Sejarah Bola Hari Ini, Skuat Bertabur Bintang Real Madrid Rengkuh Juara Piala Interkontinental 1998
Minggu, 01 Desember 2024, 04:38 WIB

Raul Gonzalez menjadi penentu kemenangan Real Madrid di Piala Interkontinental 1998.-Twitter @realmadrid-
DailySports.ID - Real Madrid sejatinya merupakan raksasa di dunia sepak bola, tapi sempat tertidur panjang selepas meraih enam titel Liga Champions era 1950-1960-an.
Hibernasi Los Blancos alias Si Putih baru benar-benar berakhir saat kembali merajai Liga Champions menjelang pergantian milenium. Tonggaknya adalah edisi 1998 ketika mereka sukses mengantongi trofi ketujuh usai menekuk Juventus di final.
Status jawara Liga Champions memberikan mereka kesempatan menjajal kampiun Copa Libertadores di Piala Interkontinental guna menentukan tim mana yang lebih layak menjadi Raja Dunia.
Real Madrid yang bermaterikan bintang-bintang top multinasional sekaliber Fernando Redondo (Argentina), Roberto Carlos (Brasil), Clarence Seedorf (Belanda), plus Si Anak Emas, Raul Gonzalez (Spanyol), menghadapi Vasco Da Gama.
Pelatih Real Madrid kala itu, Guus Hiddink, mengusung taktik yang tergolong tak biasa dengan memasang trio Fernando Hierro, Manuel Sanchis, dan Fernando Sanz sebagai bek tengah. Carlos dan Christian Panucci bertugas di pos sayap.
Perjudian Hiddink rupanya berbuah manis karena keberadaan tiga bek sentral mampu membatasi ruang gerak duet striker Vasco Da Gama, yakni Donizete dan Luizao. Tembok kokoh ini membuat gawang Real Madrid steril hingga turun minum.
Sebaliknya, Real Madrid berhasil membuka skor melalui gol bunuh diri gelandang Vasco Da Gama, Nasa, pada menit ke-25.
Maksud hati ingin menghalau tendangan spekulasi Roberto Carlos menggunakan kepala, tapi bola malah meluncur ke gawang sendiri.
Di waktu jeda babak, Hiddink meminta para pemain Real Madrid untuk lebih ganas menyerang dan menambah keunggulan dari kaki atau kepala sendiri, bukan blunder lawan yang berujung gol bunuh diri seperti 45 menit pertama.
“Saya menegaskan kepada mereka agar menyarangkan gol sendiri, bukan pemberian lawan. Sangat berbahaya bila membiarkan Vasco Da Gama mengembangkan permainan di babak kedua,” ujar pria berpaspor Belanda itu.
Awalnya, Real Madrid tampak belum benar-benar meresapi penyataan Hiddink dan cenderung membiarkan Vasco Da Gama mendominasi laga.
Serbuan kubu lawan lantas berakibat gol penyeimbang lewat tembakan voli Juninho Pernambucano pada menit ke-56.
Namun, Los Blancos enggan melepas peluang merajai dunia begitu saja. Serangan-serangan balasan dibangun dengan rapi sampai berakhir gol penentu kemenangan berkat kejeniusan Raul, yang sebetulnya tampil loyo hampir sepanjang laga.
Penyandang nomor punggung tujuh itu secara brilian mengecoh dua pemain lawan dengan gocekan lalu menembak bola tanpa kesulitan melewati kiper Vasco Da Gama, Germano, empat menit sebelum bubaran.
"Kami kalah karena membiarkan pemain Real Madrid mengembangkan permainan di babak pertama. Barisan depan juga kurang banyak bergerak," ujar pelatih Vasco Da Gama, Antonio Lopes, usai laga.
Jadilah Real Madrid merajai dunia untuk kedua kali setelah edisi 1960 sekaligus membuyarkan rencana pesta Vasco Da Gama merayakan hari jadi klub ke-100 dengan trofi Piala Interkontinental 1998.