Jejak Klan Mainaky di Bulutangkis Indonesia, Frits Hermanus Sang Pionir
Rabu, Agu 2024

Frits Hermanus Mainaky (kiri) bersama salah satu keponakannya, Marleve Mainaky. -Indra Citra Sena/Daily Sports-
DailySports.ID - Klan Mainaky sangat erat kaitannya dengan masa-masa kejayaan bulutangkis Indonesia. Marga asal Ternate ini pernah menyumbangkan putra-putra terbaiknya untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Dua anggota Klan Mainaky tercatat dengan tinta emas dalam lembaran sejarah bulutangkis Tanah Air karena mempersembahkan medali emas Olimpiade atas nama Rexy Mainaky dan Richard Mainaky.
Rexy bersama partnernya, Ricky Subagja, meraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 di nomor ganda putra. Dia mengalahkan wakil Malaysia, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock, dengan skor 5-15, 15-13, 15-12.
Di sisi lain, Richard menyabet medali emas Olimpiade dengan cara berbeda. Dia berperan sebagai pelatih ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir saat merengkuh gelar juara di Rio 2016.
Jangan lupakan pula tiga saudara kandung Richard dan Rexy yang juga berkecimpung di pelatnas PBSI, antara lain Rionny, Marleve, dan Karel. Mereka memiliki andil mengharumkan nama kampung halaman, Ternate.
Usut punya usut, rupanya Mainaky bersaudara bukanlah pionir dalam urusan membawa nama daerah Ternate ke bulutangkis tingkat nasional. Masih ada satu nama lain yang diakui mereka berlima sebagai pembuka jalan Klan Mainaky.
Sosok tersebut adalah Frits Hermanus Mainaky. Dia merupakan paman alias adik kandung ayah dari Rexy cs. yang sudah lebih dulu membangun karier bulutangkis jauh sebelum eksistensi para keponakannya.
Frits Mainaky lahir di Ternate pada 28 Maret 1950. Dia menggemari bulutangkis sejak dini karena sang ayah yang notebene kakek dari Rexy cs. memiliki lapangan di lingkungan rumahnya di Ternate.
Memasuki usia 12 tahun, Frits memberanikan diri merantau ke Jakarta karena kebetulan sudah ada salah satu kakaknya yang tinggal di Ibu kota. Dia termasuk nekat meninggalkan kampung halaman untuk membangun karier bulutangkis.
Singkat cerita, Om Frits, begitu sapaan akrabnya, direkrut oleh klub bulutangkis PB Maesa yang kala itu tergolong elite. Dia juga berteman baik dengan tokoh besar di dunia tepok bulu sekaligus pembina PB Tangkas, Justian Suhandinata.
Sekadar mengingatkan, Justian yang berpulang pangkuan ilahi sekitar dua tahun lalu ini pernah tiga kali menjabat Wakil Ketua IBF (sekarang BWF), yakni periode 1993-1996, 1996-1999, dan 1999-2001.
Ketika merasa karier bulutangkisnya sudah cukup mapan di Jakarta, Frits Mainaky menarik satu per satu keponakannya dari Ternate, mulai Richard, Rionny, Rexy, Marleve, hingga si bungsu Karel.
Seluruhnya dimasukkan ke PB Tangkas, meski Richard sempat bernaung di PB 56 sebelum akhirnya pindah klub, dan Rexy menimba ilmu di Ragunan karena disponsori pemerintah daerah Ternate.
Sponsor didapatkan berkat kerja keras orang tua dan dibantu teman-teman dekat sang ayah yang juga ikut mendukung dan memotivasi Mainaky bersaudara untuk hijrah ke Jakarta.
Bakat Rexy Mainaky paling menonjol daripada saudaranya yang lain karena bisa begitu saja masuk pelatnas PBSI tanpa melalui proses seleksi.
Di masa-masa awal meniti karier bulutangkis di Jakarta, Richard, Rionny dan Rexy tinggal sementara di rumah kerabat yang ada di Ibu kota. Mereka itulah yang ikut membidani keberhasilan Mainaky bersaudara.
"Jadi ayah mereka menitipkan kepada saya karena memang ingin menjadi atlet bulutangkis. Satu per satu datang dengan kondisi dari nol. Tidak memiliki dasar latihan bulutangkis," kata Om Frits kepada awak redaksi Daily Sports di Depok, Selasa (13/8/2024).
"Satu pesan yang saya titip kepada mereka. Kalian datang ke Jakarta dengan cuma-cuma karena disponsori orang lain. Tolong berlatih dengan serius dan harus lebih keras daripada yang lain," ujarnya.
Sebuah pesan yang meninggalkan kesan tersendiri di benak Mainaky bersaudara dalam usaha membangun karier di dunia bulutangkis. Masing-masing bisa dibilang sukses menjadi atlet mumpuni berkat gemblengan Om Frits.
"Satu hal lain yang saya ajarkan, kalian harus disiplin dan jujur dalam setiap kesempatan. Hal ini akan menolong kita dan sudah terbukti. Mereka bisa sukses dengan jalannya masing-masing dan saya ikut bangga," imbuh Om Frits.
Kini, di usianya yang sudah menginjak 74 tahun, Frits Hermanus tetap aktif bermain bulutangkis. Dia bahkan rutin mengikuti kejuaraan resmi di kelompok umur senior alias pensiunan atlet, salah satunya BWF World Senior Championship.
"Medali dan piala-piala saya ada banyak, tapi sayangnya sebagian besar hanyut akibat banjir yang melanda rumah saya beberapa waktu lalu. Saya masih ingin terus bermain selagi bisa," tandasnya.