Xabi Alonso Balik ke Anfield: Ini Tantangan yang Indah!

DailySports.ID - Xabi Alonso bermain dalam 210 pertandingan untuk Liverpool antara tahun 2004 sampai 2009, dengan momen puncaknya adalah kebangkitan ajaib dalam kemenangan The Reds di final Liga Champions atas AC Milan di Istanbul.

Pria berkebangsaan Spanyol itu mencetak gol ketiga Liverpool dalam tujuh menit untuk menyamakan kedudukan menjadi 3-3 sebelum mereka menang lewat adu penalti.

Alonso yang kini berusia 42 tahun tetap sangat populer di kalangan penggemar Liverpool dan bisa saja berada di bangku cadangan jika keadaan tidak berjalan sesuai rencana.

Musim lalu, setelah keputusan mengejutkan Jurgen Klopp untuk meninggalkan klub, penggemar Liverpool yang telah memperhatikan penampilan luar biasa Alonso di Bayer Leverkusen masih berharap ia bisa menuju Merseyside.

Alonso menepis kabar ketertarikan dari Liverpool serta dari mantan klubnya Real Madrid dan Bayern Munchen untuk tetap bertahan di Leverkusen, yang membuatnya berada di jalur yang tepat untuk meraih gelar liga utama Jerman pertama kalinya.

Dia pun masih berbicara dengan penuh rasa sayang tentang waktunya sebagai pemain di Merseyside dan setelah hasil imbang tanpa gol hari Jumat dengan Stuttgart, ia mengatakan bahwa ia sangat menantikan kepulangannya.

"Liga Champions di Anfield? Tidak ada yang lebih baik dari itu. Pertandingan ini sangat berarti bagi saya. Ini akan menjadi pertandingan besar. Bermain di Liga Champions, di Anfield, sulit untuk merasakan hal yang lebih baik lagi," terangnya.

"Suasananya luar biasa. Liverpool adalah salah satu tim terbaik di Eropa saat ini. Ini tantangan besar, tetapi tantangan yang indah bagi kami," tuturnya menambahkan.

Penyesalan karena kehilangan Alonso kemungkinan besar telah mereda di kalangan penggemar Liverpool, mengingat awal yang mengesankan di bawah asuhan Arne Slot dari Belanda.

Dengan 13 kemenangan dan satu hasil imbang dari 15 pertandingan -- secara resmi merupakan awal terbaik dari setiap manajer baru The Reds -- Slot menempatkan Liverpool di puncak klasemen Liga Primer.

Di Eropa, Liverpool bersama Aston Villa sebagai satu dari hanya dua tim yang menang tiga kali dari tiga pertandingan.

Dalam musim penuh pertamanya sebagai pelatih papan atas, Alonso membawa Leverkusen meraih gelar liga dan piala ganda tak terkalahkan -- yang pertama dalam sejarah sepak bola Jerman -- serta final Liga Europa.

Kekalahan di final itu, kekalahan 3-0 dari Atalanta di Dublin saat Leverkusen kehabisan tenaga, adalah satu-satunya kekalahan mereka dalam 53 pertandingan musim lalu.

Namun Leverkusen sejauh ini kesulitan untuk meniru kepahlawanan musim lalu. Di Bundesliga, mereka telah kehilangan 11 poin dalam sembilan pertandingan, setelah hanya kebobolan 12 gol dalam 34 pertandingan musim lalu.

Masalah Leverkusen terutama terjadi di lini pertahanan, setelah kebobolan 15 gol dibandingkan dengan 24 gol musim lalu.

Situasinya lebih baik di Liga Champions, di mana tim Alonso menang dua kali, termasuk kemenangan dominan atas Milan, dan seri satu kali dari tiga pertandingan mereka.

Dengan Leverkusen mempertahankan sebagian besar pemain mereka, masalahnya tampaknya bukan bakat tetapi keinginan. Gelandang Granit Xhaka sering mempertanyakan kinerja timnya musim ini, dengan Leverkusen sering mengalami kehilangan konsentrasi.

Dengan Liverpool yang tinggal beberapa hari lagi, Leverkusen mungkin akhirnya bisa menghilangkan rasa sakit dari musim lalu. Meskipun kehilangan lebih banyak poin dalam hasil imbang tanpa gol hari Jumat dengan Stuttgart, Leverkusen menyerupai tim yang menang musim lalu.