https://cafesguilis.com/producto/https://versalitaestudio.com/sobre-nosotros/kadinkabbandung.orghttps://conilplayamar.com/propiedad/https://haveone.it/shop/https://www.jomaportes.com/contacto/https://svemarche.eu/https://www.nativehotels.org/en/https://www.ritchiehill.com/gallery
slot gacor slot gacor resmi https://lpm.uki.ac.id/
1 Man City vs Tottenham: Pep Guardiola Teken Kontrak Baru Walau Krisis Menghantuinya di Liga Inggris

Man City vs Tottenham: Pep Guardiola Teken Kontrak Baru Walau Krisis Menghantuinya di Liga Inggris

Man City vs Tottenham: Pep Guardiola Teken Kontrak Baru Walau Krisis Menghantuinya di Liga Inggris

Pep Guardiola seakan menampakan loyalitas di atas segalanya, namun tetap ada ancaman di balik itu semua bersama Manchester City-x/@fabrizioromano-

DailySports.ID - Manchester City akan menjamu Tottenham Hotspur di pekan ke-12 Liga Inggris 2024/2025 pada Minggu (24/11/2024) di Etihad Stadium. 

Di tengah hiruk-pikuk persaingan dan tekanan, The Cityzen membawa kabar yang menyegarkan untuk para penggemarnya, yakni sang pelatih, Pep Guardiola resmi memperpanjang masa baktinya hingga 2027. Namun di balik itu, ada kisah tragis dan ambisi yang tak biasa.

Pelatih berusia 53 tahun ini membuat keputusan besar dengan memperpanjang kontraknya selama dua tahun, meski sebelumnya kontraknya akan habis pada 2025.

Keputusan ini bukan sekadar langkah biasa, melainkan hasil perenungan mendalam di tengah kondisi klub yang penuh tekanan.

Keputusan Guardiola ini juga datang bersamaan dengan pengumuman mundurnya Txiki Begiristain, Direktur Olahraga sekaligus sahabat dekatnya yang akan meninggalkan klub akhir musim ini. 

Meski kehilangan figur penting, Guardiola memilih untuk tetap bersama klub milik Sheikh Mansour, menegaskan loyalitasnya kepada klub tajir yang telah ia tangani sejak 2016.

Pemilik klub asal Uni Emirat Arab saat ini sedang menghadapi 115 tuduhan terkait pelanggaran finansial dari Liga Inggris. Jika terbukti bersalah, ancamannya tidak main-main yaitu denda besar, pengurangan poin, hingga kemungkinan terdegradasi.

Meski demikian, Guardiola menunjukkan sikap pantang menyerahnya. Ia menyatakan kesiapannya bertahan bahkan dalam skenario terburuk.

"Jika kami harus bermain di liga bawah, kami akan bangkit kembali," ujarnya dengan optimis, meskipun ia mengakui bahwa tekanan yang ada tidak mudah untuk dihadapi dalam wawancaranya beberapa waktu lalu.

"Ketika semua klub menuduh kami melakukan sesuatu yang salah dan orang-orang bertanya, 'Apa yang akan terjadi jika kami terdegradasi?' Saya akan tetap di sini."

Ia bahkan blak-blakan bahwa jika City harus bermain di liga lebih rendah, mereka akan bangkit kembali.

"Saya tidak tahu di posisi mana kami akan bermain, mungkin di Conference League? Tahun depan kami akan naik, dan naik lagi ke Liga Inggris (Kasta Tertinggi)," tambahnya.

Pep Guardiola yang pernah menukangi klub besar seperti Barcelona dan Bayern Munchen, bukan hanya sekadar pelatih untuk Manchester City, ia adalah arsitek dari era keemasan klub ini. 

Dalam delapan tahun kepemimpinannya, ia telah memperkuasai tim dalam 490 laga dengan statistik luar biasa yakni 353 kemenangan, 70 hasil imbang, dan hanya 67 kekalahan. City mencetak 1.200 gol dan kebobolan 411 gol di bawah komandonya.

Guardiola juga telah mempersembahkan 18 trofi untuk City, termasuk enam gelar Premier League dan satu Liga Champions yang sangat dinanti-nantikan. 

Selain itu, ia memenangkan berbagai trofi lain seperti dua Piala FA, empat Piala Liga, serta gelar internasional seperti Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.

Meski baru saja memperbarui kontrak, Guardiola secara terbuka mengungkapkan bahwa ia sedang berada di fase kelelahan. Rentetan hasil buruk dengan empat kekalahan beruntun, ditambah tekanan dari kasus hukum yang membelit klub, menjadi ujian berat baginya.

"Terkadang saya merasa sangat lelah," katanya jujur kepada media, seperti dikutip dari Goal.

"Ketika kemenangan datang, semuanya terasa lebih mudah. Tapi ketika kekalahan beruntun terjadi, itu benar-benar menguras energi."

Meski begitu, Guardiola tetap percaya bahwa kemenangan adalah obat terbaik untuk membangun kembali semangat tim. Dan itulah misi utamanya dalam pertandingan melawan Tottenham.

Tottenham Hotspur bukan lawan yang asing bagi Manchester City. Di akhir Oktober lalu, Spurs berhasil menyingkirkan City dari Carabao Cup dengan kemenangan 2-1.

Hasil tersebut menambah daftar kekecewaan bagi Guardiola yang kini berambisi untuk membalikkan keadaan.

Pertandingan melawan Tottenham akhir pekan ini menjadi lebih dari sekadar laga biasa. Ini adalah peluang untuk membuktikan bahwa City masih menjadi raksasa yang tak tergoyahkan, meski diterpa badai tantangan yang mengantuinya.

Dengan pengalaman dan mentalitas juara, Guardiola tentu mampu memimpin City keluar dari masa sulit dan melanjutkan tradisi kesuksesan yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun.

Berita Terkait