Kupas Sejarah Piala Eropa, Fenomena Turki Si Raja Comeback Menit Akhir di Euro 2008
Kamis, 20 Juni 2024, 19:50 WIB

Selebrasi pemain Turki usai mencetak gol dalam pertandingan Euro 2008.-UEFA-
DailySports.ID - Sudahkah melihat penampilan Turki di laga pembuka Grup F Euro 2024, Selasa (18/6/2024)? Mereka memetik kemenangan 3-1 atas Georgia, dan gol ketiga disarangkan secara heroik pada menit-menit akhir babak kedua.
Kenapa dibilang heroik? Tentu saja karena saat itu sebenarnya Turki sedang dibombardir oleh Georgia yang bernafsu mencari gol penyeimbang dalam situasi tertinggal 1-2, terlebih pada injury time.
Keputusan Georgia menyerang total sampai kiper Giorgi Mamardashvili maju dalam situasi sepak pojok justru menjadi blunder. Bola yang direbut Turki kemudian melahirkan gol ketiga beberapa detik sebelum bubaran.
Berkaca dari sejarah, Turki memang memiliki kecenderungan mencetak gol telat menjelang pertandingan berakhir. Fenomena ini bahkan sempat memunculkan julukan Si Raja Comeback pada Euro 2008.
Tak berlebihan mengingat kala itu Turki memang identik dengan memutar balik situasi tertinggal menjadi pemenang di akhir laga. Bukan hanya sekali, melainkan tiga kali secara beruntun di Euro 2008, bahkan hampir empat kali.
Perjalanan Turki di Euro 2008 diawali dengan mengecewakan lantaran dipaksa menyerah dua gol tanpa balas oleh Portugal dalam laga pembuka Grup A. Mesin mereka seolah belum panas.
Di laga kedua, Turki mulai memperlihatkan taji sekaligus pertanda bakal menjelma sebagai Raja Comeback. Mereka bangkit dari ketertinggalan untuk mengalahkan tuan rumah Swiss dengan skor 2-1.
Awalnya, Turki kebobolan duluan pada menit ke-32, namun bisa menyamakan kedudukan melalui aksi Semih Senturk (57'). Gol penentu kemenangan lantas tercipta lewat tendangan geledek Arda Turan pada menit ke-90+2!
Selanjutnya, tibalah laga hidup-mati melawan Republik Ceko. Turki harus menang bila ingin melangkah lebih tinggi dan lolos ke perempat final Euro 2008.
Harapan itu nyaris sirna ketika Ceko berhasil memimpin 2-0 selama 75 menit sebelum Turki menipiskan skor melalui gol Arda Turan. Nama yang disebut terakhir menceploskan bola lewat tendangan menyusur tanah nan akurat.
Torehan Arda Turan sontak membakar semangat Turki. Mereka lantas membalikkan keadaan via sumbangsih dua gol Nihat Kahveci dalam tempo dua menit saja, masing-masing pada menit ke-87 dan 89.
Kemenangan tipis 3-2 atas Republik Ceko secara dramatis meloloskan Turki ke perempat final Euro 2008. Mereka akan berjumpa salah satu tim kuda hitam, Kroasia, yang dipimpin oleh Luka Modric.
Skuat Compang-camping Turki di Fase Gugur Euro 2008
Kiper Turki, Rustu Recber, dipeluk rekan setim usai menjadi penentu kemenangan atas Kroasia di babak adu penalti Euro 2008.-UEFA-
Tidak ada yang menyangka Turki bisa lolos ke perempat final Euro 2008. Wajar bila sebagian besar penikmat sepak bola meyakini langkah mereka akan mentok di sini, alih-alih melaju ke semifinal.
Penyebabnya tak lain adalah krisis pemain yang merecoki Turki akibat badai cedera dan suspensi atau akumulasi kartu, terutama menimpa kapten Emre Belozoglu (cedera) dan kiper Volkan Demirel (suspensi).
Menghadapi Kroasia, pelatih Fatih Terim kembali berharap banyak kepada trio pencetak gol Turki di Euro 2008. Dia memang tak punya banyak pilihan dalam skuat, sehingga cuma memasang pemain yang kondisinya fit 100 persen.
Kolektivitas ala Turki mampu memaksa Kroasia berpeluh keringat di babak ekstra usai bermain sama kuat 0-0 selama 90 menit. Para personel kecolongan gol memasuki menit ke-117.
Normalnya sebuah tim akan jatuh mental saat kebobolan menjelang menit akhir, tapi Turki tidak demikian. Mereka tetap bersemangat mengejar, sampai kemudian keajaiban itu muncul pada detik-detik terakhir.
Striker Semih Senturk tiba-tiba melepaskan tembakan spekulasi dari sudut sempit ketika posisinya sedikit berada di dalam kotak penalti Kroasia. Sekali lagi Turki membuyarkan mimpi lawannya di injury time.
Skor 1-1 memaksa pertandingan berlanjut ke babak adu penalti. Di sini Dewi Fortuna kembali berpihak kepada Turki karena tiga dari empat penendang Kroasia gagal menunaikan tugasnya dengan baik.
Di sisi lain, tiga penendang pertama Turki, yakni Arda Turan, Semih Senturk, dan Hamit Altintop semuanya sukses mencetak gol. Kiper kawakan Rustu Recber juga tampil heroik dengan menepis algojo penentu Kroasia, Mladen Petric.
Penjaga gawang yang notabene legenda hidup sisa-sisa era kejayaan Turki menempati posisi ketiga Piala Dunia 2002 itu sontak dikerubungi oleh rekan setim. Mereka berhak melangkah ke semifinal Euro 2008.
Di semifinal, Turki berjumpa tim kuat Jerman. Kondisi skuat mereka bertambah parah karena Nihat Kahveci mengalami cedera. Hal ini berarti mereka tidak bisa memainkan delapan pemain dengan alasan cedera dan suspensi.
Ada pun pemain Turki yang absen selain Nihat yaitu Emre Belozoglu (cedera), Emre Gungor (cedera), Servet Cetin (cedera), Tuncay Sanli (suspensi), Arda Turan (suspensi), Emre Asik (suspensi), dan Volkan Demirel (suspensi).
Pelatih Fatih Terim tentu pusing tujuh keliling. UEFA selaku otoritas sepak bola Eropa tidak bersedia memberikan kebijakan khusus untuk Turki yang sedang dilanda krisis pemain di Euro 2008, sehingga mau tidak mau mereka harus bertanding dengan kondisi 'compang-camping'.
Hebatnya, Turki masih saja mampu merepotkan Jerman dalam segala keterbatasan itu. Mereka bahkan mencetak gol duluan melalui aksi Ugur Boral pada menit ke-22 sebelum disamakan oleh Bastian Schweinsteiger berselang empat menit kemudian.
Singkat cerita, Jerman berbalik unggul setelah Miroslav Klose membobol gawang Rustu Recber pada menit ke-79. Si Raja Comeback tak tinggal diam seperti biasanya membalas di waktu-waktu krusial.
Semih Senturk menggetarkan gawang Jens Lehmann pada menit ke-86. Kejadian persis seperti melawan Kroasia di perempat final terulang? Nanti dulu!
Jangan lupakan kalau yang dihadapi Turki adalah Jerman, tim yang sudah lebih dulu dikenal telat panas dan sangat jago memutar balik keadaan dalam pertandingan-pertandingan penting di turnamen besar, termasuk Piala Eropa.
Turki masih kalah senior dari Jerman soal urusan comeback. Sang Raja akhirnya dipaksa lengser dari singgasananya usai Philipp Lahm mencetak gol penentu kemenangan tim pada menit ke-90.
Skor akhir 3-2 untuk kemenangan Jerman. Kisah fenomenal Turki Si Raja Comeback di Euro 2008 pun resmi tamat, tapi perjalanan heroik mereka terukir abadi dalam lembaran sejarah Piala Eropa dan akan dikenang sepanjang masa.
"Saya ucapkan selamat kepada Jerman, namun saya sangat bangga kepada para pemain saya. Kami mampu menunjukkan kepada dunia betapa bagusnya tim ini," ujar Fatih Terim dikutip dari situs resmi UEFA.