Sejarah Bola Hari Ini, Timnas Indonesia Cuma Raih Medali Perak Gagal Juara SEA Games 1997 di Jakarta
Jumat, 18 Oktober 2024, 04:31 WIB

Koreografi suporter timnas Indonesia di Stadion GBK.-Kompas-
DailySports.ID - SEA Games 1997 yang berlangsung di Jakarta meninggalkan cerita manis terkait perolehan medali Indonesia. Total 194 medali berhasil dikumpulkan, sebuah rekor tertinggi bagi negara peraih prestasi juara umum dan bahkan belum terpecahkan sejauh ini.
Namun, kesuksesan Indonesia di banyak cabang olahraga kala itu ternyata tidak menular ke sepak bola. Prestasi di cabang yang tergolong paling populer tersebut justru menjadi pemicu tradisi buruk di masa depan.
Sudah rahasia umum bila final sepak bola merupakan klimaks di pentas multicabang seperti SEA Games yang biasanya berlangsung sehari sebelum upacara penutupan.
Di sinilah harga diri bangsa dipertaruhkan, terlebih karena Indonesia berjumpa salah satu musuh bebuyutan, Thailand. Publik kala itu meyakini timnas bakalan menyabet medali emas SEA Games sekaligus menyempurnakan status juara umum.
Modalnya tak main-main, Indonesia mengantongi rentetan hasil positif menuju final, antara lain melibas Laos (5-2), Malaysia (4-0), Filipina (2-0), seri dengan Vietnam (2-2), dan menyingkirkan Singapura di semifinal (2-1).
Skuat Indonesia 1997 juga masuk kategori generasi emas karena berisikan bintang-bintang top Liga Indonesia seperti Ansyari Lubis, Fakhri Husaini, Aji Santoso, Widodo Cahyono Putro, Nuralim, dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Bertanding di hadapan lebih dari 100.000 penonton yang memadati Stadion Utama Senayan, timnas Indonesia menampilkan permainan terbuka sejak menit pertama. Ancaman demi ancaman ditebar dalam upaya mencari gol kemenangan.
Fakhri dan Ansyari berperan sebagai otak serangan di sektor tengah yang tampak berulang kali mengirimkan umpan panjang maupun pendek kepada duet striker, Widodo-Kurniawan, tapi belum berhasil menjebol gawang Thailand di babak pertama.
Sebaliknya, malah Thailand yang terlebih dulu mencetak gol melalui aksi Chaichan Kiewsen memanfaatkan kecerobohan lini pertahanan Indonesia dalam merancang jebakan offside.
Tanpa pengawalan, Kiewsen bisa dengan mudah melepaskan tembakan jarak dekat menggunakan kaki kirinya.
Tak mau kalah, Indonesia akhirnya membalas sekitar tiga menit setelah turun minum lewat sontekan Kurniawan menyambut assist Widodo. Spirit juara kembali berkobar dan para pemain semakin bernafsu menambah gol.
Sayang, sejumlah peluang Indonesia mentah lantaran terbentur barisan pertahanan Thailand yang tampil solid di sisa waktu, termasuk kiper Wacharapong Somcit. Dia tercatat melakukan beberapa kali penyelamatan heroik.
Skor 1-1 bertahan sampai waktu normal berakhir, bahkan belum jua berubah setelah ditambah 30 menit babak ekstra. Adu penalti pun tak terhindarkan dan Indonesia berada di atas angin jika mengacu pada kemenangan di final SEA Games 1991.
Faktanya, Indonesia gagal mengulang kesuksesan tiga edisi silam akibat kesalahan dua pemain, Ronny Wabia dan Uston Nawawi ketika melaksanakan eksekusi. Tembakan mereka berdua sama-sama melambung tinggi di atas mistar.
Hanya Aji Santoso dan Fakhri Husaini yang sukses menjalankan tugasnya, sementara empat pemain Thailand mampu mencetak gol secara berurut-turut. Jadilah medali emas melayang ke tangan kubu rival.
"Kami cuma sial saja. Secara permainan rasanya kami tak pantas kalah. Sayang. Seharusnya ini kesempatan terbaik untuk meraih medali emas SEA Games," ungkap Ansyari Lubis waktu itu.
Kegagalan ini sekaligus mengawali tradisi buruk Indonesia di final kejuaraan bergengsi. Sebanyak tiga kesempatan bertemu Thailand berikutnya selalu saja berujung apes, antara lain di Piala Tiger 2000, Piala Tiger 2002, dan Piala AFF 2016.