https://versalitaestudio.com/sobre-nosotros/kadinkabbandung.orghttps://conilplayamar.com/propiedad/https://haveone.it/shop/https://www.jomaportes.com/contacto/https://svemarche.eu/https://www.nativehotels.org/en/
1 Profil Gerald Vanenburg: Asisten Patrick Kluivert yang Pernah Juara Piala Eropa

Profil Gerald Vanenburg: Asisten Patrick Kluivert yang Pernah Juara Piala Eropa

Profil Gerald Vanenburg: Asisten Patrick Kluivert yang Pernah Juara Piala Eropa

Profil Gerald Vanenburg: Asisten Patrick Kluivert yang Pernah Juara Piala Eropa-@geraldvanenburgofficial-

DailySports.ID - Nama Gerald Vanenburg menjadi sorotan dunia sepakbola setelah menjadi asisten pelatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia, simak profilnya. 

Federasi sepak bola Indonesia PSSI telah mengumumkan jika Gerald Vanenburg bakal berkontribusi untuk memperkuat Timnas Indonesianya Patrick Kluivert. 

Selain menjadi assisten Patrick Kluivert, Gerald Vaenburg bakal menjadi pelatih Timnas Indonesia U-23 yang sebelumnya pernah diisi oleh Shin Tae-yong ketika menghadapi Piala Asia U-23.

Nama Vanenburg memang masih cukup asing di telinga pecinta sepak bola Indonesia. Namun ternyata ia punya rekam jejak yang menarik. Berikut ini akan membagikan profil Vanenburg. 

Profil Gerald Vanenburg

Vanenburg  yang lahir di Utrecht pada 5 Maret 1964, memulai perjalanan sepak bolanya di klub-klub lokal, Sterrewijk dan Elinkwijk. Ia menunjukkan bakat besar sejak usia muda dan, pada usia 16 tahun, ia berhasil debut bersama tim senior Ajax Amsterdam.

Di Ajax, Vanenburg cepat menjadi pemain inti dan dipasangkan dengan Marco van Basten dan Wim Kieft di lini serang. Dalam enam tahun membela Ajax, ia tampil dalam 173 pertandingan dan mencetak 64 gol. Selama waktunya di Ajax, ia meraih tiga gelar Eredivisie dan dua gelar KNVB Cup, menjadikannya salah satu pemain kunci dalam kesuksesan tim.

Pada tahun 1986, Vanenburg memutuskan untuk bergabung dengan PSV Eindhoven. Di Eindhoven, ia menghabiskan tujuh tahun yang luar biasa, mencetak 48 gol dari 199 penampilan. Ketajamannya di depan gawang membuatnya meraih Sepatu Emas Belanda pada tahun 1988 dan 1989, penghargaan bergengsi yang mengukuhkan namanya di sepak bola Belanda.

Setelah sukses di Belanda, Vanenburg melanjutkan karirnya di luar negeri. Ia bermain selama tiga tahun di Jubilo Iwata, Jepang, dan kemudian memperkuat klub-klub seperti Utrecht, Cannes, dan 1860 Munich sebelum akhirnya pensiun pada tahun 2000.

Vanenburg juga dikenal sebagai bagian integral dari Timnas Belanda. Ia debut di Timnas Senior pada tahun 1982 dalam laga uji coba melawan Yunani. Vanenburg menjadi pemain reguler di skuad "Die Oranje" dan berperan penting dalam kemenangan Belanda di Euro 1988. Dalam karir internasionalnya, ia mengumpulkan 42 caps dan mencetak satu gol untuk Timnas Belanda.

Setelah pensiun sebagai pemain, Vanenburg kembali ke dunia sepak bola sebagai pelatih. Ia bergabung dengan PSV Eindhoven sebagai pelatih tim muda selama lima tahun, mengasah kemampuan dan bakat para pemain muda. Pada tahun 2004, ia sempat melatih 1860 Munich, namun gagal menghindarkan tim dari degradasi Bundesliga dalam waktu tiga bulan.

Karir kepelatihan Vanenburg berlanjut di beberapa klub seperti Helmond Sport dan FC Eindhoven, meskipun ia tidak bertahan lama di sana. Pada tahun 2008, ia menjadi asisten pelatih di Willem II, namun setelah itu karir kepelatihannya sempat meredup.

Pada tahun 2020, Vanenburg kembali ke dunia sepak bola dengan peran yang lebih strategis. Ia bergabung dengan Ajax sebagai pelatih teknik tim muda, di mana ia menangani tim U-17, U-18, dan U-21 hingga tahun 2023. Peran ini memperlihatkan dedikasi Van Breukelen dalam mengembangkan potensi pemain muda di salah satu akademi sepak bola terbaik dunia.

Dengan perjalanan panjang yang penuh prestasi, baik sebagai pemain maupun pelatih, Vanenburg tetap menjadi sosok yang berpengaruh dalam sejarah sepak bola Belanda.

Berita Terkait