Shanghai SIPG, dan Shenzhen.
Tak hanya meraih beberapa gelar, Eriksson juga mampu mengorbitkan beberapa pemain kelas dunia, seperti Alessandro Nesta, Juan Sebastian Veron, Pavel Nedved, dan Roberto Mancini.
Ia juga diyakini berpengaruh kepada anak asuhnya yang kini jadi pelatih, seperti Simone Inzaghi (Inter Milan), Diego Simeone (Atletico Madrid), dan Roberto Mancini (Timnas Arab Saudi).