https://cafesguilis.com/producto/https://versalitaestudio.com/sobre-nosotros/kadinkabbandung.orghttps://conilplayamar.com/propiedad/https://haveone.it/shop/https://www.jomaportes.com/contacto/https://svemarche.eu/https://www.nativehotels.org/en/https://www.ritchiehill.com/gallery
slot gacor slot gacor resmi https://lpm.uki.ac.id/
1 Yazan Al Bawwab: Berada di Olimpiade Paris dan Mengucapkan Kata Palestina Adalah Sebuah Kemenangan

Yazan Al Bawwab: Berada di Olimpiade Paris dan Mengucapkan Kata Palestina Adalah Sebuah Kemenangan

Yazan Al Bawwab: Berada di Olimpiade Paris dan Mengucapkan Kata Palestina Adalah Sebuah Kemenangan

Yazan Al Bawwab: Berada di Olimpiade Paris dan Mengucapkan Kata Palestina Merupakan Sebuah Kemenangan--Middle East Online (Meo)

DailySports.ID –  Baru-baru ini Yazan Al Bawwab yang merupakan seorang atlet renang asal Palestina mengatakan bahwa dengan menyebut kata ‘Palestina’ dan mengibarkan bendera negaranya sudah dianggap sebagai sebuah pencapaian atau kemenangan bagi dirinya.

Seperti diketahui, pemuda berusia 24 tahun itu akan menjadi pembawa bendera tim Palestina pada upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024.

“Berada di Paris untuk mengibarkan bendera Palestina dan mengucapkan kata ‘Palestina’ sudah merupakan sebuah kemenangan,” kata Yazan Al Bawwab dilansir dari Bernama pada Jumat, (26/7/2024).

Al Bawwab akan bertanding dalam kompetisi kategori gaya punggung 100 meter putra di turnamen tersebut.

“Bagi warga Palestina manapun, tidak masalah Anda berenang atau bagaimana Anda berlaga dalam kompetisi, sebab berada di sini (Paris, Prancis) merupakan sebuah kemenangan,” paparnya lagi.

Menurut keterangan Al Bawwab, ayahnya juga memiliki mimpi menjadi seorang perenang, tetapi setelah meninggalkan Palestina di usia muda, beliau malah menghadapi kesulitan, termasuk harus tidur di jalan yang membuatnya sulit untuk mengejar mimpinya.

Al Bawwab pun kini melanjutkan impian ayahnya dengan mengejar karir di dunia renang.

Kendati begitu, Al Bawwab juga pernah mengalami masa-masa sulit lantaran dia harus bekerja keras untuk biayai diri sendiri agar bisa meneruskan impiannya dan juga mimpi sang ayah.

“Saya mengalami masa-masa yang sangat sulit. Saya harus bekerja keras untuk membiayai diri sendiri agar bisa berenang,” tuturnya.

Hal tersebut membuatnya harus berlatih selama 10 jam dalam seminggu.

Namun sejak bergabung dengan kamp pelatihan di Paris, ia telah mengandalkan durasi latihannya menjadi 20 jam dalam seminggu sebagai persiapan untuk Olimpiade Paris 2024.

“Kali ini saya bisa melakukannya lebih baik daripada di Tokyo,” paparnya.

Dalam keterangan tambahannya, dia mengaku bahwa banyak atlet yang berasal dari Gaza dan Tepi Barat memiliki semangat besar untuk mengejar impian mereka meskipun sedang dilanda berbagai kesulitan.

“Saya mengenal banyak atlet di jalur Gaza dan Tepi Barat yang memiliki gairah terhadap olahraga dan terus berjuang meraih mimpi mereka meskipun sedang menghadapi kesulitan,” terangnya.

“Sebagai seorang Palestina, ketika kita memiliki gairah, kita akan terus mengejarnya, bahkan ketika segala sesuatunya tampak tertutup bagi kita,” pungkas Al Bawwab.

Berita Terkait