PBSI Angkat Bicara Usai Banyak Wakilnya Kandas Lebih Cepat di Olimpiade Paris 2024
Kamis, 01 Agustus 2024, 22:52 WIB

Kabid Binpres PP PBSI, Ricky Soebagja, mengungkap kecewaan terhadap hasil jeblok di Indonesia Open 2024.-PBSI-
DailySports.ID - PBSI akhirnya angkat bicara seiring wakil-wakil Indonesia mengalami gugur berjamaan di cabor bulutangkis Olimpiade Paris 2024, Kamis (1/8/2024).
Indonesia kembali gagal mengirim wakilnya ke semifinal cabor bulutangkis Olimpiade Paris. Ganda putra andalan, Fajar Alfian/Rian Ardianto, keok dari 'bocil kematian' China, Liang Weikeng/Wang Chang.
Fajar/Rian kalah dengan skor 22-24 dan 20-22. Pertandingan di Porte de la Chapelle Arena, Kamis (1/8/2024) sendiri berjalan sengit. Kedua saling kejar-kejaran poin 5-5.
Namun selanjutnya Liang/Wang meraup enam poin beruntun untuk menutup interval dengan keunggulan 11-5. Fajar/Rian kemudian bangkit usai rehat.
Mereka berhasil menyusul skor menjadi 17-17 dan menempel ketat sampai 20-20, sehingga terjadi deuce. Dalam laga penentuan ini, Fajar/Rian selalu kalah dengan skor akhir 22-24.
Di gim kedua, Fajar/Rian coba memperbaiki peformanya. Mereka sempat memimpin 5-2, tapi Liang/Wang juga tidak tinggal diam lalu berhasil mengejar 15-15.
Duel ketat terus terjadi hingga 18-18, lalu Liang/Wang meraup dua poin untuk unggul 20-18, namun Fajar/Rian ngotot untuk memaksakan deuce dengan meraih dua poin selanjutnya, sehingga skor menjadi 20-20.
Namun Liang/Wang meraup dua poin selanjutnya untuk memastikan kemenangan 20-22 atas Fajar/Rian.
Sebelumnya, wakil Indonesia di cabang olahraga bulutangkis juga sudah banyak yang rontok di fase grup.
Mulai dari ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, hingga Jonatan Christie dan Anthony Ginting dari sektor tunggal putra.
PBSI Angkat Bicara
Kekalahan ini membuat PBSI angkat bicara. Kabid Binpres Ricky Subagja memberikan evaluasi terkait wakil-wakil Indonesia yang gagal lolos dari fase grup Olimpiade Paris 2024.
“Beginilah Olimpiade dengan semua atmosfernya yang memang berbeda dengan turnamen lain. Beban dan tekanan besar akan dirasakan semua atlet," kata Ricky dikutip dari laman resmi PBSI.
"Siapa yang siap secara mental dan bisa mengatasi rasa takut, rasa gugup dan demam panggung itulah yang akan menang. Berbicara skill dan teknis semua sudah sama,” ulasnya.
“Bukan hanya kemenangan kepada lawan tapi kemenangan atas pikiran-pikiran mereka sendiri. Itulah yang sangat membedakan. Siapa yang bisa menentukan? Ya atlet itu sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu menyoroti permainan dan daya juang para atlet di lapangan.
“Kecuali (penampilan) Ginting, saya melihat kekalahan ini karena tidak bisa mengeluarkan permainan terbaik."
"Sementara secara persiapan kalau saya rasa sudah benar-benar maksimal, tapi secara di lapangan belum keluar secara maksimal,” tukasnya.