https://cafesguilis.com/producto/https://versalitaestudio.com/sobre-nosotros/kadinkabbandung.orghttps://conilplayamar.com/propiedad/https://haveone.it/shop/https://www.jomaportes.com/contacto/https://svemarche.eu/https://www.nativehotels.org/en/https://www.ritchiehill.com/gallery
slot gacor slot gacor resmi https://lpm.uki.ac.id/
1 Sejarah Bola Hari Ini, Bukti Sahih Kehebatan Gli Immortali AC Milan Era Awal 1990-an

Sejarah Bola Hari Ini, Bukti Sahih Kehebatan Gli Immortali AC Milan Era Awal 1990-an

Sejarah Bola Hari Ini, Bukti Sahih Kehebatan Gli Immortali AC Milan Era Awal 1990-an

AC Milan merayakan keberhasilan menjuarai Piala Super Eropa 1990.-AC Milan-

DailySports.ID - Tahun-tahun pergantian dekade 1980 ke 1990-an meninggalkan kenangan indah bagi pendukung AC Milan, di mana klub kebanggaan mereka menjadi momok buat setiap lawan. Entah itu di Liga Italia maupun Liga Champions

Saking menakutkannya, skuat AC Milan kala itu sampai dijuluki Gli Immortali alias Tim Abadi. Bisa dimaklumi lantaran amunisi Si Merah-Hitam berisikan gabungan pemain lokal dengan tiga bintang top asal Belanda, Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten. 

Khusus Liga Champions, AC Milan kampiun dua edisi beruntun (1989, 1990), sehingga berhak mengikuti ajang lanjutan berupa Piala Super Eropa secara berturut-turut pula.

Hebatnya, kedua kesempatan itu sukses berujung trofi. Sebuah catatan fenomenal yang belum bisa terulang hingga kini.

Sepanjang sejarah, terdapat enam tim penyandang rekor tampil secara beruntun di Piala Super Eropa selain AC Milan, yaitu Bayern Munchen, Liverpool, Nottingham Forest, FC Porto, Sevilla, dan Chelsea.

Namun, cuma AC Milan satu-satunya tim yang mampu menyapu bersih trofi Piala Super Eropa dua tahun berurutan.

Selebihnya selalu gagal, entah sekali juara atau malah keok sama sekali seperti Bayern (1975, 1976), Porto (2003, 2004), Chelsea (2012, 2013), dan Sevilla (2014, 2015, 2016).

Pada edisi 1989, AC Milan menekuk Barcelona dengan agregat skor 2-1 (Piala Super Eropa menggunakan sistem kandang-tandang sampai 1998).

Berselang setahun kemudian, sejarah itu tercipta saat meladeni tim senegara, Sampdoria, selaku jawara Piala Winners 1990.

Bertindak sebagai tamu terlebih dulu, AC Milan memetik hasil imbang 1-1 di Stadion Luigi Ferraris. Situasi ini menguntungkan karena Ruud Gullit dkk. dipastikan bakal tampil ofensif saat berpredikat tuan rumah di San Siro.

Benar saja. AC Milan mengurung pertahanan Sampdoria di leg II. Gullit membawa timnya unggul semenit sebelum turun minum lewat sontekan ringan di muka gawang membelokkan arah bola sundulan Paolo Maldini dalam situasi sepak pojok.

AC Milan semakin bersemangat menambah gol di babak kedua. Rijkaard menggandakan skor pada menit ke-76 melalui sepakan akurat dari sudut sempit meneruskan operan lambung nan cantik Roberto Donadoni.

Keunggulan dua gol tanpa balas Milan atas Sampdoria bertahan hingga bubaran. Kubu tuan rumah pun berhak menaiki podium juara dan berpesta merayakan momen bersejarah di malam itu.

Berita Terkait