https://cafesguilis.com/producto/https://versalitaestudio.com/sobre-nosotros/kadinkabbandung.orghttps://conilplayamar.com/propiedad/https://www.theleroyhouse.com/contact-ushttps://tenerisat.com/servicio-tecnico-balay-tenerife/https://svemarche.eu/https://www.nativehotels.org/en/https://www.ritchiehill.com/galleryhttps://www.callemayor.es/contacto/
slot gacor slot gacor resmi https://lpm.uki.ac.id/
1 Kupas Sejarah Piala Eropa, Debut Manis-Pahit Cristiano Ronaldo di Euro 2004

Kupas Sejarah Piala Eropa, Debut Manis-Pahit Cristiano Ronaldo di Euro 2004

Kupas Sejarah Piala Eropa, Debut Manis-Pahit Cristiano Ronaldo di Euro 2004

Ekspresi sedih Cristiano Ronaldo usai gagal menjuarai Euro 2004.-@FOXSoccer-Twitter

DailySports.ID - Bertahan selama 20 tahun di turnamen akbar sekaliber Piala Eropa adalah pekerjaan yang hampir mustahil. Hanya ada satu pesepak bola yang bisa melakukannya, siapa lagi kalau bukan Cristiano Ronaldo

Total megabintang berusia 39 tahun itu sudah enam kali mentas di Piala Eropa secara beruntun sejak menjalani debut pada edisi 2004. Dia juga memegang rekor gol terbanyak, yakni 14 dalam enam turnamen berbeda. 

Kisah legendaris Ronaldo bermula dari Euro 2004. Siapa yang menyangka seorang remaja berusia 19 tahun itu mampu menjaga konsistensi secara luar biasa, kalau tak bisa dibilang di luar nalar, selama 20 tahun berikutnya. 

Ronaldo kala itu memang belum meraih apa-apa, meski sudah menyandang label wonderkid saat dipinang klub raksasa Liga Inggris, Manchester United, dari Sporting Lisbon pada musim panas 2003.

Musim pertamanya di Manchester United pun tidak terlalu istimewa karena gagal membawa timnya mempertahankan gelar Premier League. Dia hanya ikut berjasa mengantarkan Si Setan Merah naik podium Piala FA 2003-04.

Namun, prestasi ini tentu sudah lebih dari cukup untuk membuat Ronaldo dipanggil masuk skuat timnas Portugal di Euro 2004. Terasa spesial kala itu lantaran mereka berstatus tuan rumah. 

Lagipula, Cristiano Ronaldo sudah menerima panggilan membela negaranya sejak setahun sebelumnya, tepatnya saat dia mencatat debut international dalam pertandingan uji coba kontra Kazakstan, 20 Agustus 2003.

Di Euro 2004, Ronaldo adalah yang paling muda dalam skuat Portugal. Dia berkolaborasi dengan para pemain senior yang sudah berlabel bintang, seperti Manuel Rui Costa, Pedro Pauleta, Nuno Gomes, Deco Souza, dan Luis Figo

Portugal tergantung di Grup A Euro 2004 bareng Spanyol, Yunani, dan Rusia. Status tuan rumah berarti mereka akan bertanding duluan dalam laga pembuka tepat setelah agenda opening ceremony beres. 

Lawan yang dihadapi adalah Yunani, tim kuda hitam yang jarang lolos ke putaran final hajatan akbar seperti Piala Dunia dan Piala Eropa. Tahun itu adalah partisipasi kedua mereka setelah Euro 1980.

Yunani bisa mengamankan tiket ke putaran final Euro 2004 berkat kesuksesan menjuarai grup di babak kualifikasi. Mereka memaksa Spanyol tak lolos secara langsung dan harus berjuang sekali lagi di laga play-off. 

Namun, performa mengilap di babak kualifikasi bukanlah jaminan bersinar di putaran final Euro 2004. Sejarah mencatat banyak tim yang justru tampil melempem ketika memasuki arena yang sebenarnya. 

Tak pelak, sebagian besar kalangan menjagokan Portugal menang dalam laga pembuka Euro 2004 kontra Yunani. Keberadaan generasi emas yang dipimpin Luis Figo menjadi alasan utamanya, selain faktor tuan rumah. 

Hasil Mengejutkan Laga Pembuka Euro 2004

Potret selebrasi gol Cristiano Ronaldo di Euro 2024.
Potret selebrasi gol Cristiano Ronaldo di Euro 2004.-@EURO2024-Twitter

Di luar dugaan, Yunani mengambil inisiatif menyerang duluan, bahkan langsung unggul cepat pada menit ke-7. Gelandang Giorgios Karagounis yang sukses mencuri bola dari kaki Paulo Ferreira lantas berlari menuju kotak penalti Portugal. 

Karagounis kemudian melepaskan tembakan spekulasi dari luar kotak penalti. Bola menyusur tanah dan meluncur mulus ke gawang Portugal tanpa bisa dihentikan oleh kiper Ricardo Pereira. 

Setelah gol itu, Yunani masih sempat beberapa kali menebar ancaman melalui duet penyerang Zisis Vryzas dan Angelos Charisteas. Portugal baru bisa keluar dari tekanan memasuki menit ke-20. 

Gelandang Manuel Rui Costa mendapat peluang emas untuk menyamankan kedudukan pada menit ke-26. Dia berdiri bebas dan terkawal saat menyundul bola, tapi arahnya malah melenceng dari sasaran. 

Kebuntuan Portugal pun berlanjut hingga turun minum, sehingga memaksa pelatih Luiz Felipe Scolari memutar otak. Dia lantas menarik keluar Rui Costa dan Simao Sabrosa untuk memasang Deco Souza dan Ronaldo di babak kedua. 

Hasilnya, Ronaldo 'memudahkan' usaha Yunani untuk menggandakan keunggulan. Ia melanggar Giorkas Seitaridis di kotak terlarang dan wasit legendaris Pierluigi Collina langsung menunjuk titik putih pertanda hukuman penalti. 

Gelandang Angelos Basinas yang maju sebagai algojo sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Yunani kini memimpin 2-0 atas tuan rumah Portugal. 

Tertinggal dua gol, Portugal berusaha bangkit, tapi pergerakan striker Pedro Pauleta sudah kadung dimatikan oleh barisan pertahanan Yunani yang dipimpin bek jangkung Traianos Dellas. 

Portugal baru bisa mencetak gol hiburan dan menipiskan kekalahan malam itu pada injury time, tepatnya menit ke-90+3. Cristiano Ronaldo seolah ingin menebus dosa sekaligus mengukir gol debut untuk Selecao.

Pemuda berusia 19 tahun itu menyundul bola hasil umpan silang matang dari Luis Figo. Dia dengan sigap mengambil si kulit bulat dan cepat-cepat menaruhnya di tengah lapangan sembari berharap waktu masih cukup. 

Sayang, kebangkitan Portugal sudah terlambat. Wasit meniup peluit panjang tak sampai semenit kemudian dan memastikan kemenangan Yunani dengan skor tipis 2-1 dalam laga pembuka Euro 2004.

"Sejujurnya kami tidak pantas kalah. Yunani cuma punya dua peluang emas, tapi dua-duanya malah berbuah gol," ujar Luis Figo meluapkan kekecewaan selepas laga dikutip dari BBC Sport.

Singkat cerita, kedua negara kembali bentrok di final Euro 2004. Portugal berharap bisa revans, tapi Dewi Fortuna rupanya lebih berpihak kepada Yunani, yang kebetulan memang dikenal dengan julukan Negeri 1000 Dewa. 

Gol tunggal Angelos Charisteas melalui ayunan kepala menyambar sepak pojok Angelos Basinas pada menit ke-57 sudah cukup untuk memaksa seorang Cristiano Ronaldo muda banjir air mata dan menangis tersedu-sedu usai laga.

Momen tangisan Ronaldo ini termasuk ikonik dan kerap diperbincangkan oleh para penikmat sepak bola. Sebuah debut yang terasa manis dan pahit bagi sang legenda. 

Susunan Pemain Portugal vs Yunani:

Portugal (4-5-1): 1-Ricardo; 2-Paulo Ferreira, 4-Andrade, 5-Couto, 3-Rui Jorge; 7-Figo, 6-Costinha (21-Nuno Gomes 65'), 10-Rui Costa (20-Deco 45'), 18-Maniche, 11-Simao (17-Ronaldo 45'); 9-Pauleta
Cadangan: 12-Quim, 22-Moreira, 8-Petit, 13-Miguel, 14-Nuno Valente, 16-Carvalho, 19-Tiago, 23-Postiga
Pelatih: Luiz Felipe Scolari (Bra) 

Yunani (4-4-2): 1-Nikopolidis; 2-Seitaridis, 5-Dellas, 19-Kapsis, 14-Fyssas; 8-Giannakopoulos (11-Nikolaidis 68'), 7-Zagorakis, 6-Basinas, 20-Karagounis (21-Katsouranis 47'); 15-Vryzas, 9-Charisteas (22-Papadopoulos 74').
Cadangan: 12-Chalkias, 13-Katergiannakis, 3-Venetidis, 4-Dabizas, 10-Tsiartas, 16-Kafes, 17-Georgiadis, 18-Goumas, 23-Lakis
Pelatih: Otto Rehhagel (Jer) 

Stadion: Do Dragao (48.761) 
Gol: Ronaldo 90+3'/Karagounis 7', Basinas 51' pen. 
Wasit: Pierluigi Collina (Ita) 
Kartu Kuning: Costinha, Pauleta/Karagounis, Seitaridis
Kartu Merah:-

Berita Terkait