Dani Pedrosa Kenang Insiden dengan Marco Simoncelli, dari Amarah Jadi Belajar Memaafkan
Selasa, 23 Juli 2024, 17:15 WIB

Dani Pedrosa Mengenang Insiden dengan Marco Simoncelli yang Bermula Amarah Menjadi Belajar Memaafkan-insellacom-
DailySports.ID - Dunia MotoGP sempat dikejutkan dengan insiden dramatis di Sirkuit Le Mans, Prancis pada tahun 2011, di mana Dani Pedrosa dan Mendiang Marco Simonceli terlibat kecelakaan fatal di putaran ke-18 kala itu.
Saat itu keduanya tengah bersaing untuk memperebutkan posisi terdepan, Simoncelli yang berusaha menyalip kala itu menyenggol Pedrosa, lantas menyebabkan kedua pembalap tergelincir dan terperosok di atas gravel.
Akibatnya Pedrosa mengalami cedera patah tulang yang memerlukan dirinya untuk beberapa kali operasi dan memaksanya untuk absen dalam sesi balap berikutnya.
Lantas cedera yang dialami Pedrosa merusak serangkaian dirinya untuk meraih gelar juara dunia yang saat itu sedang ia pimpin, di sisi lain Simoncelli harus dikenai penalti serta ditanggung penjelasannya kepada Race Director MotoGP.
Dampak fisik dan emosional dari insiden itu sangat besar bagi Pedrosa, rasa amarah dan kecewa tampak terhadap Simoncelli yang membuatnya enggan berjabat tangan dengan rivalnya itu.
Dalam wawancaranya bersama Motosan, The Little Samurai julukan bagi Pedrosa berbagi kenangan masa-masa sulitnya berjuang keras saat itu dengan amat jelas.
"Saya mengalami bagian terburuknya, yaitu patah tulang selangka dan harus menjalani operasi saya sebanyak dua atau tiga kali," ungkap Pedrosa.
"Saya juga melewatkan tiga balapan penting saya, oleh karena itu saya membuang harapan saya pada kejuaraan dunia yang telah saya pimpin itu jauh-jauh," tambahnya.
Sementara itu beberapa bulan kemudian pada MotoGP Malaysia masih dalam tahun yang sama 2011 di Sirkuit Internasional Sepang, terjadi insiden kelam Marco Simoncelli yang telah mengalami kecekalaan fatal sampai merenggut nyawanya.
Lantas sepeninggalan Simoncelli menjadi momen refleksi yang amat mendalam bagi Pedrosa, yang membuatnya menjadi belajar memaafkan meskipun rasa amarah masih membekas di dalam lubuk hatinya.
"Kita semua pernah melakukan kesalahan, namun hal yang terpenting adalah belajar ketika kita gagal dalam menyikapi sesuatu. Dari sana kita bisa merenenungkan dan apabila waktu itu ada kesempatan, sudah pasti saya akan memaafkannya," jelas Pedrosa.
"Pada saat itu saya berusaha untuk berdiri sendiri dan sangat sulit untuk memaafkanya, namun dalam hal ini saya tidak punya cukup waktu untuk kembali karena sayangnya dia telah meninggal dunia," tambahnya.
Meskipun begitu Dani Pedrosa juga menungkapkan bahwa ia adalah salah satu pembalap yang pertama mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Simoncelli setelah kecelakaan tragis tersebut.
Dirinya sadar meskipun memiliki rasa kemarahan dan kekecewaan berat pada akhirnya ada rasa ingin berdamai dengan masa lalunya.