Paulo Fonseca Sentil Pemain AC Milan: Tidak Ada yang Lebih Besar dari Klub!
Sabtu, 19 Oktober 2024, 18:20 WIB

Paulo Fonseca Sentil Pemain AC Milan: Tidak Ada yang Lebih Besar dari Klub!-x/centraldaitalia-
DailySports.ID - Paulo Fonseca sang pelatih AC Milan tak bisa menahan amarahnya usai menerima kekalahan dari Fiorentina sekaligus tidak segan-segan mengkritik para pemainnya, tanpa peduli dengan reputasi atau status mereka di tim.
Dalam konferensi persnya pada Jumat, (18/10/24) sang pelatih menyatakan kekecewaannya yang mendalam, terutama setelah kekalahan 2-1 di Fiorentina, yang memperparah luka setelah kekalahan 1-0 dari Bayer Leverkusen di Liga Champions.
Namun, yang membuat Fonseca benar-benar marah bukan hanya hasil akhir, melainkan cara timnya tampil di lapangan.
Pada laga tersebut Theo Hernandez dan Tammy Abraham gagal mengeksekusi penalti, sementara Fonseca dengan tegas mengatur bahwa Christian Pulisic seharusnya menjadi eksekutor utama.
Keputusan untuk mengubah penendang penalti di lapangan membuatnya bingung dan kecewa.
"Christian Pulisic adalah pilihan utama untuk penalti, dan saya tidak mengerti mengapa itu berubah," keluh Fonseca seperti dikutip dari Reuters.
Situasi pun makin memburuk ketika Hernandez dikeluarkan dari lapangan karena berdebat dengan wasit. Akan tetapi Fonseca merasa sedikit lega, karena adanya jeda internasional memberi waktu baginya untuk meredakan emosi sebelum kembali berhadapan dengan para pemainnya yang bandel.
"Saya sangat marah setelah kekalahan lawan Fiorentina, dan jeda internasional ini memberi saya waktu untuk menjauh dari semua itu."
"Kami hanya memiliki beberapa pemain yang tersisa untuk masih bisa latihan dan para pemain yang membela timnas baru kembali kemarin. Kami sudah berbicara tentang apa yang terjadi di Fiorentina dan sekarang fokus kami adalah pada Udinese," ungkapnya.
Meskipun timnya sedang berada di posisi keenam di klasemen sementara Serie A dan tertinggal lima poin dari pemuncak klasemen Napoli, terlebih juga kalah dalam dua pertandingan di Liga Champions, Fonseca tidak akan lari dari masalah.
"Saya tidak akan menutup mata terhadap masalah. Jika ada masalah, kita hadapi bersama."
"Saya tidak peduli dengan nama besar seorang pemain. Jika ada yang salah, saya akan berbicara langsung kepadanya, baik secara pribadi maupun di depan tim. Bagi saya, tidak ada pemain yang lebih penting daripada tim. Siapa pun yang membuat kesalahan harus mengambil tanggung jawab. Dan jika ada pemain yang tidak mematuhi semangat tim ini, saya akan kesulitan bekerja dengannya," tuturnya.
Fonseca juga menanggapi kritik yang menyebut dirinya telah kehilangan kendali atas ruang ganti I Rossoneri.
Tanpa bertele-tele, ia menyatakan bahwa dirinya tidak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun. Baginya, kepemimpinan tidak berarti harus tampil atau terlihat mengesankan, melainkan menjaga integritas dan konsistensi sejak hari pertama.
"Saya bukan aktor, saya tidak perlu berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan saya. Saat ini, banyak orang ingin terlihat menonjol, tapi saya bukan tipe seperti itu. Tanyakan saja kepada para pemain, apakah saya selalu seperti ini atau tidak," pungkasnya.
Terpantau, Paulo Fonseca sampai saat ini belum mampu membawa AC Milan ke jalur positif, justru ia menorehkan rekor negatif jika dibandingkan pelatih I Rossoneri dalam 10 tahun terakhir.
Artinya, dalam sembilan pertandingan yang telah dijalani, ia hanya mencatatkan tiga kemenangan, dua kali imbang, dan empat kekalahan, atau rata-rata 1,22 poin per pertandingan.
Mengutip dari SkySports, rata-rata 1,22 poin per pertandingan ini, menjadi yang terrendah jika dibandingkan dengan rata-rata poin setiap pelatih AC Milan dalam 10 tahun terakhir.
Terhitung sejak Filippo Inzaghi hingga kini era Paulo Fonseca, ada tujuh pelatih yang menangani AC Milan dalam 10 tahun terakhir.
Sebelumnya, Marco Giampaolo yang hanya memimpin I Rossoneri dalam tujuh pertandingan dan menjadi yang terburuk dengan rata-rata hanya 1,29 poin.
Filippo Inzaghi memiliki catatan sedikit lebih baik dibanding Marco Giampaolo, yaitu 1,38 poin dalam 40 pertandingan di bawah kepemimpinannya.
Vincenzo Montella yang memimpin dalam 64 laga diikuti Gennaro Gattuso yang menjadi penggantinya dan memimpin AC Milan dalam 83 laga, memiliki rata-rata yang sama 1,75 poin.
Catatan Vincenzo Montella dan Gennaro Gatuso ini hanya berbanding tipis dengan rata-rata poin milik mendiang Sinisa Mihajlovic, yaitu 1,76 poin dalam 38 laga.
Pelatih AC Milan dengan rata-rata poin tertinggi dalam 10 tahun terakhir adalah Stefano Pioli, yang memimpin dalam 240 laga pada periode Oktober 2019 hingga Mei 2024, dengan rata-rata 1,88 poin.