Kisah Mike Tyson Mulai dari Gaya Hidup Mewah, Bangkrut dan Kemudian Bangkit Lewat Bisnis Ganja
Sabtu, Nov 2024

Perjalanan hidup Mike Tyson-instagram/@miketyson-
DailySports.ID - Mike Tyson memiliki perjalanan hidup yang penuh warna dari kejayaannya di atas ring, gaya hidup serba glamor, hingga menghadapi kebangkrutan finansial.
Kini, di usia 58 tahun, Tyson menemukan kebangkitannya melalui bisnis ganja yang mengubah peruntungannya.
Pada akhir 1980-an, nama Tyson melambung sebagai petinju kelas berat termuda yang memenangi gelar juara dunia.
Dia terkenal karena gaya bertarungnya yang agresif dan pukulan maut yang sering membuat lawan tumbang dalam hitungan menit.
Tidak hanya dikenal di dunia olahraga, Tyson juga menjadi salah satu selebritas terkaya, dengan kekayaan mencapai 300 juta dolar AS (sekitar Rp4,76 triliun) menurut Celebrity Network.
Kekayaan Tyson memungkinkan dirinya menikmati gaya hidup yang sangat mewah. Ia membeli beberapa properti megah, deretan mobil mewah, hingga barang-barang eksotis yang sulit dibayangkan.
Salah satu hal paling mencolok adalah peliharaannya, yakni dua harimau Bengal dengan harga masing-masing 70.000 dolar AS.
Merawat binatang buas ini saja memakan biaya hingga 125.000 dolar AS per tahun. Tyson juga kerap menunjukkan kecintaannya pada hal-hal berkilauan.
Ia pernah menghadiahkan mantan istrinya, Robin Givens, sebuah bathtub berlapis emas senilai 2 juta dolar AS. Hidup dalam kemewahan menjadi ciri khas Tyson, yang seolah tak pernah kekurangan uang.
Di tengah popularitasnya, Tyson menghadapi berbagai masalah hukum yang merusak reputasinya. Pada 1992, ia dihukum penjara enam tahun atas tuduhan pemerkosaan, meskipun ia menyatakan hubungan tersebut terjadi atas dasar suka sama suka.
Ia pun dibebaskan setelah menjalani hukuman tiga tahun, tetapi karier dan citranya sudah tercoreng.
Kembalinya Tyson ke dunia tinju tidak berjalan mulus. Pertarungan legendaris melawan Evander Holyfield pada 1997 justru dikenang karena insiden kontroversial.
Dalam duel itu, Tyson menggigit telinga Holyfield. Akibat tindakannya, Komisi Atletik Nevada mencabut lisensinya selama 16 bulan, yang tentu memengaruhi pendapatan dan popularitasnya.
Meski berhasil mendapatkan bayaran besar dalam beberapa pertandingan besar, termasuk 103 juta dolar AS dari laga melawan Lennox Lewis pada 2002, Tyson mengalami keruntuhan finansial.
Pada 2003, ia mengajukan kebangkrutan dengan utang mencapai 23 juta dolar AS. Sebagian besar utangnya terdiri dari tunggakan pajak, termasuk 13,4 juta dolar AS kepada IRS dan 4 juta dolar AS kepada otoritas pajak Inggris.
Salah satu momen paling pahit dalam kehidupan Tyson adalah perseteruannya dengan promotor tinju Don King.
Tyson menuduh King mengambil hingga 50 persen dari penghasilannya secara ilegal. Meski akhirnya memenangkan gugatan, Tyson hanya menerima 14 juta dolar AS yang sebagian besar digunakan untuk melunasi utang.
Kehilangan besar ini memperburuk kondisi finansialnya. Tyson bahkan menjual beberapa aset mewahnya, termasuk rumah-rumah dan mobil, untuk memenuhi kewajibannya.
Pada 2010, Tyson mengaku dirinya benar-benar bangkrut, sebuah titik rendah dalam hidupnya yang membuat banyak orang meragukan ia bisa bangkit kembali.
Setelah menghadapi berbagai tantangan, Tyson menemukan peluang baru yang mengubah hidupnya. Ia terjun ke industri kanabis, mendirikan merek "Tyson 2.0" pada 2023.
Perusahaan ini langsung sukses besar, menghasilkan pendapatan hingga 150 juta dolar AS hanya dalam waktu setahun.
Tyson berperan aktif sebagai pendiri dan chief brand officer yang menunjukkan keseriusannya di dunia bisnis.
Bisnis ini menjadi sumber utama kekayaan baru Tyson, yang kini diperkirakan memiliki kekayaan bersih sekitar 10 juta dolar AS (sekitar Rp158,84 miliar).
Meski jauh dari masa kejayaannya sebagai petinju, angka ini mencerminkan kebangkitan luar biasa Tyson dari kebangkrutan total.
Adapun kini Tyson kembali mencuri perhatian dengan kabar bahwa ia akan naik ring melawan Jake Paul, seorang YouTuber yang kini aktif di dunia tinju.
Paul meskipun bukan petinju profesional, telah bertanding 11 kali dalam laga resmi. Namun, dibandingkan dengan rekor Tyson yang mencatatkan 50 kemenangan (44 KO), pengalaman Paul jelas tidak sebanding.
Banyak yang menduga keputusan Tyson ini lebih didorong oleh faktor komersial. Total hadiahnya diperkirakan mencapai 80 juta dolar AS, dengan masing-masing petarung berhak atas 40 juta dolar AS.
Angka fantastis ini cukup menjelaskan mengapa Tyson bersedia kembali bertanding meski usianya sudah mendekati 60 tahun.