Graham Potter Ungkap Kekecewaan Setelah Dipecat Chelsea: Saya Tidak Diperlakukan Secara Adil
Jumat, 27 September 2024, 21:45 WIB

Graham Potter Ungkap Kekecewaan Setelah Dipecat Chelsea: Saya Tidak Diperlakukan Secara Adil-@chelseafc-
DailySports.ID - Graham Potter setelah sekian lama memilih diam, akhirnya angkat bicara tentang pemecatannya dari kursi pelatih Chelsea. Ia mengungkapkan kekecewaannya dan merasa bahwa keputusan kala itu untuk memecatnya tidak adil.
Kejadian tersebut mengakhiri perjalanan singkatnya di Stamford Bridge, yang dimulai dengan harapan besar tetapi berakhir dengan penuh tekanan.
Pada September 2022, Graham Potter resmi diangkat sebagai manajer Chelsea, menggantikan Thomas Tuchel yang lebih dulu diberhentikan.
Langkah ini menarik perhatian karena Chelsea harus merogoh kocek hingga £20 juta atau sekitar Rp 320 milliar untuk membayar kompensasi kepada Brighton, klub yang saat itu dilatih Potter.
Kendati, Ia juga diberi kontrak lima tahun yang menunjukkan keyakinan manajemen Chelsea terhadap kemampuannya.
Namun, kenyataan tak seindah harapan. Hanya delapan bulan setelah penunjukkannya, Todd Boehly memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan Potter.
Meski setelah itu ada beberapa tawaran melatih yang datang kepadanya, Potter memilih untuk tidak buru-buru mengambil pekerjaan baru. Hingga kini, ia masih belum kembali melatih tim manapun.
Akhirnya Angkat Bicara: Saya Bertanggung Jawab, Tapi Pemecatan Bukan Solusi Tepat
Dalam wawancaranya dengan The Telegraph, Potter akhirnya berbicara mengenai pemecatannya dari Chelsea pada 2023 lalu. Ia tidak mengelak bahwa hasil yang diraih Chelsea di bawah kepemimpinannya memang tidak memuaskan.
"Saya sepenuhnya bertanggung jawab atas hasil yang didapat tim," ujarnya.
Namun, Potter menegaskan bahwa masalah yang dihadapi Chelsea jauh lebih rumit daripada sekadar hasil buruk di lapangan.
Menurutnya, manajemen klub mengambil jalan pintas dengan memecat pelatih alih-alih mencoba memperbaiki akar masalah yang sebenarnya.
"Solusi paling mudah saat itu adalah memecat pelatih. Menurut mereka, pelatih adalah masalah utama. Sikap mereka mungkin tidak sepenuhnya salah, tapi saya bisa bilang itu juga bukan keputusan yang sepenuhnya tepat," tambah Potter.
Pemecatan Potter hanyalah awal dari pergantian pelatih yang berkelanjutan di Chelsea. Dalam satu tahun terakhir, klub yang bermarkas di Stamford Bridge ini telah mengalami beberapa kali pergantian pelatih.
Frank Lampard kembali diangkat sebagai pelatih sementara setelah kepergian Potter, diikuti oleh Mauricio Pochettino yang mengambil alih di musim panas. Sampai akhirnya Enzo Maresca kini dipercaya menjadi pelatih The Blues.
Potter sendiri adalah pelatih pertama di era kepemimpinan Todd Bohley dan Clearlake Capital, konsorsium yang mengambil alih Chelsea pada 2022.
Sebagai pelatih pertama di era baru tersebut, Potter ditugaskan untuk membangun kembali tim yang sedang mengalami masa transisi setelah klub menghabiskan lebih dari £500 juta atau sekitar Rp 8 triliun dalam dua jendela bursa transfer.
Namun, di bawah arahannya Chelsea hanya mampu memenangkan tujuh dari 22 pertandingan di Liga Premier Inggris.
Kekalahan-kekalahan yang menumpuk akhirnya membuat Potter kehilangan pekerjaannya, bahkan sebelum ia sempat memimpin Chelsea dalam laga penting melawan Real Madrid di perempat final Liga Champions.
Potter mengakui bahwa pemecatan tersebut meninggalkan rasa frustrasi yang mendalam. Ia juga menambahkan bahwa meskipun ia tidak menyesali keputusannya untuk menerima tawaran Chelsea, ada rasa marah dan kecewa yang muncul ketika seseorang kehilangan pekerjaannya.
"Saya telah bekerja sangat keras untuk mendapatkan kesempatan ini. Ketika Anda kehilangan pekerjaan, ada perasaan frustrasi, kemarahan, dan sedikit kepahitan," tuturnya.
Salah satu aspek yang membuat kepemimpinan Potter di Chelsea penuh tantangan adalah pembelian pemain besar-besaran oleh klub.
Pada Januari 2023, Chelsea mengeluarkan dana sekitar 300 juta Euro atau sekitar Rp 4,8 triliun untuk mendatangkan sejumlah pemain bintang, termasuk Enzo Fernandez, Mihailo Mudryk, Benoit Badiashile, dan Noni Madueke.
"Jika anda menghabiskan 300 juta Euro, tekanan untuk meraih hasil langsung meningkat," katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa rekrutan-rekrutan baru yang didatangkan dari luar Liga Premier Inggris membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Menurutnya, kesabaran adalah hal yang penting dalam situasi seperti ini.
Selain tekanan akibat pembelian pemain besar-besaran, suasana di dalam klub juga dilaporkan tidak ideal.
Laporan dari The Athletic menyebutkan bahwa pada saat itu, skuat Chelsea terlalu padat sehingga beberapa pemain harus berganti pakaian di koridor dan duduk di lantai selama rapat tim.
Setelah pemecatannya, Potter sebenarnya mendapatkan beberapa tawaran untuk melatih, salah satunya dari klub raksasa Belanda, Ajax. Namun, Potter menolak tawaran tersebut pada Mei 2023 karena merasa itu bukan peluang yang tepat baginya.
Selain itu, Potter juga disebut-sebut sebagai calon kuat untuk menggantikan Gareth Southgate sebagai pelatih tim nasional Inggris setelah memutuskan pensiun usai Euro 2024.
Biarpun begitu, hingga kini masa depan Potter masih menjadi perbincangan dan ia masih mempertimbangkan langkah selanjutnya dalam kariernya.