Jelang Real Madrid vs AC Milan di Liga Champions 2024/25, Alvaro Morata Masih Mencari Ketajaman

Jelang Real Madrid vs AC Milan di Liga Champions 2024/25, Alvaro Morata Masih Mencari Ketajaman

Faktor taktik membuat mengurangi peran Morata dalam hal mencetak gol-x/@goal-

DailySports.ID - Real Madrid akan meladeni AC Milan dalam lanjutan Liga Champions. Penyerang Rossoneri Alvaro Morata masih saja tumpul di lini depan dan belum tunjukan produktivitas golnya.

Sebagai pengganti Olivier Giroud yang meninggalkan Milan setelah mencatatkan 49 gol dalam 132 pertandingan di semua kompetisi, Morata sejauh ini baru mampu mencetak dua gol dalam 11 penampilan awalnya dengan seragam Rossoneri. 

Produktivitas ini tentu masih jauh dari yang diharapkan, baik oleh klub maupun para penggemar. Dengan hanya dua gol tersebut, kontribusi Morata tampak kurang menggigit dan menimbulkan perbandingan dengan Giroud yang berhasil mempertahankan standar gol yang tinggi selama berseragam Milan.

Salah satu penyebab utama ketidakefektifan Morata dalam mencetak gol adalah perannya yang lebih banyak beroperasi di luar kotak penalti lawan. 

Berdasarkan analisis dari La Gazzetta dello Sport, Morata rata-rata hanya mendapatkan 3,9 sentuhan per pertandingan di kotak penalti lawan dalam 11 pertandingan awalnya. 

Minimnya sentuhan ini menunjukkan bagaimana posisi Morata sering kali lebih jauh dari gawang yang mengurangi peluangnya untuk mencetak gol.

Ketika dibandingkan dengan Giroud, perbedaan ini semakin mencolok. Dalam musim terakhirnya di San Siro, Giroud mampu mencetak gol setiap 147 menit, menghasilkan 17 gol dari 49 pertandingan di semua kompetisi. 

Angka tersebut menunjukkan betapa pentingnya kehadiran penyerang yang konsisten berada di area kotak penalti sekaligus sesuatu yang saat ini belum bisa diwujudkan oleh Morata.

Kondisi ini diperburuk oleh sistem permainan yang diterapkan pelatih Paulo Fonseca. Taktiknya yang mengandalkan kerjasama tim membuat Morata sering kali harus turun jauh ke tengah lapangan untuk membantu membangun serangan atau bahkan membantu bertahan. 

Hal ini memaksanya berada jauh dari area yang seharusnya menjadi wilayah utamanya, yakni kotak penalti lawan. 

Akibatnya, daya gedor Milan menjadi berkurang dan beban mencetak gol justru berpindah ke pemain lain seperti Christian Pulisic yang sejauh ini menjadi salah satu pemain paling produktif di tim, total 8 gol dari berbagai kompetisi.

Kesulitan Morata dalam menjaga konsistensi mencetak gol sebenarnya bukan hal baru. Di Juventus, dalam dua periode berbeda yang ia jalani, striker berusia 32 tahun ini hanya satu kali mencapai dua digit gol dalam satu musim Serie A. 

Pada musim itu di bawah asuhan Andrea Pirlo, Morata mencetak 11 gol dalam 32 pertandingan liga.

Rekor itu menunjukkan bahwa meskipun Morata memiliki kualitas, ia lebih sering berperan sebagai pemain pendukung dibandingkan penyerang utama yang bisa diandalkan untuk mencetak gol secara reguler.

Saat ini tim asuhan Paulo Fonseca berada di posisi ke-25 pada klasemen Liga Champions. Rossoneri mengumpulkan tiga poin setelah menjalani tiga pertandingan.

Pada laga terakhirnya, Milan berhasil meraih kemenangan di ajang Serie A. Mereka mengalahkan tuan rumah Monza dengan skor 1-0 lewat gol Tijjani Reijnders.

Berita Terkait