https://cafesguilis.com/producto/https://versalitaestudio.com/sobre-nosotros/kadinkabbandung.orghttps://conilplayamar.com/propiedad/https://www.theleroyhouse.com/contact-ushttps://tenerisat.com/servicio-tecnico-balay-tenerife/https://svemarche.eu/https://www.nativehotels.org/en/https://www.ritchiehill.com/gallery
slot gacor slot gacor resmi https://lpm.uki.ac.id/
1 Man City vs Man Utd Jadi Momen Terakhir Pep Guardiola?

Man City vs Man Utd Jadi Momen Terakhir Pep Guardiola?

Man City vs Man Utd Jadi Momen Terakhir Pep Guardiola?

Pep Guardiola, Pelatih Manchester City-Instagram/@mancity-

DailySports.ID - Laga Liga Inggris antara Manchester City melawan Manchester United yang akan berlangsung malam ini, Minggu (15/12/24) dengan kick off pukul 23.30 WIB, menjadi momen krusial bagi sang pelatih Pep Guardiola.

Musim 2024/25 menjadi salah satu momen paling menyulitkan bagi Manchester City. Tim identik dengan dominasinya di Liga Inggris ini kini tercecer di peringkat kelima klasemen sementara, tertinggal sembilan poin dari Liverpool yang bertengger di puncak. 

Tidak hanya itu, langkah mereka di Liga Champions pun kian berat setelah terdampar di posisi ke-22 dengan hanya dua laga fase grup tersisa. Di tengah badai kritik dan tekanan, Pep Guardiola justru memperpanjang kontraknya hingga 2025. 

Adapun sejatinya musim ini dimulai dengan penuh optimisme bagi Manchester City. Setelah sukses merebut trofi Community Shield 2024, mereka mencatatkan rekor tak terkalahkan dalam 13 laga awal musim, termasuk 10 kemenangan. 

Namun, badai mulai menerpa ketika mereka tersingkir dari Tottenham Hotspur di babak 16 besar Carabao Cup. 

Kekalahan itu menjadi awal dari serangkaian hasil buruk., dalam enam laga berikutnya Manchester City hanya mampu mengantongi satu hasil imbang dan lima kekalahan. Ini menjadi periode terburuk Pep Guardiola sejak ia bergabung pada 2016.

Sosok pelatih berusia 53 tahun yang membawa Manchester City ke puncak kejayaan dengan berbagai trofi, kini berada di bawah sorotan tajam. 

Keputusan klub untuk memperpanjang kontraknya hingga musim panas 2025 pada 22 November lalu memicu perdebatan di berbagai kalangan. 

Akan tetapi, dalam wawancara bersama Sky Sports, Guardiola sendiri menegaskan bahwa dia tidak menyesal menandatangani kontrak baru tersebut meskipun timnya sedang mengalami masa sulit. 

"Saya tidak pernah menyesal. Pergi sekarang? Mustahil. Saya tidak bisa tidur nyenyak jika meninggalkan tim dalam kondisi seperti ini."

"Jika bos saya, Khaldoon Al Mubarak, tidak puas dengan saya, mereka bisa memecat saya. Itu bagian dari sepak bola. Tapi saya tidak akan pergi hanya karena tekanan."

Bagi Guardiola, Manchester City lebih dari sekadar klub sepak bola. Selama delapan tahun di Etihad, ia telah membangun hubungan emosional yang mendalam dengan tim, staf, dan penggemar.

"Jika saya pergi besok, saya akan tetap merasa telah memberikan segalanya untuk klub ini. Saya tidak perlu menunggu trofi Premier League atau Liga Champions berikutnya untuk merasa puas. Saya tahu, saya telah melakukan yang terbaik," ungkapnya.

Hasil Derby Manchester mungkin akan menjadi awal dari babak baru bagi The Citizens, entah itu menuju kebangkitan atau semakin terpuruk dalam keterpurukan.

Berita Terkait