1 Perjalanan Klub Pelita Jaya, dari Kejayaan Galatama hingga Jadi Madura United

Perjalanan Klub Pelita Jaya, dari Kejayaan Galatama hingga Jadi Madura United

Perjalanan Klub Pelita Jaya, dari Kejayaan Galatama hingga Jadi Madura United

Perjalanan Klub Pelita Jaya, Dari Kejayaan Galatama hingga Menjadi Madura United-X/skor-

DailySports.ID - Sepak bola Indonesia memiliki sejarah panjang yang penuh warna, dan salah satu bagian penting dari sejarah tersebut adalah perjalanan klub legendaris, Pelita Jaya.

Klub yang pernah menjadi ikon sepak bola nasional ini telah melalui berbagai tantangan dan perubahan, dari era Liga Sepak Bola Utama (Galatama) hingga berubah menjadi Madura United yang kita kenal saat ini.

Didirikan pada tahun 1986, Pelita Jaya membawa mimpi besar dan ambisi kuat untuk membangun sepak bola Indonesia yang lebih baik. Dengan dukungan dari PT Nirwana Pelita Jaya, klub ini memulai kiprahnya dengan penuh semangat dan optimisme. 

Dalam musim perdana mereka di Galatama, Pelita Jaya langsung mencuri perhatian setelah berhasil menumbangkan juara bertahan saat itu, Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) dalam sebuah laga yang dramatis. 

Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Menteng, Jakarta Pusat pada 31 Agustus 1986, Pelita Jaya mencetak kemenangan 1-0 berkat gol tunggal Bambang Nurdiansyah. 

Momen tersebut menjadi catatan penting dalam perjalanan awal klub, meskipun mereka kemudian harus puas sebagai runner-up setelah dikalahkan KTB di partai final.

Kendati harus menerima kekalahan tersebut, Pelita Jaya tidak menyerah. Mereka terus menunjukkan konsistensi dan performa luar biasa di musim-musim berikutnya. 

Pada musim 1987/1988, Pelita Jaya kembali mencapai final meski harus mengakui keunggulan Niac Mitra dengan skor tipis 1-2. 

Namun, klub ini segera bangkit dengan menjuarai Galatama di musim 1988/1989 dan 1990, memperkokoh posisi mereka sebagai salah satu klub terkuat di Indonesia pada masa itu.

Klub ini tidak hanya menjadi lawan tangguh, tetapi juga panutan bagi klub-klub lain. Mereka berhasil mencapai final sebanyak lima kali, serta mengoleksi tiga trofi Galatama yang menegaskan reputasi mereka sebagai klub elit.

Namun seperti halnya banyak klub besar lainnya, Pelita Jaya juga harus menghadapi banyak perubahan dan tantangan.

Salah satu aspek yang paling mencolok dari perjalanan klub ini adalah perubahan nama dan markas yang mencerminkan kisah perjalanan mereka.

Setelah sukses sebagai Pelita Jaya FC, klub ini berganti nama menjadi Pelita Mastrans pada 1997, seiring dengan masuknya Mastrans sebagai pemilik saham mayoritas. 

Akan tetapi perubahan tersebut hanyalah permulaan dari rangkaian transformasi yang dialami klub.

Pada 1998/1999, nama klub berubah menjadi Pelita Bakrie dan pada tahun 2000-2002, mereka kembali berganti nama menjadi Pelita Solo ketika memutuskan pindah ke Stadion Manahan di Solo.

Perpindahan markas tidak berhenti di situ. Pada 2002-2006, klub ini kembali bermarkas di Cilegon dengan nama Pelita Krakatau Steel, sebelum akhirnya bermarkas di Purwakarta pada 2006/2007 dengan nama Pelita Jaya Purwakarta. 

Transformasi nama dan lokasi ini terus berlanjut hingga tahun 2008/2009, ketika mereka bermain di Stadion Si Jalak Harupat sebagai Pelita Jabar.

Pada tahun 2012, perubahan besar terjadi ketika Ari D. Sutedi mengambil alih kepemilikan saham Pelita Jaya dan mengubah nama klub menjadi Pelita Bandung Raya (PBR).

Di bawah nama baru ini, klub berhasil meraih prestasi cukup baik dengan menduduki posisi keempat pada musim 2013/2014 dan mencapai semifinal pada musim 2014/2015. 

Namun, Pelita Bandung Raya akhirnya mengalami perubahan lebih lanjut pada tahun 2015, ketika mereka berubah nama menjadi Persipasi Bandung Raya dan berpindah markas ke Stadion Patriot di Bekasi.

Meski terus mengalami pergantian nama, semangat dan identitas Pelita Jaya tetap terjaga. Pada 2016, klub ini bertransformasi menjadi Madura United, dengan markas baru di Pulau Madura. 

Pergantian nama tersebut tidak menghapus jejak sejarah panjang Pelita Jaya, melainkan menjadi babak baru dalam perjalanan klub.

Dari era Galatama hingga Madura United, kisah Pelita Jaya adalah cerminan dari tekad dan ketahanan yang luar biasa untuk bisa bertahan dalam persaingan ketat klub-klub lain.

Kendati demikian, saat ini Madura United bertengger di jurang klasemen Liga 1, yakni di urutan paling dangkal dengan menempati posisi ke-18, puas mencuri dua poin saja.

Berita Terkait