https://cafesguilis.com/producto/https://versalitaestudio.com/sobre-nosotros/kadinkabbandung.orghttps://conilplayamar.com/propiedad/https://haveone.it/shop/https://www.jomaportes.com/contacto/https://svemarche.eu/https://www.nativehotels.org/en/https://www.ritchiehill.com/gallery
slot gacor slot gacor resmi https://lpm.uki.ac.id/
1 4 Alasan Bintang Liga Top Eropa Jadikan MLS sebagai Pelabuhan Terakhir

4 Alasan Bintang Liga Top Eropa Jadikan MLS sebagai Pelabuhan Terakhir

4 Alasan Bintang Liga Top Eropa Jadikan MLS sebagai Pelabuhan Terakhir

Logo MLS-AthleticNYC-

DailySports.ID - Banyak sekali pemain berlabel bintang dari klub liga top Eropa yang mengakhiri kariernya di kompetisi sepak bola Amerika Serikat di Major League Soccer (MLS), apa yang jadi alasannya?

Bisa dibilang, legenda Manchester United dan Real Madrid, David Beckham menjadi sosok pertama yang melambungkan nama kompetisi Major League Soccer.

Mungkin, David Beckham bukan pesepak bola Eropa pertama yang bermain di MLS, namun dirinya lah yang membuat kompetisi sepak bola di Amerika Serikat menjadi terkenal.

Wajar, di Negeri Paman Sam tersebut, olahraga yang jauh lebih dinikmati biasanya adalah American Football atau rugby, Hoki, dan juga kompetisi bola basket yang dikenal dengan nama NBA.

Sepak bola di Negeri Amerika Serikat bisa dibilang kurang diminati, namun sejak kehadiran David Beckham, perlahan mulai terus berkembang.

David Beckham saat masih bermain di LA Galaxy.
David Beckham saat masih bermain di LA Galaxy.-Skysports-

David Beckham pertama kali bermain di MLS bersama klub Los Angeles (LA) Galaxy pada tahun 2007 dari Real Madrid.

Sejak saat itu, kompetisi sepak bola MLS mulai terus kedatangan pemain berlabel bintang.

Sebut saja seperti Steven Gerrard, Frank Lampard, Andrea Pirlo, Javier 'Chicharito' Hernandez, Zlatan Ibrahimovic, Didier Drogba, Olivier Giroud, hingga kini yang terbaru adalah Marco Reus.

Rata-rata pemain yang datang adalah mereka yang telah memasuki masa akhir dari kariernya sebagai pesepak bola.

Apa yang menjadi alasan utama mereka lebih memilih bermain di Major League Soccer daripada bertahan di klub lamanya atau bermain di Eropa? Berikut ulasannya:

Tidak Ada Beban

Beban di klub MLS jelas sangat berbeda dengan kompetisi di Eropa, terlebih jika mereka bermain untuk klub yang bermain di Liga Primer Inggris, LaLiga Spanyol, dan Serie A Italia, pastinya mereka dituntut harus terus menang dan bisa meraih gelar juara.

Di MLS, meski ada juga beban untuk menjadi juara, namun tidak terlalu besar seperti di liga top Eropa.

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa mereka memilih bermain di Major League Soccer sebagai bagian akhir dari karier mereka sebagai pesepakbola.

Menghindari Lawan Mantan Klub

Bermain di MLS jelas berbeda liga dan benua, sehingga tidak ada kemungkinan bertemu dengan mantan klub Eropa yang pernah mereka pernah bela.

Pastinya ada rasa emosional dan tidak enak jika harus menghadapi mantan klub sendiri jika tetap bermain di Eropa.

Kompetisi Cukup Ketat

Kompetisi di MLS bisa dibilang cukup ketat, namun tetap tidak seketat dengan liga yang telah disebutkan di atas.

Dengan kata lain, meski bermain di atmosfer liga yang lebih rendah, namun para pemain ini masih punya asa untuk diperjuangkan bersama klubnya di MLS.

Sehingga masih ada tantangan yang harus mereka hadapi, meskipun bermain di kompetisi yang tingkatnya di bawah Eropa.

Menambah Pendapatan

Jika mendapat gelar juara maka itu bonus, namun mendapatkan penghasilan pendapatan jelas itu yang utama.

Pendapatan di Amerika masih terbilang cukup tinggi, sehingga sangat memungkinkan bagi mereka untuk bermain di MLS.

Jika bicara pendapatan, bisa saja mereka bermain di kompetisi Asia, misalnya seperti di Arab Saudi di Liga Saudi Pro.

Hanya saja, kini Liga Saudi Pro sudah dihuni oleh banyak pemain bintang, termasuk pemain yang masih dalam usia produktif.

Artinya, kompetisi Liga Saudi Pro bisa juga berjalan dengan ketat dan keras. Hal inilah yang menjadi alasan, banyak pemain mantan klub top Eropa, lebih memilih untuk bermain di MLS.

Berita Terkait