Zinedine Zidane Memilih Menunggu Panggilan Takdir dari Real Madrid atau Timnas Prancis?
Rabu, 25 Desember 2024, 08:45 WIB

Momen Zidane memegang trofi Liga Champions-instagram/@zidane-
DailySports.ID - Zinedine Zidane tetap setia pada pendiriannya dan bersikukuh hanya akan kembali ke pinggir lapangan jika dipanggil oleh dua pihak Real Madrid atau Timnas Prancis. Apa sebenarnya yang mendorong keputusan tersebut?
Sejak meninggalkan Real Madrid pada 2021, Zidane belum melatih klub mana pun. Namun, ini bukan berarti ia dilupakan.
Klub-klub besar seperti Manchester United, Paris Saint-Germain (PSG), Juventus, dan Bayern Munchen secara terang-terangan mengincarnya. Namun, Zidane menolak semua tawaran tersebut.
Menurut laporan dari Marca, Zidane sebenarnya sangat ingin melatih lagi. Namun, pria berusia 52 tahun ini tetap memegang teguh ambisinya, yakni hanya Real Madrid atau Timnas Prancis yang bisa membuatnya kembali.
Saat ini, kedua "tujuan impian" Zidane sudah memiliki pelatih yang mapan. Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid, baru akan menyelesaikan kontraknya pada musim panas 2026.
Begitu pula Didier Deschamps, pelatih Timnas Prancis, yang kontraknya juga berlaku hingga tahun yang sama. Zidane memilih bersabar, meyakini waktunya akan tiba.
Komitmen Zidane untuk hanya melatih dua pihak ini menunjukkan loyalitas dan visinya yang jelas. Ia tak ingin asal menerima tawaran hanya demi kembali ke panggung besar.
Keputusan Zidane untuk menunggu Real Madrid atau Timnas Prancis memang bukan tanpa alasan. Ia memiliki rekam jejak luar biasa sebagai pelatih.
Dalam dua periode bersama Real Madrid (2016-2018 dan 2019-2021), Zidane mempersembahkan total 11 trofi. Pencapaian terbesarnya tentu saja membawa Los Blancos menjuarai Liga Champions tiga kali beruntun.
Trofi-trofi lainnya termasuk dua gelar La Liga Spanyol, dua Piala Super Spanyol, dua Piala Super Eropa, dan dua Piala Dunia Antarklub. Zidane menjadi ikon kesuksesan bagi Real Madrid, baik sebagai pemain maupun pelatih.
Setelah musim 2020-2021 yang kurang memuaskan, Zidane memutuskan mundur dari kursi pelatih Real Madrid.
Pada musim itu, Real Madrid hanya menjadi runner-up La Liga, gagal di Copa del Rey sejak babak 32 besar, dan terhenti di semifinal Liga Champions oleh Chelsea yang akhirnya keluar sebagai juara.
Kepergiannya mengejutkan banyak pihak, terlebih karena ia tidak memberikan penjelasan langsung.
Namun, beberapa hari setelahnya, Zidane akhirnya buka suara. Dalam surat terbuka, ia mengungkapkan bahwa keputusannya dipicu oleh kurangnya dukungan dari manajemen klub.
"Saya pergi karena saya tidak merasa mendapat kepercayaan yang saya butuhkan untuk membangun sesuatu dalam jangka panjang," ungkap Zidane. mengutip AS, (31/5/2021).
"Apa yang saya bangun setiap hari, hubungan saya dengan para pemain dan staf, semua seolah dilupakan begitu saja," tambahnya.
Banyak pelatih mungkin tak akan berpikir dua kali untuk menerima tawaran dari klub sebesar Manchester United, PSG, atau Bayern Munchen. Namun, Zidane berbeda.
Ia hanya tertarik pada proyek yang benar-benar sesuai dengan visinya. Pilihan ini menunjukkan karakter Zidane sebagai pelatih yang tidak hanya mementingkan prestasi instan, tetapi juga membangun warisan jangka panjang.